Langsung ke konten utama

Separuh Usia di Masa Muda


Aku telah menghabiskan lebih separuh usia hidup dalam keadaan 'muak' terhadap diri sendiri. Sebagai seorang anak yang ditinggal merantau orang tua sejak kecil, perkembanganku dalam menerima 'keberadaan diri' baik secara lahir maupun batin mengalami keterlambatan yang sangat signifikan. 

Masa remaja dan pra dewasa adalah waktu terburukku. Berbagai masalah finasial,  sosial,  dan mental menghempaskanku tanpa ampun kala itu. Sejak saat itu aku mempercayai jika previlage itu (sangat) berperan penting dalam pendewasaan diri, meraih cinta dan cita. 

Hari ini hari terakhir di usiaku yang ke 31 tahun. Permasalahanku tak terlalu berbeda dengan apa yang aku hadapi di masa lalu. Kabar baiknya adalah beberapa previlage sudah berhasil aku 'ciptakan secara paksa' berbekal kerja keras dan semangat belajar dari waktu ke waktu. 

Terlepas dari previlage dan pencapaian yang sudah didapat hingga hari ini,  anugrah terbesar yang diberikan semesta yang paling aku syukuri adalah 'kewarasan' (dan kedewasaan) dalam berpikir. 

Beberapa masalah tentu masih ada. Sebagian sudah terselesaikan, sebagian masih mengambang,  dan sebagian lainnya menunggu muncul dengan atusias (untuk menampar,  mencaplok, menendang hidupku) di ujung jalan persimpangan masa depan.  

Sisi koin dari permasalahan adalah jawaban, yang kadang terealisasikan menjadi karya, cinta dan cita-cita.  

Satu demi satu impianku di hari kemarin sudah terwujud. Sempat kosong beberapa purnama namun saat ini sudah aku ganti (atau aku temukan?) dengan yang baru. 

Hidup masih berjalan seperti biasa. Walau masih terjebak di raga yang sama, namun cara berpikir dalam memandang hidup sudah jauh berbeda, apabila dibandingkan dengan saat diriku sendiri di masa lalu. 

Setidaknya aku 'agak sering' di posisi siap untuk menjalani hari ini dan masa depan (yang penuh kegamangan nan entah itu) dengan gagah berani! 

Well,  apapun itu, terimakasih sudah hidup dan bertahan hingga hari ini. Selamat bertambah umur, pria yang pernah 'muak' terhadap diri sendiri. Have a great day! 

Mujix
Foto diambil pada tahun 2006
Di suatu hari di masa muda yang
sangat melelahkan. 
Simo, 21 Oktober 2020



Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...