megamendungkelabu

Senin, 17 Agustus 2020

Coach Olahraga Wahid

Waktu sedang ngerjain commission, beberapa bocil ini merajuk ke ruang kerja buat minta 'olahraga bareng'. Entah sejak kapan mereka kadang suka nimbrung gitu ketika aku ada jadwal rutin jogging seminggu sekali. 

Aku di minggu-minggu ini udah kayak kipas angin,  muter-muter dari job satu ke job yang lain.  Pekerjaan sedang banyak, aku suka uang.  Aku suka banyak uang.    

Rasanya ingin menolak, namun kalimat penolakanku berhenti di tenggorokan, karena kalah dengan antusias dan semangat mereka. 


"Ah yowislah,  pisan-pisan nglereni gaweyan luwih risik!" begitu pikirku. 

Tanpa banyak mikir aku langsung memakai jarsey biru andalan, sepatu running dan celana pendek seharga 10K yang aku beli dulu di Pasar Pagi Klitikan Semanggi.

Jadwal jogging sih lusa, namun kurasa tak ada salahnya jika olahraga lagi hari ini. Kemerdekaan paling sederhana menjadi seorang freelancer adalah bisa mengatur jam kerja secara dinamis, yang tentu saja harus aku manfaatkan dengan betul. 

Uang bisa dicari,  namun mengumpulkan dan menemukan bocil-bocil yang menganggapmu sebagai 'Coach Olahraga Wahid' tidak bakal terjadi setiap hari. 

Pekerjaan akan selalu ada, bahkan ketika kau tua dan tiada. Jadi tidak ada salahnya untuk rehat sejenak dan meluangkan waktu bercengkrama dengan keluarga, pacar (kalo punya, aku uhuk single btw), teman,  gebetan,  kolega  atau orang-orang yang menganggapmu ada. 

Dari kiri ke kanan: Bilal,  Gantar, Anin,  Kayla and the last one,  Nicholas Saputra Bootleg version. 

Mujix
Mensana Carpore Sano. 
Elo yang ke sana,  gw yang ke sono. 
Simo,  17 Agustus 2020