Langsung ke konten utama

Kucing Diciptakan Untuk Apa?

Siang ini dimulai dengan insiden kucing mbang telonku yang tak mau makan. Asumsi sementara,  doi keracunan tikus lagi. Masalahnya adalah, beliau dalam masa menyusui ke empat anak kucingnya yang baru berusia dua minggu. 

Di rumahku tidak ada vets. Jadi jika ada sesuatu terhadap sang kucing, aku (atau kami,  biasanya aku dan mamak) mencoba mengobatinya secara manual. Mulai dari dikasih susu atau air degan. Namun sialnya, usaha kami selalu berakhir hampir sia-sia. Dari beberapa kejadian hanya satu atau dua kasus saja yang berhasil sembuh. Itupun hanya menyambung nyawa untuk beberapa minggu. It's hard but I just can do this thing. 

Siang ini juga seperti itu. Aku memaksa mati-matian agar sang kucing mau menelan air degan untuk menetralisir racun. Entah berhasil atau tidak,  yang pasti sang kucing mbang telon itu saat ini masih terkapar di lantai beralaskan kain kaos lamaku. Problem berikutnya adalah,  keempat anak kucing tersebut belum dikasih minum hari ini. Aku termenung. What's should I do? 

Sore mulai beranjak datang. Solusi buat anak meng belum ketemu. Ibuku yang pulang dari hajatan datang dan menanyakan kabar. Aku bilang apa adanya. 

"Uwis tak kei degan,  ora ketang sithik yo diombe sih. Mbuh iso mari opo ora!" ujarku pendek. Akhir-akhir ini aku malas bicara panjang lebar. Mungkin karena sedang dalam kondisiku tidak fit. 

"lha terus pie? Anake ket esuk mau rung diombeni?!" katanya lagi. Aku tercenung bingung. Lalu aku teringat kalau di Simo ada toko kucing. Mungkin di sana ada yang menjual dot dan susu.

"Yo bar iki tak neng Simo,  Mak! Tak golekne dot karo susu. Mugo-mugo gelem lan iso diombeni. " ujarku dengan sedikit cemas. Aku memang awam soal kitten. Namun aku berniat belajar tentang hal ini. 

Jarum pendek di jam dinding menunjukkan waktu jam setengah lima sore. Langit bergelombang berwarna abu-abu. Angin bertiup dingin menusuk sampai ke tulang sungsum. Aku mengambil dompet,  kunci motor dan tentu saja jaket andalanku. Di cuaca yang tak tentu seperti ini, menjaga agar tubuh tak diterobos angin adalah sesuatu yang penting. 

Dalam satu hentakan motor Karismaku telah pergi menembus dinginnya sore ini demi susu dan dot anak kucing yang terus meraung karena lapar. It's tough life for me and I think, soon for the kittens. 

Tiba di Pasar Simo. 






Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...