megamendungkelabu

Sabtu, 05 Juni 2021

Motor Mogok Di Ujung Batas Pasar

Motor karisma bokap tiba-tiba mogok. Kejadian ini berlangsung sejak tadi sore,  saat aku sedang melakukan ritual 'self healing' di sebuah warung mie ayam di perbatasan Pasar Simo.


Aku stater selalu tidak menyala. Aku genjot gasnya pun tak ada perubahan. Di tempat itu aku sempat dibantu oleh bapak penjual mie ayam.  Ia pun mengoprek di beberapa bagian dan masih juga nihil. 
Senja sore ini sangat estetis, dengan atau tanpa kejadian motor mogok. Beberapa alternatif solusi muncul, mulai wacana menitipkan motor di rumah penjual mie ayam atau hal yang paling sederhana,  memanggil wawan untuk membetulkan motornya. 


Akhirnya aku memilih solusi terakhir. Karena ponsel pintarku tak ada pulsa,  aku bergegas ke sebuah toko kelontong di seberang jalan. Langsung saja aku kirim pesan singkat. "Wan,  motornya mogok!  Kalo luang ke sini dong!".

Dan dalam hitungan menit,  Wawan sampai di lokasi. Kami segera menggiring motor macet itu ke bengkel terdekat. Sesampainya di sana,  bengkel hampir tutup. Kang bengkel yang dandy langsung memeriksa motor kami. Dan voila,  bisa menyala dong. Kata beliau ada kabel kontaknya yang rusak. 

Kabel kontak motor yang baru adalah solusi dari permasalahan kami saat ini. Sepertinya bakal ada pengeluaran tak terencana lagi bulan ini. Jika tak salah,  bakal menghabiskan sekitar uang 200K lebih untuk sesi permotoran. 


Pemasangan kontak baru sedang terjadi. Aku memandang Wawan dan Kang Bengkel yang sedang memperbaiki semua ini. Nafasku terhela cukup panjang di balik masker yang sumpek. Kehidupanku detik ini rasanya bagai empedu pahit. Atau mungkin obat demam yang enggan untuk aku telan. 

Suka atau gak suka, aku harus menghadapi situasi-situasi semacam ini. Yah,  pepatah manusia tidak bisa hidup sendiri itu sepertinya memang benar. Ilmu komikku yang adidaya ini tak bisa dijadikan solusi untuk memperbaiki motor. Beda referensi. Itulah kenapa Tuhan menciptakan montir handal. 


Aku capek. Sumpah. Namun aku tak ingin melarikan diri dari situasi ini. Akhir-akhir ini aku sedang sedikit terobsesi untuk menikmati 'perasaan yang tidak enak'. Seperti saat ini. Mencoba untuk tetap hidup di sini sambil mengira-ira hidup akan membawaku kemana adalah sebuah candu tersendiri. It's feel like a pain,  but it's make me feel alive.

Habis ini pulang deh. Trus tidur. Capek banget anjir. 

Mujix
Mempunyai saudara dan keluarga yang baik benar-benar sebuah anugrah. 
Simo, 5 Juni 2021