Langsung ke konten utama

Catatan Mimpi: Sepatu Adidas Dragon Ball

Aku dan Mas Yatno berdebat soal sepatu Adidas Dragon Ball. Ia bilang jika sepatu yang udah dicuci lebih baik disimpan saja. Aku sanggah dong, kalo punya sepatu gak dipake artinya sudah menyalahi kodrat dong. Aku juga bilang walau bekas, sepatu ini paling nyaman dari sepatu yang pernah kutemui. Ia kesal, sejurus kemudian ia menelepon Antok. 

Antok datang membawa sebuah kardus besar. Ternyata ia juga membawa 'sepatu' Adidas edisi Dragon Ball versi Majin Boo. Mas Yatno dan Antok mengajakku untuk berkompetisi tentang sepatu mana yang paling nyaman. Apakah versi Goku punyaky atau versi Majin Boo milik mereka. 

Ia menyerahkan kardus besar itu kepadaku. Aku membukanya pelan-pelan dengan antusias. Antok heran kenapa aku senang sekali membuka kotak kardus itu,  aku bilang jika ini pertama kalinya meng-unboxing sepatu baru Adidas. Makanya aku menikmati prosesnya tahap demi tahap. 

Kardus eksklusif itu aku bongkar satu demi satu. Kusingkirkan semua isinya yang berupa buku-buku manual dan stiker. Dan tibalah momen terpenting. Aku angkatlah sepatu Adidas Versi Majin Boo itu dari dalam kardus. Tampaklah benda berwarna ungu dengan bahan karet yang mengkilap. Mas Yatno dan Antok berteriak senang.  

Aku bilang jika varian sepatu ini beda banget punyaku. Jika milikku adalah sneaker,  versi mereka lebih ke sandal crock. Mereka mulai terdiam. Namun pertandingan masih berlanjut. Langsung saja sandal crock versi Majin Boo itu aku pakai. 

Lumayan nyaman, benda tersebut benar-benar kenyal. Rasanya bagai menginjak dan memakai jelly. Kemudian aku bilang kalo sandal ini juga nyaman untuk dipakai. Walau rasanya tidak apple to apple buat dibandingkan. Perdebatan berakhir dengan seperti itu. 

Mujix
Cerita yang aneh wkwk
Simo,  26 Maret 2023

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...