megamendungkelabu

Senin, 27 Mei 2019

Umur 30

Umur yang melelahkan. Umur yang memuakkan. Setengah tahun ini aku terus mendamprat usia yang berangka 30 ini, sebuah usia yang kujalani dengan sangat angin-anginan. Di usia ini semua titik stress menggumpal. Setiap hari aku berjuang untuk selalu menjaga kewarasan.

Aku manghadapi usia 30 ini sambil terus bekerja (yang uangnya hampir semuanya dipakai untuk urusan orang lain. Itu menyesakkan), mencari cinta (yang sialnya orang tersebut berbeda keyakinan), dan mencari jati diri.

Hingga suatu hari di titik terbawah, aku merasa muak. Aku merasa lelah. Baterai kebahagiaanku udah hampir habis. Perlu dicharger. Ah sial. Dan saat semua hal tersebut sudah mau meledak, aku akan menenggelamkan diri dalam pekerjaan, atau berpergian ke suatu tempat dengan sangat random, atau tidur dan bangun hingga siang.

Namun, it's oke! Aku menerima semua hal tersebut dengan hati dongkol. Yah, walau hati dongkol, aku melalui hari-hariku dengan cukup bersemangat dan sikap bodo amat. Gak punya duit banyak! Bodo amat! Cari obralan komik! Gak punya pacar, bodo amat, yuk! Bikin Indomie rebus kayaknya enak!

Hahaha, begitulah. Salah satu caraku untuk menjaga kewarasan adalah  bersikap masa bodoh untuk mengais kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang berada di sekitarku (tentu saja sambil terus mengeluh).

Aku mau tidak mau sedikit meyakini, pasti ada alasan yang belum diketahui kenapa masih diberikan nyawa untuk menjalani hidup hingga hari ini. Aku enggak tahu apa. Namun entah kenapa aku merasa yakin.

Dan di usia yang melelahkan dan memuakkan ini, beberapa saat yang lalu aku dikejutkan oleh kabar meninggalnya seorang teman. Dia berpulang di usia 29 tahun karena kecelakaan lalu lintas. Berita ini membuatku shock dan sedih. Men! Dia enggak sampai di usia 30!! Dia enggak sampai di usia yang menurutku melelahkan dan memuakkan ini!

Sedetik kemudian aku teringat mimpi-mimpiku yang belum tercapai. Komik-komik yang masih menggumpal di pikiran. Orang-orang yang ingin aku tampar dengan pembuktian dan tentu saja orang tua yang ingin aku bahagiakan.

Aku masih diberi kesempatan.
Dan kesempatan ini tengah aku jalani di usia 30. Apakah akan berlanjut di usia 31, 32 dan seterusnya? Siapa tahu.

Namun yang pasti aku tahu,
Aku masih diberi kesempatan.

Mujix
Semoga mendapat
Tempat yang paling baik
Di sisi Tuhan, Asep. Al Fatihah!
Simo, 27 Mei 2019