megamendungkelabu

Sabtu, 06 Oktober 2018

Pencapaian Tetangga

Pencapaian orang-orang di sekitarku dari hari ke hari makin hebat.

Ada yang juara dan menang kompetisi.
Ada yang baru saja menikah.
Ada yang punya momongan.
Ada yang mulai membangun rumah.
Ada yang launching buku baru.
Ada yang happy karena punya pacar.
Ada yang liburan ke luar negeri.
Ada yang share berita politik penuh kebencian tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Ada yang jatuh hati padaku tapi tak mau bilang.

Ada yang bla... bla... bla...
lanjutkan dengan berbagai pencapaian orang lain yang berhasil membuatmu iri.

Sementara saat mereka bergelimang berbagai pencapaian, aku sore ini masih di depan meja gambar dengan perasaan hampa karena bingung mau ngapain. Yang akhirnya sepanjang sore aku tidak ngapa-ngapain. Kalau kata Pooh di film Christhoper Robin, Just doing nothing.

Pekerjaan yang kemarin udah kelar.
Pekerjaan yang baru udah datang tapi malas ngerjain. Belum lagi perasaan iri dengki di hati ini yang perlahan tapi pasti mulai menguasai. Aku berharap ada keajaiban terjadi.

Ah, katanya 'just doing nothing', kok masih mikirin yang enggak-enggak!?

Lalu di saat kritis tersebut, tiba-tiba datanglah pesan singkat di WA dari Mas Dody YW.

Buat yang belum kenal, Mas Dody YW adalah komikus idola, admin dan kreator dari FP dan IG 'Goresan Dody' yang saat ini juga menjadi ketua di Ikatan Komikus Solo (IKILO).

Btw Mas Dody masih single, lho! Ladies tunjukkan pesonamu! Teroreeerooot! *backsound Take Me Out Indonesia.

Beliau mendadak mengirimkan foto melalui chat WA. Foto lukisan kaca yang membuat dahiku berkenyit heran. Aku membalas chatnya.

Aku: "Hah!?"

Aku: "Sepertinya aku familiar dengan karya ini."

Aku: "Ini apaan, Mas?

Beliau tidak menjawab pertanyaanku. Beliau malah mengirim lagi foto suasana ruangan dengan berbagai lukisan kaca yang terhias cantik.

Aku: "Hah!?

Aku: "Apa-apaan itu!?"

Aku: "Kenapa isinya gambarku semua!?"

Ya benar. Gambar yang berada di lukisan kaca itu sepertinya memang gambarku. Cuman kayaknya ada yang aneh, kok gambarnya agak 'canggung' gitu!? Kayak Laila.
Laila siapa!?
Laila Canggung... Laila Canggung...

Beberapa puluh detik kemudian datang  lagi pesan singkat dari Mas Dody.

Dody Yw: "Lukis kaca karya cah2 sekolahan selatan Grand Mall. Sekolah ********** (Nama sekolah sengaja disamarkan). Ketoke njaplak gambarmyu coloring Nusantara kae."

Dheg. Dadaku berdesir pelan. Aku tertawa karena mengetahui informasi yang membuka misteri lukisan kaca tersebut.

Aku: "Hahaha!"
New Achievment unlocked!

Baru kali ini karyaku 'dibajak' dan dipajang di suatu tempat yang tidak terduga. Mas Dody menemukan lukisan itu saat beliau dan teman-teman IKILO mengadakan workshop komik di suatu sekolah di kota Solo.

Andaikata aku ikutan workshop dan mengetahui lukisan itu secara langsung, mungkin aku bakal pingsan sangking senangnya.

Dody Yw: "Berarti karyamu bermanfa'at."

Alhamdulillah. Puji syukur. Bukankah memiliki 'karya yang bermanfaat bagi orang lain' adalah idaman setiap kreator?

Aku: "Karyaku ternyata sudah naik level."

Benar. Naik level. Sudah dijadikan referensi untuk lukis kaca. Dijadikan bahan pembelajaran oleh anak-anak sekolah menengah pertama.

Pikiranku langsung terbayang sebuah adegan, di mana ada seorang guru kesenian yang memegang karyaku di depan kelas, saat proses belajar mengajar bersama murid-muridnya.

Sang Pak Guru menunjukkan buku kumpulan illustrasi (yang aku buat) tersebut ke anak didiknya dengan antusias.

Ia mungkin bilang kalau bukuku bagus.
Ia mungkin bilang bukuku layak dijadikan referensi.

Ia mungkin bilang, jika kreatornya tahu soal peristiwa ini, dia (aku sang kreator buku tersebut. Penulis catatan ini) pasti akan 'menyombongkan diri' melalui postingan untuk panjat sosial dan pencitraan di facebook. Dan inilah postingan itu!

Bergidik ngeri juga saat membayangkan para krucil-krucil SMP itu 'memindai' gambarku ke kaca dengan perasaan riang. 

