Langsung ke konten utama

Tenggorokan dan Duri Ikan

Sore ini ada sebuah benda asing yang nyangkut di tenggorokan. Aku rasa material aneh itu adalah duri ikan lele yang kecil. Rasanya nyeri semacam tertusuk di dalam leher sebelah kiri. Sejak beberapa jam yang lalu aku mencoba mengatasi hal ini dengan beberapa metode. 

Mulai dari mencoba untuk batuk. 
Menelan nasi. Makan pisang.  
Lalu minum air yang banyak. Namun tak ada satupun dari benda-benda itu yang bisa membuat duri tersebut berpindah dari lokasinya. 

Saat ini aku sedang istirahat sejenak dari aktivitasku mengeluarkan duri tersebut. Pikiranku sudah melayang ke mana-mana. Dari opsi yang paling baik,  sampai ke opsi paling buruk. Apalagi setelah sempat googling soal kemungkinan penanganan medis yang harus dijalani jika duri tersebut ternyata menciderai tenggorokan dan mengakibatkan infeksi. It's hard to say it. 

Well,  apapun itu aku hanya bisa berharap semoga benda itu bisa segera teratasi dan tidak menimbulkan luka yang serius. Di sepanjang peristiwa ini aku yang tengah kalut tiba-tiba teringat dengan kutipan Ajahn Brahm. 

Dia bilang, 'Tanyai diri anda,  apakah anda siap menghadapi ketuaan,  kesakitan,  dan kematian? '

Sebuah pertanyaan yang sangat sulit aku jawab. Sebuah quote dramatis ini muncul saat aku keseleg nasi putih dalam ikhtiar mengeluarkan duri tersebut. 

Ketika aku menulis kalimat ini rasa nyeri dan mengganjal di tenggorokan belum usai. Moodku langsung anjlok. Semua aktivitas list harian aku hentikan sementara. Ehh enggak juga ding,  aku masih tetap menggambar komik. 

Aku sudah beberapa kali tersedak duri ikan. Namun kali ini yang paling sulit penanganannya.

Di detik-detik setelahnya aku berdoa dan berjanji. Aku berharap semoga duri ini segera hilang. Entah lenyap ke saluran pencernaan atau keluar bersama dahak saat batuk. Dan aku berjanji akan lebih berhati-hati dan teliti lagi saat makan. 

Mujix
Jangan lupa berdoa sebelum makan. Apakah peristiwa ini terjadi gara-gara hal tersebut?  Mungkin.
Simo, 6 Januari 2020

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...