megamendungkelabu

Selasa, 13 April 2021

I know this feeling will be suck.

Rasa kelu ini sangat nyata. Well mengetahui orang yang aku cintai ternyata mencintai orang lain itu, bagiku bagai langit runtuh, untuk kesekian kalinya 

Life is not fair,  I know this thing every single day,  but it's my biggest one in my whole life. 

Lubang yang belum aku tambal itu menganga lagi dengan sangat dalam. Sepertinya sebuah keputusan yang tepat jika laptopku kali ini tidak ada di kamar. 

Tidak ada pelarian lagi untuk apapun. Aku bahkan mencoba meresapi tiap kelu yang ada di hati ini. Rasanya bagai disayat pelan-pelan dengan pisau berkarat. Sakit. Perih. Entah akan menuju ke mana. 

Ingatanku kembali ke sebuah kutipan di buku 'Sejarah Yang Disembunyikan' karya Jonathan Black, "Setiap cinta sejati,  selalu ada pembiaran pergi".

It's hard. I know. Maybe will need more time. Kalo boleh jujur,  aku ingin mendamprat diriku sendiri yang payah ini. Namun jika dipikirkan lagi, sensasi kelu ini benar-benar aestetic. I will try to enjoy it. 

Rasanya kek makan oats untuk pertama kalinya. Semangkuk oats yang diseduh tanpa campuran apapun. Hambar dan aneh di mulut. 

Seperti rasa patah hati ini, hambar dan aneh di kehidupanku hari ini. 

Walau kalau boleh jujur, tak sesakit rasa cinta yang saling bersambut namun tak bersatu sih. Kalo dipikir-pikir, kisah cintaku sebelumnya lebih menguras emosi dengan sangat elegan. 

Aku naksir dia. Dia naksir aku.
Namun belum berjodoh gara-gara dua-duanya terlalu pengecut untuk mengungkapkan perasaan dengan lebih terbuka. And then voila, it's bring me here. 

Banyak hal berubah. Aku tak se-emosional dulu (Walau tak terlalu waras juga sih).

Di hidupku hari ini, tersisa beberapa pertanyaan yang harus segera terjawab, agar aku punya alasan untuk segera melangkah kembali. 

Aku akan mencari jawabannya pelan-pelan. Wish me luck. 

Mujix
I'm exhausted. 
Help me! 
Simo,  13 April 2021