megamendungkelabu

Jumat, 02 Oktober 2020

Humor Bapakku

Bapakku nonton televisi, saat itu ada program acara 'stand up comedy'. Beliau mengamati sang komika sedang ngebanyol. Menit demi menit. Suara tawa penonton di televisi itu bergemuruh dari waktu ke waktu.

Bapakku masih mengeryitkan dahi. Sambil menghela napas penuh kebingungan beliau menggerutu 'Koyo ngono ae kok digeguyu! ". Lalu chanel TV berpindah ke siaran berita yang membahas Corona. Tidak ada tawa di acara berita itu. 

Keesokan harinya,  di suatu siang yang panas,  terdengar suara tawa bapakku terkekeh-kekeh. Aku yang sedang di kamar ngerjain komisian jadi penasaran dong. Berlari kecil aku ke teras. Bapakku duduk di kursi tamu tengah menonton video wayang di Youtube melalui ponsel pintar. 

"Nggeguyu opo to,  Pak?" tanyaku. 
Beliau menunjukkan seorang sinden bocah belia yang tengah ngebanyol dengan seorang dalang,  yang ternyata dalang tersebut adalah bapak sang pesinden cilik.

"Ikilhoo dagelane lucu banget" katanya dengan penuh antusias. Aku hanya ikut terseyum dan memahami sesuatu yang baru. 

Setiap orang ternyata memiliki selera humornya masing-masing. Bapakku tak bisa menemukan kelucuan soal 'jokes' intelek nan cerdas para komika,  namun ia malah menemukan ke-gayeng-an guyon mataraman di acara wayang tersebut.  

Aku jadi mikir,  jangan-jangan selera humor itu seperti baju favorit, yang tak semua manusia bisa cocok dengan ukuranmu dan tak bisa dipaksakan. Wah kalau gitu hampir sama kayak 'ajaran agama' juga dong? 

Seseorang berteriak dari toilet,
"WOO YA NDAK BISA!!!  AGAMA SAMA PAKAIAN NDAK BISA DISAMAKAN!!! BEDA ITU BEDAAA!!! "

Mujix
Indomie goreng jika dimasak
secara inovatif ternyata jadi 
luar biasa enaknya. 
Simo, 2 Oktober 2020