Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Blue Flame

Seberapa sering kamu menemukan komik terjemahan yang merepresentasikan sosok atau kehidupanmu? Aku baru saja menemukan komik tersebut. Judulnya adalah 'Blue Flame: Comic Bomber Early Years'. Seberapa mirip? Baiklah aku akan menjabarkannya khusus untuk kamu. Aku mulai ya. Semua uraian aku ambil dari narasi di komik Blue Flame. Tokoh utama di komik ini ialah pemuda berambut gondrong berusia 19 tahun. Namanya Mayuru Hono. Oke. Sama-sama gondrong, dan ada sedikit sama dalam pelafalan nama dengan 'Mujiyono Sutarno', namun masih sangat lemah jika dianggap mirip. Baiklah lanjut. Mayuru Hono adalah mahasiswa di sebuah universitas seni jurusan  perfilman. Oh tunggu, aku juga kuliah di kampus seni jurusan TV dan Film. Hmm, oke. Namun kurasa masih terlalu dini untuk menyebut komik itu 'relate' dengan hidupku. Mayuru Hono selain menjadi mahasiswa di jurusan film, ia juga berencana menjadi komikus yang tenar dalam waktu dekat. Asem. Komik ini benar-benar mengerikan. Se...

Gaya Gambar Personal?

Beberapa hari yang lalu, aku membuka komisian 'gambar stiker whatsapp personal versi muka kamu' di instastory, dengan mahar 350K, kamu dapat 9 stiker unyu. Jika kamu berminat, boleh PM. Di postingan ini aku tidak membicarakan soal komisian stiker. Di postingan ini aku ingin bercerita soal gaya gambar, yang kebetulan semua kisahnya dimulai dari komisian yang aku bikin. Saat komisian itu aku lempar di Instastory @mujixmujix, nah ada teman yang order, udah aku kerjain sampai selesai. Beberapa hari kemudian, tiba-tiba 'Mak clililuuung', ada yang ngirim stiker dari sang klien di HP-ku, namun muncul dari seorang teman yang lain. Terus dia bilang karakter gambarku sudah kuat banget. Aku berdehem bangga! Tak terlalu lama berselang dari kejadian itu, muncul postingan dari seorang teman di linimasa FB yang isinya tentang, 'ia  resah karena gaya gambarnya dikatain mirip mangaka terkenal oleh netizen!'. Ada juga ya kebetulan semacam itu. Seperti biasa, postingan itu aku...

Belajar Bahasa Prancis

Temenku nulis kalimat ini di grup watsap. Tulisannya berbunyi: 'Alot po est r de untu ye'. Hmm. Artinya apa ya? Aku pikir ia sedang belajar bahasa Prancis. Setelah aku baca ulang dari atas, ternyata itu adalah kalimat bahasa Jawa. Kalimat bahasa Jawa yang disingkat. Kalimat itu berbunyi, 'Alot opo wis ora nduwe untu ya?'. Yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia, 'alot, apa sudah tidak memiliki gigi, ya?'. Ya mereka sedang ngobrol soal dilematika daging kambing untuk para manusia paruh baya. Saat tersadar soal tulisan yang disingkat itu aku merasa geli dan sedih. Geli karena 'salah persepsi' soal bahasa Jawa Prancis, itu lucu sekali. Sedih karena prihatin melihat kurangnya minat untuk belajar berkomunikasi dengan tulisan yang baik dan benar. Seorang komikus tulen harus bisa menggambar dan tentu saja menulis dengan baik. Mengapa? Karena komik adalah media untuk menyampaikan gagasan. Nilai tatanan hidup yang ingin disampaikan pengarang sangat dite...

3000 Perak

Di suatu petang yang sangat syahdu di Jakarta. Aku sedang bercengkrama dengan Mas Mas Gojek menembus macetnya jalan di depan Mall Kota Kasablanca. Mas Gojeknya ramah abis, atau entah sedang bosan dengan laju lalu lintas yang lamban, terus doi nanya. "Wah, Abang ke tukang pijet pasti sedang kecapekan ya?". FYI, terakhir kali aku dipanggil 'abang' saat beli 'Durian Ucok'. "Maksudnya?" Tanyaku mencoba memperjelas keadaan. "Lhaah itu, di aplikasi Abangnya mau turun di Salon dan Spa, gitu. Pasti mau pijet!" Ujarnya dengan terkekeh geli. Oh. Aku baru paham. Tempat dimana aku turun memang sebuah salon dan spa, dan itu aku memilih tempatnya sangat acak. Mau salon kek, mau panti pijet kek, mau rumah mantan kek, selama dekat lokasi tujuan dan tarifnya murah sudah pasti aku jabanin. "Kagaak, Bang. Aku gak mau pijet. Aku mau ke Stasiun Tebet" kataku perlahan. "Hah?" Sang driver heran. "Salon dan Spa itu lokasinya di sebe...