megamendungkelabu

Selasa, 24 September 2019

Melompati Soal Sulit

Seseorang perempuan yang dulu pernah hadir dalam hidupku akan menikah. Statemen tersebut aku ketahui dari instastory yang ia unggah. Saat aku melihat pemberitahuan tersebut, perasaanku tiba-tiba bergemuruh.

Semua hal bercampur aduk di dalam dada. Rasanya ingin kubuang ponsel pintar ini. Beberapa kali aku mendengus kesal sambil mempertanyakan banyak hal.

Apakah ini patah hati karena ditinggal rabi?

Apakah ini rasa benci terhadap lelaki yang perempuan itu akan nikahi?

Ataukah ini rasa marah terhadap diri sendiri, yang tak bisa membuatmu betah bersamaku di sini?

Ai don now. Ini cukup rumit. Akhirnya aku mengambil jalan pintas. Kubuka lagi profil IG perempuan tersebut. Walau enggan, kupandang foto dimana mereka berdua yang sedang bercengkrama.

Bajindul. Fotone romantis banget. Pengen tak jotos mas'e.

Puluhan detik berlalu. Aku mencoba menganalisa apa yang ada di perasaaanku. Jari-jariku memegang dagu dengan alis berkerut dan mulut cemberut. Sudah kayak Rocky Gerung yang mau melibas Adian Napitupulu dalam sebuah debat politik (gak jelas) di sebuah stasiun televisi.

Apakah ini patah hati karena ditinggal rabi? BUKAN!

Apakah ini rasa benci terhadap lelaki yang perempuan itu akan nikahi? NO WAY!

Ataukah ini rasa marah terhadap diri sendiri yang tak bisa membuatmu betah bersamaku di sini? JINDUL, YO JELAS ORA LAH!

Jawaban tersebut tak aku temukan. Aku menghabiskan lima menit berharga dengan memandang sejoli tersebut di dunia maya. Sial, lima menit paling sia-sia  nomer dua dalam hidupku. Ngertio tak nggo nggambar wae, lek!!

Btw, Lima menit paling sia-sia nomer satu dalam hidupku, masih dipegang oleh aktivitas 'menunggu panasnya air saat masak Indomie rebus rasa ayam bawang'.

Kembali ke laptop, situasi seperti itu dulu sering aku temui saat mengerjakan ulangan ketika bersekolah.

Yakni saat ujian, dan bertemu soal sulit yang gak ketemu jawabannya, walaupun sudah berpikir keras dan membenturkan kepala ke meja.

Sebuah golden momen di mana kalimat 'iki kudu piye, Cuk!!?' terucap dari mulut.

Sejurus kemudian aku teringat sesuatu. Sebuah nasihat Pak Guru jika menemui soal yang susah dalam ujian.

Beliau bilang jika menemui hal semacam itu solusi terbaik ialah 'lompati saja!'.

Ya, lompati saja soal sulitnya!

Seperti aku yang kemudian memutuskan untuk 'melompati' ketidaktahuan jawaban akan persoalan rasa gamang terhadap sejoli itu.

Ya, lompati saja.
Aku langsung melompati hape yang ada gambarnya kemesraan dua sejoli itu. E tapi aku bohong. Gak jelas amat lompat-lompat di malam buta.

Aku melompati, atau mengacuhkan permasalahan random tersebut dan
Lalu aku tidur. Ya tidur. Tidak ada adegan melompati hape. Catet.

Begitu memejamkan mata tiba-tiba saja hari sudah berganti pagi, lalu siang,  dan adzan dhuhur berkumandang.

Matahari bersinar benderang. Semuanya serba putih dan terang. Panasnya surya menembus hingga dalam kepala. Perjalananku di tengah hari saat menuju masjid untuk bercengrama dengan Tuhan itu tak menyisakan secuilpun ingatan tentang kekalutan tadi malam.

And it's true. I Damn forgeted about those thing. Setidaknya sampai sholat berjamaah itu memasuki rekaat ketiga.

Mak cring. Tiba-tiba saja datang 'jawaban' dari pertanyaan yang hampir membuatku melompat-lompat kayak kangguru tadi malam.

Tuhan suka bercanda. Saat aku (sok) khusyuk beribadah, Dia mengejutkanku dengan memberi jawaban apa yang aku pertanyakan tadi malam.

Jadi gaes, rasa itu bukanlah patah hati karena ditinggal rabi. Bukan pula rasa benci terhadap lelaki yang perempuan itu akan nikahi. Atau rasa marah terhadap diri sendiri, yang tak bisa membuatmu betah bersamaku di sini.

Rasa itu (menurut logika manusiaku) bernama iri hati. Rasa normal yang hampir dimiliki oleh setiap manusia.

Pertayaan sulitku terjawab sudah.

Saatnya menyelesaikan rasa iri ini dan menuju ke tahap selanjutnya.

Yakni, melompati hape yang ada gambarnya kemesraan dua sejoli tersebut. Ee enggak ding. Tahap selanjutnya tentu saja bribak-bribik kiwo tengen! Wkwkw

NB: punya teman perempuan yang jomblo? Mensien di kolom komentar dong. Siapa tahu.... euhh... calonku. Calon klienku. Calon klieanku yang akan menemani hari-hariku dengan penuh cinta. Wadidaw. Ihiiirrr. Raup sik kono, Mas!!

Mujix
Punggungku sakit, apakah karena kecapekan jogging kemarin?
Baki, 31 Oktober 2019