Langsung ke konten utama

2019

Tahun ini adalah tahun yang berat. Yah, setiap tahun memang berat, tapi tak sedahsyat tahun ini. Awal tahun baru ini aku masih di Bogor. Penyakit burn out ultahku parah sangat. Semua kelelahanku di sepanjang hidup bermuara di tahun 2019.

Di tahun ini pula Simbahku berpulang, meninggal sekitar 5 bulan yang lalu. Bersamaan dengan hal tersebut, Mamak dan Bapak pindahan dari Bogor menuju kampung. Ini adalah hajatan yang sangat besar. Energiku terkuras di sini.

Semua pekerjaan dan obsesiku hampir tak membuahkan hasil. Atau membuahkan hasil namun tidak sesuai dengan rencana semua. Faktor internal yang rapuh dan dihantam faktor eksternal yang membabi buta, membuatku makin yakin untuk mendaulat tahun 2019 sebagai tahun terberat di dalam hidup.

Karirku sebenarnya cukup bagus dan membanggakan. Pendapatan lumayan besar. Sayangnya keadaan keluargaku sedang buruk. Hampir 90% keuanganku habis untuk menambal kebutuhan orang banyak. Terjadi berkali-kali. Terjadi dalam nominal yang besar dan membuat neraca penghasilanku hancur tanpa menyisakan tabungan sepeserpun. Hingga akhirnya di pekerjaan yang kesekian kalinya aku mengalami kelelahan mental.

Benar-benar capek. Dan kabar terburuknya, tidak ada energi kebahagiaan yang masuk di dalam diriku. (Aku merasa) Tak ada satupun yang mencintaiku. Hidupku yang sangat megah bagai kotoran manusia di tahun ini.

Setelah simbah meninggal, dan pindahan dari Bogor, aku mengambil jeda istirahat beberapa bulan. Sebuah jeda di mana aku tidak melakukan apa-apa dan terus menerus berduka. Tidak mencoba untuk bangkit. Tidak mencoba untuk berdiri.  Apalagi berlari. Benar-benar sebuah titik terendah dan terlelah. Lebih buruk dari masa paling buruk di saat aku beranjak dewasa dulu.

Membaca semua ini aku merasa malu. Harusnya kusimpan sendiri. Harusnya aku menjadi orang yang kuat. Harusnya. Namun yah, aku tak sekuat itu, bro! Semua ini aku tanggung sendiri. Tak kuceritakan siapapun! Bisa saja aku tak menulis catatan ini dan membiarkan waktu berlalu.

Namun mungkin aku tidak akan belajar.
Namun mungkin aku akan mengulangi semua kebodohan-kebodohan di masa lalu. Aku menulisnya. Untuk aku baca sendiri. Untuk aku pelajari sendiri.

Setelah ini, aku akan mencoba menjadi manusia yang lebih baik. Dan ajaibnya hingga hari ini aku belum mati. Secara tidak langsung, Tuhan (siapaa atau apapun itu) ingin aku tetap hidup untuk menjalankan cerita yang Ia gariskan.

Dan yeah, cerita hidupku belum selesai. Dalam artian baik dan buruk. Untuk kali ini aku menuliskan keluhan. Namun di lain waktu aku akan lebih sering menulis pujian dan hal-hal baik.

Mujix
It's time to get up
And shine the way
Simo, 30 Desember 2019

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...