Kucing ini tidak memiliki nama, aku kadang memanggilnya 'kucing' atau 'meng'. Kucing ini adalah salah satu dari enam kucing yang dilahirkan sang induk. Sang induk sudah mati beberapa bulan yang lalu. Kemungkinan besar sih gara-gara keracunan racun tikus. Mamakku berduka tiada henti. Sang induk dimakamkan di kebun belakang rumah. Dibungkus bekas sarung, dan diberi bunga.
Bapakku yang mengubur nyeletuk, "ngubur kucing ae koyo menungso!" katanya sambil ngedumel. Dan di momen-momen sedih nan dramatis itu diriku sedang... Tidur. Yaelah kampret. Gak jadi sedih ini.

Tapi kalo sedang pengen dimanja, beliaunya bakal stand by di depan pintu kamar ngeang-ngeong minta dibukain. Ampe kesel dengernya. Kalo bukan kucing mungkin udah gue panggilin sekuriti.
Sudah hampir 5 bulan kurasa kucing ini hidup dan berada di rumah. Satu hal yang kurasakan ialah tanpa dia hidupku mungkin bakal lebih membosankan. Setidaknya kucing ini selalu siap sedia saat aku galau dan tidak ada pacar untuk dibelai. Wkwkwkwwk
Mujix
Mulai belajar nulis lagi
Simo, 12 Agustus 2020