Langsung ke konten utama

Pameran 'Dunia Komik': Chapter Mujix

Coretan curhat terbaruku yang berjudul  'Meja Bermuka Masam' sudah bisa dibaca di pameran 'Dunia Komik', Galeri Nasional Jakarta, bersama 129 karya goresan ciamik berbagai komikus di Indonesia.

Di acara pameran ini aku membuat sebuah karya instalasi meja gambar darurat yang aku beri nama 'Meja Bermuka Masam'. Sebuah judul yang rumit hingga membuat typo diberbagai tempat.

Typo pertama diraih oleh petugas keamanan di ruang sekretariat acara ini, Beliau menyebut judul komikku dengan nama 'Meja Bermuka Mesum'! Saat itu aku mati-matian menahan untuk tidak tertawa. Tertawa mesum. Muehehehe.

Typo kedua dilakukan dengan gemilang oleh panitia acara ini (Atau siapapun yang menulis judul komik tersebut di katalog dan sertifikat) dengan judul 'Muka Bermuka Masam'! Saat itu aku mati-matian untuk menahan diri agar tidak terlalu 'kecewa' atas kesalahan tersebut dan mencoba memahami kerja keras panitia pemilik acara.

Nah, lalu kenapa judul komik ini 'Meja Bermuka Masam'? Ceritanya panjang. Namun walau panjang, aku berhasil mengemasnya menjadi sebuah komik personal dengan media cat air dan pensil warna.

Kalian bisa membaca komik 'Meja Bermuka Masam' sambil bertemu dengan tokohnya langsung di lokasi pameran 'Dunia Komik'.

Apa? Bertemu tokohnya langsung? Siapa? Tentu saja sang 'Meja' bersama teman-temannya, ada lampu gambar, cangkir kopi, disgrip barbie, sisa penghapus, buku catatan tempat menyimpan ideku, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Satu lagi yang menarik. Komik 'Meja Bermuka Masam' tersebut aku display layaknya suasana meja kerja. Jadi jangan harap kalian bisa menemukan komik tersebut 'tertempel' di dinding galeri! Kamu harus duduk di kursi tersebut dan merasakan sensasinya! Wkkwkwkw!

Aneh-aneh wae koe, Mas!!

Komik berjumlah 8 halaman itu benar-benar tergeletak berantakan seperti mejaku biasanya. Jika kamu ingin membaca komik tersebut, kamu harus merapikan dan mengurutkan halaman demi halaman. Begitulah. Sesekali aku ingin membuat sesuatu yang berbeda.

Dan bisa memamerkan 'komik idealis' tersebut bersama para komikus hebat  tanah air di Galeri Nasional benar-benar momen yang membanggakan.

Dan pertanyaan terakhir.
Apakah kalian tertarik membaca komik 'Meja Bermuka Masam' di medsos?
Jika banyak yang tertarik dan ingin membacanya aku unggah entah kapan.

Namun jika tidak, acuhkan saja postingan ini. Toh komik 'Meja Bermuka Masam' memang dibuat hanya untuk sekedar menandai masa dan mengingatkan aku tentang pentingnya berkarya untuk diri sendiri.

Mujix
Seorang komikus yang mulai memahami jika dirinya di 'dunia komik' yang sangat luas ini, dia hanyalah sebuah kecambah yang mencoba untuk bertumbuh.
Bogor, 5 April 2018

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...