Langsung ke konten utama

Cerita Ita

Namanya Ita, Ita saja, bukan ’Itacia n deh luh’.
dia putih, cantik, berambut panjang lurus, selalu bersembunyi di balik pintu. 
aku bertemu dia saat masih ingusan dan berbaju putih biru kelas satu, dan dia masih kelas 6 SD. dia selalu ada menungguku di ujung pintu, mengintip, ketika aku tiba, dia kemudian berlari dengan muka memerah. untuk bertemu Ita dibalik pintu, aku harus berjalan kaki ke sekolah SMP-ku yang berjarak 4 KM.
detik-detik berada di depan rumahnya ibarat detik-detik ketika Bung Karno di larikan oleh kaum muda ke Rengasdengklok. menegangkan. hanya tertawa lepas yang bisa kami lakukan, itu saja, tak ada obrolan, apalagi gurauan. 

namanya Ita, hingga saat ini aku belum tahu nama lengkapnya. cerita tentang Ita beredar seantero SMP gara-gara curhatanku kepada teman.  mendadak kegiatanku ’berjalan 4 KM menuju SMP’ menjadi tren, Ita mendadak gaul, dan menjadi idol. karena Ita terlalu ’Mainstream’ dan populer, akhirnya aku mengambil keputusan penting. aku memilih diam dan pulang melalui jalan lain:nyebrang kali, lewat sawah, dan menerobos semak belukar. aku akan pergi kemanapun, asal bisa menghindari cibiran teman2ku terhadap 'gadis di balik pintu. 

Mujix
cerita gak jelas

soal 'ita; ini
akhirnya terketik jugak
Solo, 17 Agustus 2012

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...