Langsung ke konten utama

I know this feeling will be suck.

Rasa kelu ini sangat nyata. Well mengetahui orang yang aku cintai ternyata mencintai orang lain itu, bagiku bagai langit runtuh, untuk kesekian kalinya 

Life is not fair,  I know this thing every single day,  but it's my biggest one in my whole life. 

Lubang yang belum aku tambal itu menganga lagi dengan sangat dalam. Sepertinya sebuah keputusan yang tepat jika laptopku kali ini tidak ada di kamar. 

Tidak ada pelarian lagi untuk apapun. Aku bahkan mencoba meresapi tiap kelu yang ada di hati ini. Rasanya bagai disayat pelan-pelan dengan pisau berkarat. Sakit. Perih. Entah akan menuju ke mana. 

Ingatanku kembali ke sebuah kutipan di buku 'Sejarah Yang Disembunyikan' karya Jonathan Black, "Setiap cinta sejati,  selalu ada pembiaran pergi".

It's hard. I know. Maybe will need more time. Kalo boleh jujur,  aku ingin mendamprat diriku sendiri yang payah ini. Namun jika dipikirkan lagi, sensasi kelu ini benar-benar aestetic. I will try to enjoy it. 

Rasanya kek makan oats untuk pertama kalinya. Semangkuk oats yang diseduh tanpa campuran apapun. Hambar dan aneh di mulut. 

Seperti rasa patah hati ini, hambar dan aneh di kehidupanku hari ini. 

Walau kalau boleh jujur, tak sesakit rasa cinta yang saling bersambut namun tak bersatu sih. Kalo dipikir-pikir, kisah cintaku sebelumnya lebih menguras emosi dengan sangat elegan. 

Aku naksir dia. Dia naksir aku.
Namun belum berjodoh gara-gara dua-duanya terlalu pengecut untuk mengungkapkan perasaan dengan lebih terbuka. And then voila, it's bring me here. 

Banyak hal berubah. Aku tak se-emosional dulu (Walau tak terlalu waras juga sih).

Di hidupku hari ini, tersisa beberapa pertanyaan yang harus segera terjawab, agar aku punya alasan untuk segera melangkah kembali. 

Aku akan mencari jawabannya pelan-pelan. Wish me luck. 

Mujix
I'm exhausted. 
Help me! 
Simo,  13 April 2021


Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...