Langsung ke konten utama

Dua Teh Panas

Tubuhku merasa sangat lelah. Sudah dua kali ini, hmm hampir tiga kali ini aku berkeliling di foodcourt Solo Square. Dan di tanganku terpegang dua teh panas yang telah aku bayar dengan penuh kebingungan. Ah,  kenapa ini bisa terjadi anjir. 

Semua ini bermula dari sebuah kegiatan bernama nonton film Dr.Strange The Multiverse of Madness. Aku saat ini sudah menjadi budak korporasi, oleh karena itu waktu yang longgar untuk menonton film di bioskop adalah hari sabtu atau minggu,  di jam siang. 

Aku sengaja mengambil jam siang agar sorenya bisa meet up dengan teman-teman IKILO. Sekitar jam 11an aku sudah sampai di Solo Square. Tanpa banyak basa-basi aku langsung meluncur ke studio 1. Film berjalan seru penuh kejutan dan berakhir dengan kredit di ujung layar. Aku segera meninggalkan bioskop tanpa menunggu credit scene,  ah aku malas. Nanti liat di yutup aja deh. 

Saat keluar bioskop aku melihat cuaca di luar cukup mendung. Hmmm. Sepertinya bakal ada hujan. Atau malah abis hujan? Ya sudah aku masuk ke gramed dulu deh. Sekalian mencuci mata karena capek abis liat layar besar di bioskop. 

Beberapa belas menit aku habiskan muter-muter di toko buku tersebut. Tak ada buku yang menarik. Segera saja aku keluar tanpa membeli apapun. Dari pintu depan Gramedia kulihat langit di luar gedung. Masih cukup mendung,  bahkan malah gerimis. Anjay gimana ini. 

Ya udah deh. Aku akan ke hypermart buat nunggu cuaca cerah sambil cari kopi Excelso incaran. Biasanya sih aku beli di shopee,  namun untuk kali ini mending borong di sini aja deh. Sekalian nunggu cuaca agak cerah. 

Kopi sudah di dapat. Aku segera naik ke lantai atas. Berlenggang menuju pintu depan dan ndilalah bertemu Putri dan keluarga. Katanya doi notice gara-gara style berpakaianku. Setelah ngobrol sejenak aku segera menengok ke luar pintu utama. 

Dan tebak apa yang terjadi,  yes langit mulai turun hujan deras. Aku mulai menggerutu di dalam hati. Kalian tahu kenapa?  Soalnya motor aku parkir di luar. Saat itu aku tidak tahu lokasi parkiran bagian dalam Solo Square. 

Suara hujan terdengar bergemuruh. Perutku lapar. Dan aku sudah bosan di dalam Mall. Apa ya yang harus aku lakukan? 

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...