Mungkin ada juga anak yang memggambar dengan perasaan sebel karena ia lebih suka pelajaran Matematika daripada pelajaran Seni Rupa. Tapi enggak papa, kok. Dulu aku juga sebel waktu pelajaran Matimatika dan lebih suka pelajaran Seni Rupa.

Apalagi jika ada satu atau dua anak yang terinspirasi. Bisa saja salah satu dari mereka akan jadi seniman hebat di masa depan!? Uoaah!!!

Ya Tuhan, lindungilah hambamu ini dari impian yang terlalu besar hingga melupakan perihnya kerja keras!

Haah. Bentar. Ambil napas bentar. Tolong jangan salahkan imajinasi liarku. Soalnya aku juga tidak tahu kronologi cerita yang sebenarnya. Hoax, dong? Mungkin. Tapi aku lebih suka menyebut semua imajinasi liar tersebut dengan kalimat 'cerita fiksi'.

Lalu datang lagi pesan singkat yang membuatku makin besar kepala.

Dody Yw: "Panutan generasi milenial"

Amin! Tak amini, Mas Dody. Kalau aku 'sangkal' ucapanmu hanya untuk sekedar merendahkan diri (demi meninggikan mutu), takutnya nanti tidak berkah. Amin! Tak amini, Mas Dody.

Aku sadar, jika kabar tersebut ternyata membuatku bahagia. Sedikit membuatku besar kepala. Kurasa perasaan  'bahagia' dan 'besar kepala' itu sudah cukup untuk menghalau rasa iri yang saat ini jadi 'sahabat' akrabku.

Hanya 'Menghalau'?
Bukan 'menghilangkan'?
Wahai para sahabatku yang suka makai hape saat dicharger, manusia tidak akan pernah bisa MENGHILANGKAN rasa iri.

Hanya orang-orang suci dan terpilih yang bisa menghilangkan rasa iri. Karena rasa iri adalah fitrah manusia. Seperti rasa senang, sedih, marah, etc.

Setiap kali melihat foto ini, aku merasa terberkati.
Ohh, jadi gitu ya.
Oke! Oke, Tuhan!

Pencapaian orang-orang di sekitarku dari hari ke hari makin hebat. Aku paham itu.
*sambil menghela napas panjang.

Ada yang juara dan menang kompetisi.
Ada yang baru saja menikah.
Ada yang punya momongan.
Ada yang mulai membangun rumah.
Ada yang launching buku baru.
Ada yang happy karena punya pacar.
Ada yang liburan ke luar negeri.
Ada yang share berita politik penuh kebencian tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Ada yang jatuh hati padaku tapi tak mau bilang.

Ada yang karyanya dijadikan referensi lukis kaca di suatu SMP di Kota Solo.
*Yeaaaaahhhh, that's me!!

Ada yang bla... bla... bla...
Nah ini yang menurutku penting!
Lanjutkan/Ganti kalimat 'bla... bla... bla...' dengan berbagai pencapaian yang membuatmu bangga.
*Oh iya, Jika berkenan, tulis pencapaianmu di kolom komentar postingan ini! Biarkan aku tahu kehebatan kalian!

Pencapaian apapun! Yang bombastis boleh, yang sederhana juga boleh.

Tancapkan rasa 'suka cita' saat kamu berhasil meraih pencapaian itu. Camkan baik-baik! Ingat sensasinya, karena 'rasa bahagia' itu akan menyelamatkanmu saat situasi sulit datang. Trust me!

Mungkin memang benar pepatah yang mengatakan 'rumput tetangga selalu tampak lebih hijau'.

Namun, daripada memusingkan rumput tetangga, kenapa tidak memperhatikan rumput milikmu sendiri!? Aku yakin setiap orang memiliki 'pencapaiannya' masing-masing.

Dan, hei, tidak harus rumput, Mas Bro, Mbak Sist!?

Mungkin yang kalian punya bunga. Mungkin pohon mangga.
Mungkin karakter komik.
Mungkin situs jual beli on line.
Atau mungkin malah peternakan ayam kampung, yang tentu saja tidak berwarna hijau!

Hidup itu luwes tak se-kaku pilihan calon presiden yang kalian dewakan.

Semesta tahu bagaimana menghibur hambanya. Semesta tahu bagaimana membuat hambanya bersemangat dan hidup kembali.

Makasih Mas Dody atas kiriman fotonya.
Gambar yang berada di foto dicontohkan dari karyaku berjudul 'Coloring Book For Adult: Nusantara Series' terbitan Metagraf, Solo. Disunting dengan cakep oleh sang editor unyu, Casofa Fachmy.

Buat yang tertarik ingin memiliki, silahkan hubungi penerbitnya langsung.

Oalah, nulis ndakik-ndakik jebul mung ameh promo, tho?! Ngayeli koe, dab!!!

Mujix
Sesosok komikus yang sedang menuju Pulau Raftell.
Bogor, 6 Oktober 2018