Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

Tahun Ini tahun 2020

Tahun ini tahun 2020. Sebuah tahun di mana aku resign dari kantor. Tempat itu merupakan pelarian dari ketidakmampuanku mengubah keadaan setelah simbah meninggal. Saat itu benar-benar stuck. Aku merasa perlu mengambil 'jeda' dengan sesuatu yang berbeda.  Dan saat itulah aku memutuskan untuk menjadi pekerja di sebuah agensi penerbitan buku. Aku berada di tempat itu hampir satu tahun. Tak terlalu banyak pelajaran atau uang yang aku dulang. Namun setidaknya aku mendapatkan kesempatan untuk introspeksi dan sudut pandang yang baru mengenai hidup yang aku jalani selama ini.  Tahun ini adalah tahun 2020. Sebuah tahun di mana aku hampir 99% persen move on dari kamu. Yang 1% adalah rasa cinta yang tertinggal di alam bawah sadar. Yang sengaja aku simpan untuk cinderamata dan referensi, yang mungkin suatu saat aku butuhkan saat  membuat karya.  Dan aku siap untuk membuka hati untuk cinta yang baru. Eciyee,  sini para kaum hawa yang single,  pada komen gih!  Kali a...

Nenek Penyapu di Perempatan Jalan

Cerita ini terjadi saat masih kuliah. Karena tidak punya komputer aku kadang mengerjakan tugas di warnet. Nah saat itu aku terlalu sibuk dengan prosesku mengerjakan soal dan riset cari referensi. Hingga tak terasa waktu menunjukkan jam 12 malam. Karena sudah mengantuk aku memutuskan pulang.  Warnet dan jarak kostku cukup dekat. Rental internet itu berada di depan pintu parkiran ISI kampus Kentingan. Sedangkan kostku di belakang Bank BNI Sekarpace. Jadi jika ditempuh berjalan kaki aku bisa sampai di kost dalam waktu  beberapa puluh menit.  Malam itu seperti malam-malam biasanya. Aku sudah sering pulang larut, dan tentu saja saat itu aku tidak ada firasat apapun. Jalanan sepi senyap. Beberapa wedangan terlihat masih buka walau sepi. Aku berjalan pelan sambil memandang langit dengan berbagai pikiran yang berkecamuk.  Jarakku dengan kost semakin dekat, tinggal melewati dua perempatan kecil lalu belok ke arah timur. Yah setelah tugas yang penat ini aku ingin segera tidur....

Malaikat dan Hidup Yang Sama

Aku hari ini bertemu banyak malaikat. Salah satunya menghampiriku berkata jika setiap orang setelah mati akan hidup kembali dengan kisah yang ia telah jalani.  Jalan hidup dengan cerita penuh plot twist dan drama yang tak jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Hampir sama persis.  Yang berbeda adalah peran yang ia mainkan. Misalnya,  jika kemarin jadi komikus,  maka setelahnya akan menjadi tukang sayur atau anggota DPR.  Malaikat itu bertanya tentang pendapatku akan hal itu. Aku menjawab mantap, jika aku tidak keberatan dengan hal tersebut.  "Aku rasa menjalani hidup seperti itu yang berulang-ulang tidak buruk-buruk amat! " Kataku dengan keren. Sudah seperti tokoh protagonis di film-film roman picisan.  Para malaikat seantero ruangan itu bertepuk tangan. Mereka mengelu-elukan diriku sebagai manusia yang keren. Aku langsung jumawa.  Suara tepuk tangan dan pujian mereka terdengar semakin keras. Makin kencang di telinga hingga membuatku... Terbang...

Mbokdhe Sumirah

Namanya Sumirah. Beliau sudah tua. Sepantaran simbahku yang kemarin berpulang. Mbokdhe Sumirah tinggal di Majan,  sebuah dukuh yang tak jauh dari rumahku. Beliau sejak dulu memang sering berkunjung. Datang dan bercengkrama dengan Mbah Rembyung, simbahku. Sepertinya di masa muda mereka teman yang akrab.  Dua tahun lalu,  Mbokdhe Sumirah menangis meraung kala mendengar kabar jika simbahku meninggal. 'Kok do ra ngabari!' jeritnya. Satu hal yang pasti,  beliau merasa sangat kehilangan.  Sepertinya di masa muda mereka memang teman yang benar-benar akrab.  Meskipun Mbah Rembyung sudah tidak ada di rumah ini,  Mbokdhe Sumirah masih sering datang berkunjung. Ada saja yang  beliau obrolkan. Kadang ia bercerita tentang anak perempuan semata wayangnya yang sedang jadi TKI di Malaysia. Kadang bercerita soal cucunya yang nakal dan sangat random. Ya,  baginya sang cucu sepertinya cukup nakal. Tak selesai dengan anak semata wayang ya...

Terima Kasih Tuhan

Halo Tuhan, aku ingin berterimakasih atas banyak hal yang terjadi di hari Rabu ini.  Terimakasih sudah memberiku kesempatan membaca webtoon Loser Life. Aku enggak menyangka jika webtoon ini sangat bagus dan solid dari segi alur,  konflik,  dan pembagian karakter. Kurang dua episode lagi menuju akhir kisah. Semoga bisa membaca sampai tamat.  Terimakasih sudah mempertemukanku dengan udang laut goreng masakan mamak. Sumpah enak banget! Maksudku entah sejak kapan aku tidak merasakan masakan se-luar biasa ini. Ternyata udang kalau digoreng bisa sedahsyat ini ya.  Terimakasih buat video Tik Tok tentang vidcall antara orang Indonesia dan Thailand yang membahas soal sabun. Anjer,  lucu banget. Aku tertawa sampai menangis sangking bengeknya. Ternyata tertawa itu menular dan baik buat psikis ya. Hahaha Terimakasih untuk roti bakar yang Kamu berikan lewat rezekinya Mas Joko. Tau aja kalau aku sedang pengen roti bakar coklat kacang. Walau hanya bisa makan dua potong ra...

Pak Adib

Di tahun 2006, aku berkesempatan tinggal satu kantor di tempat Pak Adib. Kala itu aku baru lulus SMK, karena masih cupu dan tidak terlalu 'kuat' untuk berdiskusi kreatif,  aku lebih suka mlipir ke ruang kerjanya.  Beliau memiliki buku yang banyak. Di ruang kerjanya ada satu atau dua almari yang isinya buku-buku tebal nan mahal. Di tempat itu aku berkenalan dengan banyak buku pengembangan diri. Karya-karya tokoh semacam Rhenald Khasali, Purdi Chandra, dan lain sebagainya aku sikat saja.  Bahasanya terlalu rumit. Namun tetap aku paksakan. Kalau dipikir-pikir kurasa kala itu adalah masa di mana aku mulai 'memaksakan' membaca buku non komik. Pak Adib sepertinya sadar kalau aku sering menyelinap ke ruang kerjanya ia saat pulang, lalu beliaupun sering membawa buku baru saat ke kantor.  Suatu hari ia bilang kalau di rumahnya masih banyak buku yang dikoleksi beralmari-almari. Aku takjub. Buku berat, premium, dan jumlahnya banyak? Keren sekali.  Di sepanjang ingatanku,...