Langsung ke konten utama

Motor Mogok Di Ujung Batas Pasar

Motor karisma bokap tiba-tiba mogok. Kejadian ini berlangsung sejak tadi sore,  saat aku sedang melakukan ritual 'self healing' di sebuah warung mie ayam di perbatasan Pasar Simo.


Aku stater selalu tidak menyala. Aku genjot gasnya pun tak ada perubahan. Di tempat itu aku sempat dibantu oleh bapak penjual mie ayam.  Ia pun mengoprek di beberapa bagian dan masih juga nihil. 
Senja sore ini sangat estetis, dengan atau tanpa kejadian motor mogok. Beberapa alternatif solusi muncul, mulai wacana menitipkan motor di rumah penjual mie ayam atau hal yang paling sederhana,  memanggil wawan untuk membetulkan motornya. 


Akhirnya aku memilih solusi terakhir. Karena ponsel pintarku tak ada pulsa,  aku bergegas ke sebuah toko kelontong di seberang jalan. Langsung saja aku kirim pesan singkat. "Wan,  motornya mogok!  Kalo luang ke sini dong!".

Dan dalam hitungan menit,  Wawan sampai di lokasi. Kami segera menggiring motor macet itu ke bengkel terdekat. Sesampainya di sana,  bengkel hampir tutup. Kang bengkel yang dandy langsung memeriksa motor kami. Dan voila,  bisa menyala dong. Kata beliau ada kabel kontaknya yang rusak. 

Kabel kontak motor yang baru adalah solusi dari permasalahan kami saat ini. Sepertinya bakal ada pengeluaran tak terencana lagi bulan ini. Jika tak salah,  bakal menghabiskan sekitar uang 200K lebih untuk sesi permotoran. 


Pemasangan kontak baru sedang terjadi. Aku memandang Wawan dan Kang Bengkel yang sedang memperbaiki semua ini. Nafasku terhela cukup panjang di balik masker yang sumpek. Kehidupanku detik ini rasanya bagai empedu pahit. Atau mungkin obat demam yang enggan untuk aku telan. 

Suka atau gak suka, aku harus menghadapi situasi-situasi semacam ini. Yah,  pepatah manusia tidak bisa hidup sendiri itu sepertinya memang benar. Ilmu komikku yang adidaya ini tak bisa dijadikan solusi untuk memperbaiki motor. Beda referensi. Itulah kenapa Tuhan menciptakan montir handal. 


Aku capek. Sumpah. Namun aku tak ingin melarikan diri dari situasi ini. Akhir-akhir ini aku sedang sedikit terobsesi untuk menikmati 'perasaan yang tidak enak'. Seperti saat ini. Mencoba untuk tetap hidup di sini sambil mengira-ira hidup akan membawaku kemana adalah sebuah candu tersendiri. It's feel like a pain,  but it's make me feel alive.

Habis ini pulang deh. Trus tidur. Capek banget anjir. 

Mujix
Mempunyai saudara dan keluarga yang baik benar-benar sebuah anugrah. 
Simo, 5 Juni 2021


Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...