Langsung ke konten utama

Penderitaan

Azab karena membeli isi pensil mekanik murahan, menyebabkan seorang komikus berjuang keras menghapus pensil di sketsa komiknya. Tak hanya itu, saat penghapus karetnya habis, ia terpaksa memakai penghapus seadanya. Alih-alih membuat kertas menjadi makin bersih, penghapus tak bernama itu malah membuat kertas gambarnya makin kotor.

Penderitaan komikus itu ditambah dengan banyaknya karakter yang harus digambar di tiap halaman. Jika biasanya hanya ada satu atau dua tokoh utama, untuk projek kali ini tokoh utamanya ada enam! Ada enam, saudara-saudara!! Tambah satu karakter lagi, mereka kalau dikumpulin bisa dipake buat manggil dewa naga Shen Lon.

Belum lagi masalah pengurangan jatah halaman yang membuat alur cerita jadi payah. Solusinya ya memasukkan banyak panel dalam satu halaman. Atau memperbanyak narasi yang membuat komik terlalu penuh. Dua-duanya sama-sama menyebalkan.

Projek komik kali ini seperti jatuh cinta dengan orang yang salah, melelahkan. Dan kau tahu apa yang lebih mengejutkan lagi!? Komik ini belum selesai.

Dan seperti sikap orang-orang yang jatuh cinta (terlepas ia tahu entah benar atau salah) dengan orang yang salah, mereka enggan berhenti dan akan terus mencintai. Hingga habis waktu. Hingga jawabannya ketemu. Hingga jadi komik karya terbaru.

Apakah boleh merasa lelah? Boleh. Jika lelah berjalanlah pelan. Apakah boleh menyerah? Tentu saja. Hidup kau suka-suka kaulah.

Namun untuk seorang komikus yang sedang berjuang keras menghapus sketsa pensil itu, berjalan pelan lebih baik daripada berhenti.

Selamat Hari Komik dan Animasi Nasional, bagi yang merayakan.

Mujix
I love you, you love me.
We are happy family.
Ciyee kakak adikkan, ciyeee.
Bogor, 12 Februari 2018

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...