Langsung ke konten utama

Kesempatan kedua

Q: Pernah dapat kesempatan kedua? 
A: Pernah. Kalau dipikir-pikir untuk beberapa hal,  aku sering mendapatkan kesempatan kedua,  bahkan ketiga. Namun,  untuk beberapa hal yang lain, aku hanya dapat satu kesempatan. 

Dari sekian banyak kesempatan kedua, peristiwa yang sangat membekas adalah saat aku melakukan program magang di sebuah studio animasi di Bogor saat masih kuliah di ISI Solo. 

Aku hampir ditolak untuk magang karena kecerobohanku dalam mematuhi sebuah komitmen yang telah disusun bersama. Aku dianggap 'Tidak serius' dan menyepelekan jadwal magang yang telah disepakati. Kala itu memang aku seorang pemuda norak yang tak paham pentingnya sebuah tanggung jawab. 

Aku berkali-kali memohon agar diijinkan untuk ikut magang, namun tak ada jawaban yang positif. Pihak manajemen studio sudah angkat tangan dan kecewa terhadap sikapku. Aku putus asa. Padahal saat itu aku sudah sampai di Bogor. Semuanya mendadak gelap.

Pagi itu aku menulis surat permintaan maaf dan mengucapkan terimakasih atas semua yang sudah mereka lakukan untuk program magangku. 

Aku merelakan apapun yang akan terjadi. Mengulang satu tahun lagi, mencari tempat magang lagi,  dan yang paling penting ialah belajar bertanggung jawab. Aku mencoba ikhlas lahir batin. 

Di saat semua hampir bergeser ke sebuah titik klimaks puncak kerelaan, datang sebuah pesan singkat dari kepala manajemen. 

"Ya udah, karena udah di Bogor,  besok kamu ke kantor menemui saya!".

Rasanya mau nangis. Ternyata beliau memberikan kesempatan satu kali lagi untuk program magang di studionya. 

Sejak saat itu aku belajar pentingnya memberi kesempatan kedua, atau bahkan ketiga kepada orang lain dalam hal kebaikan, dan tentu saja dengan syarat dan ketentuan yang berlaku tentunya. 

Mujix
Mencari alasan agar tetap hidup. 
Simo,  22 Juli 2021

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...