Langsung ke konten utama

Humor Bapakku

Bapakku nonton televisi, saat itu ada program acara 'stand up comedy'. Beliau mengamati sang komika sedang ngebanyol. Menit demi menit. Suara tawa penonton di televisi itu bergemuruh dari waktu ke waktu.

Bapakku masih mengeryitkan dahi. Sambil menghela napas penuh kebingungan beliau menggerutu 'Koyo ngono ae kok digeguyu! ". Lalu chanel TV berpindah ke siaran berita yang membahas Corona. Tidak ada tawa di acara berita itu. 

Keesokan harinya,  di suatu siang yang panas,  terdengar suara tawa bapakku terkekeh-kekeh. Aku yang sedang di kamar ngerjain komisian jadi penasaran dong. Berlari kecil aku ke teras. Bapakku duduk di kursi tamu tengah menonton video wayang di Youtube melalui ponsel pintar. 

"Nggeguyu opo to,  Pak?" tanyaku. 
Beliau menunjukkan seorang sinden bocah belia yang tengah ngebanyol dengan seorang dalang,  yang ternyata dalang tersebut adalah bapak sang pesinden cilik.

"Ikilhoo dagelane lucu banget" katanya dengan penuh antusias. Aku hanya ikut terseyum dan memahami sesuatu yang baru. 

Setiap orang ternyata memiliki selera humornya masing-masing. Bapakku tak bisa menemukan kelucuan soal 'jokes' intelek nan cerdas para komika,  namun ia malah menemukan ke-gayeng-an guyon mataraman di acara wayang tersebut.  

Aku jadi mikir,  jangan-jangan selera humor itu seperti baju favorit, yang tak semua manusia bisa cocok dengan ukuranmu dan tak bisa dipaksakan. Wah kalau gitu hampir sama kayak 'ajaran agama' juga dong? 

Seseorang berteriak dari toilet,
"WOO YA NDAK BISA!!!  AGAMA SAMA PAKAIAN NDAK BISA DISAMAKAN!!! BEDA ITU BEDAAA!!! "

Mujix
Indomie goreng jika dimasak
secara inovatif ternyata jadi 
luar biasa enaknya. 
Simo, 2 Oktober 2020

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...