Langsung ke konten utama

Bermotor Malam Saat Hujan

Jadi akhirnya aku bermotor dengan fisik lelah dari Solo pada pukul 23.30 WIB, dengan guyuran hujan di sepanjang perjalanan. Tak ada pilihan lain lagi sih. Sesekali aku berhenti kala hujan sudah tak bisa ditolerir. 

Dan lucunya, mungkin karena efek adrenalin, lelah yang kurasa saat sebelum berangkat sama kali tak muncul selama perjalanan pulang. Namun bukan itu poinnya. Topik utamanya adalah 'aku yang sedang sangat kelelahan ini mencoba berkendara di tengah malam di saat hujan adalah tindakan yang sangat ceroboh'. 

Perjalanan berlalu pelan-pelan. Kecepatan motorku bervariasi menyesuaikan kondisi lapangan. Situasi yang paling kubenci ya situasi kayak gini. Hujan, malam, capek. Huft. 

Tak lama berselang aku memasuki kawasan Simo. Suasana mendadak gelap. Banyak lampu jalan mati dan rumah-rumah terlihat minim cahaya. Apakah terjadi pemadaman listrik? 

Benar saja,  saat memasuki wilayah pasar semuanya bagai kota mati. Bagiku ini adalah wajah terseram dari daerah Simo yang pernah aku temui. Sepertinya memang terjadi pemadaman listrik. 

Aku menerobos daerah itu dengan perasaan aneh. Aku sampai rumah jam 01.00 WIB, dibumbui insiden terpeleset di teras rumah karena air basah di lantai. Alhamdullilah tidak terluka sedikitpun. Di rumah juga gelap,  walau masih tersinari oleh senter cadangan. Lampu yang buat emergency malah belum di-charge. Hedeh.

Setelah membersihkan diri aku segera bersiap tidur. Tau nggak apa yang bikin kesel? Aku gak bisa tidur coy!! Udah mapan  dari jam 01.30 WIB ampe jam 03.00 WIB belum juga terlempar ke alam mimpi. Apakah karena aku sudah melanggar batas jam tidur?  Atau apakah karena efek kafein yang aku minum tadi sore? Apapun itu aku benar-benar kesal. 

Akhirnya aku pasrah. Aku ampe bilang ke diri sendiri 'Kalo mau tidur ya tidurlah,  kalo mau masih melek ya monggo, terserah elu'. Dan wushh Akhirnya aku terlelap juga.

Mujix
Cerita ini belum usai
Simo, 7 November 2022

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...