Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

2019

Tahun ini adalah tahun yang berat. Yah, setiap tahun memang berat, tapi tak sedahsyat tahun ini. Awal tahun baru ini aku masih di Bogor. Penyakit burn out ultahku parah sangat. Semua kelelahanku di sepanjang hidup bermuara di tahun 2019. Di tahun ini pula Simbahku berpulang, meninggal sekitar 5 bulan yang lalu. Bersamaan dengan hal tersebut, Mamak dan Bapak pindahan dari Bogor menuju kampung. Ini adalah hajatan yang sangat besar. Energiku terkuras di sini. Semua pekerjaan dan obsesiku hampir tak membuahkan hasil. Atau membuahkan hasil namun tidak sesuai dengan rencana semua. Faktor internal yang rapuh dan dihantam faktor eksternal yang membabi buta, membuatku makin yakin untuk mendaulat tahun 2019 sebagai tahun terberat di dalam hidup. Karirku sebenarnya cukup bagus dan membanggakan. Pendapatan lumayan besar. Sayangnya keadaan keluargaku sedang buruk. Hampir 90% keuanganku habis untuk menambal kebutuhan orang banyak. Terjadi berkali-kali. Terjadi dalam nominal yang besar dan membuat...

Mbah Prapto

Tidak pernah ada sosok Mbah Kakung di dalam kehidupanku. Jadi jika dulu kalian bertanya padaku "Piye rasane nduwe Mbah Kakung?" Paling yo tak jawab "Wah, Ra reti aku, coy! ". "Tapi nek koe tekok pie rasane nduwe wajah tampan berambut kribo, aku iso Njelasne!" Namun tidak dengan sekarang. Karena beberapa peristiwa, aku memiliki 'sosok' yang telah kuanggap sebagai 'Mbah Kakung' sejak beberapa tahun yang lalu. Sosok itu bernama Mbah Suprapto Suryodharmo. *** Di suatu siang yang panas di tahun 2015, hapeku tiba-tiba berbunyi. Saat itu aku yang sedang berada di wedangan Pendopo Sriwedari sedang rapat kecil acara komik bersama Feri dan beberapa teman Komisi Solo. Sudah 10 menit aku menunggu balasan pesan singkat dari Mbah Prapto, seorang kakek-kakek berprofesi sebagai empu tari, performer dan seniman internasional yang sangat di segani di kota Solo. Beberapa saat kemudian hapeku bergetar. "Halo, Mas Mujieks! Ada apakah?" Suara b...

Makhluk Tak Kasat Mata

"BAJINDUL!!! OPO KUI??!!" Aku berteriak panik di dalam hati. Tubuhku gemetar hebat. Bulu roma di sekujur badan berdiri dengan lebat. Nafasku mulai tak beraturan. Tak jauh di depanku berdiri sesosok makhluk ganjil nan asing yang energi keberadaannya memecah keheningan malam di sebuah pertigaan jalan di Kota Bogor. "OPO KUI, CUUKKKK!!!" Aku terus berteriak di dalam hati. Jantungku berdebar sangat keras. Untuk pertama kalinya aku merasakan ketakutan yang sangat pekat. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Baiklah, Ini adalah salah satu cerita pertemuanku yang kesekian kalinya dengan makhluk-makhluk di luar nalar. Dan ini adalah pengalaman yang akan mengubah sudut pandang spiritualku selama ini. Bismillah, Semoga aku bisa menyampaikannya dengan lancar. *** Beberapa puluh menit sebelumnya. Di suatu malam yang penat di kota Bogor. Aku berada di meja gambar, sedang membedah agenda mingguan. Beberapa kegiatan terlaksana dengan baik, beberapa lainnya gatot, alias gagal to...