Langsung ke konten utama

Hari Dia Nikah Sedunia

'Untuk apa aku hidup?' ucapku kala bara api yang selalu kugenggam itu tiba-tiba hilang. Pikiran semrawut. Mataku memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong. It's suck!  Hidup yang seperti ini benar-benar memuakkan. 

Beberapa jam lalu. Aku mendengar kabar kalau dia sudah menikah. Aku tahu kalau kabar ini akan datang cepat atau lambat. Namun tetap saja hantaman itu terlalu keras dari yang aku duga. 

Semenjak saat itu pikiranku penuh dengan pertanyaan 'Kenapa,  Tuhan. Kenapa!!?'.

Aku sendirian malam ini. Berada di lantai dua sebuah kafe di UMS. Menatap nanar. Pikiran hilang. Meratapi dan memaki nasibku sendiri. Menyalahkan semua hal. Dan berakhir dengan beberapa bulir air mata yang keluar dalam diam. 

Andai saja di depanku ada tombol 'Reset' aku akan menekannya tanpa pikir panjang. Andai saja semua uangku di tabungan bisa memperbaiki keadaan ini,  akan kubobol tanpa berpikir jernih. 

Sialnya tak ada tombol. 
Malangnya uangku tak berguna. 

Semua perasaan pahit nan hambar ini aku telan bulat-bulat. Mendidih di tenggorokan. Membakar amarah di perasaan. 

Entah kapan akan terlarut dan teredam. Hingga tulisan ini terketik, bercak getirnya hati yang terluka karena patah dan hancur itu rasanya masih menusuk di dada. 

***
Pagi datang lagi. Aku terbangun oleh alarm. Terkejut ternyata masih diberi kesempatan untuk hidup. Dalam keadaan teler di kepalaku terngiang-ngiang lagu Don't Go Away milik Oasis. 

Tanpa pikir panjang lagu itu langsung aku putar. Mata masih ngatuk. Badan lelah karena perjalanan pulang dari Solo. Hati capek tau dia nikah. Pagi ini seakan hidup hanya diciptakan untuk aku. Beberapa tetes air mata tertumpah lagi menemaniku meratapi nasib. Di sebuah pagi yang cerah itu perasaan ini hujan lebat. 

Aku berada di tempat tidurku cukup lama. Memutar lagu-lagu hits milik Oasis. It's so blue, bro. Aku enggan untuk turun dari kasur. Bersembunyi di balik selimut. Aku tak yakin bisa hidup di dunia tanpa obsesi terhadap cinta gilaku, yang baru hilang tadi malam. 

Dan, oh bother,  aku ingin di tempat ini selamanya. Untuk pertama kalinya di dalam hidup aku sepakat dengan kata Mas Widi. "Hidup itu singkat dan Djanc*k!"

***

Mujix
Need a hug
Mendungan, 30 Oktober 2022

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...