Langsung ke konten utama

Pak Adib

Di tahun 2006, aku berkesempatan tinggal satu kantor di tempat Pak Adib. Kala itu aku baru lulus SMK, karena masih cupu dan tidak terlalu 'kuat' untuk berdiskusi kreatif,  aku lebih suka mlipir ke ruang kerjanya. 

Beliau memiliki buku yang banyak. Di ruang kerjanya ada satu atau dua almari yang isinya buku-buku tebal nan mahal. Di tempat itu aku berkenalan dengan banyak buku pengembangan diri. Karya-karya tokoh semacam Rhenald Khasali, Purdi Chandra, dan lain sebagainya aku sikat saja. 

Bahasanya terlalu rumit. Namun tetap aku paksakan. Kalau dipikir-pikir kurasa kala itu adalah masa di mana aku mulai 'memaksakan' membaca buku non komik. Pak Adib sepertinya sadar kalau aku sering menyelinap ke ruang kerjanya ia saat pulang, lalu beliaupun sering membawa buku baru saat ke kantor. 

Suatu hari ia bilang kalau di rumahnya masih banyak buku yang dikoleksi beralmari-almari. Aku takjub. Buku berat, premium, dan jumlahnya banyak? Keren sekali. 

Di sepanjang ingatanku,  beliau orangnya ramah,  dan selalu bersemangat. Terakhir kali bertemu beberapa tahun yang lalu. Tiap kali berjumpa, beliau selalu bercanda soal nama alay yang pernah aku pakai di Facebook. 

"Mas Mujiyono Sing Ra Cetho,  kapan kita bikin komik bareng!? "

Eh belum keturutan dalam sebuah projek komik bareng, beliau sudah 'pergi' duluan. Rest in creative,  Pak Adib. Thank you for the book and your kindness. 

Mujix
Damai di hati,  damai di Bumi. 
Simo, 1 Desember 2020

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...