megamendungkelabu

Minggu, 14 November 2021

Si Fulan

Ada seorang teman FB datang ke pertemuan kami. Sebut saja ia fulan. Ia adalah illustrator sukses dengan segudang pencapaian yang membuatnya bangga. Dan Malam ini ia memuntahkan semua kebanggaannya itu kepada kami dengan pongahnya. 

Sepanjang obrolan ia tak henti-hentinya merokok. Aku rasa ini meet up komunitas paling sumpek yang pernah aku datangi. Soalnya hampir 95% anggota kami tidak ada yang merokok. Dan ia dengan santainya klepas-klepus sambil omong besar. Sebagai orang yang 'baik', aku hanya menanggapinya agar ia krasan doang. Aslinya sih aku tak terlalu perduli. 

Asap putih terus mengepul. Setelah semua muntahan kesuksesannya sudah habis ia kemudian berganti topik ke salah satu anggota kami. Ia mem-bully-nya dengan banyak cara. Aku gak tau gimana bilangnya,  namun sangat terasa sekali ada banyak pernyataan bernada merendahkan. Aku sudah mulai gak nyaman. Satu atau dua kali aku masih maklum untuk menertawakan kawan. Namun ketika itu sudah berulang banyak kali,  aku merasa itu sangat menyebalkan. It's not good. Apakah itu selesai?  Enggak. Ia kemudian dengan asiknya mengkritik komunitas kami. Kritik yang aneh sih sebenarnya. Ia hanya mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang harusnya kami lakukan berdasarkan opininya. Eh masak sih? Emang dia bilang apa? 

"Harusnya kalian nongkrong di Starbuck,  jadi biar ada peluang bertemu klien! Bukan di wedangan semacam ini dan bertemu sesama komikus."

Yah,  bahkan ia menyindir soal ganti nama komunitas. Ah, kata-katanya aku ingat bener. Kalau tak salah ia bilang gini. 

"Ganti nama aja tuh IKILO, gak ada anggotanya yang hidup dari komik tuh! Kata 'Komikusnya'-nya diilangin aja. Ganti kata 'Illustrator'!"

Aku orang yang sebenarnya masih mentolerir kesombongan, satu atau dua kepongahan adalah sesuatu yang wajar. Namun lebih dari itu, dan apalagi sampai tidak menyisakan 'ruang' untuk orang lain berinteraksi. Sepertinya anda perlu ke psikiater atau bermusahabah dengan diri anda sendiri. 

Mujix
Lokasinya wingit, obrolannya memuakkan, lalu aku memutuskan pulang lebih cepat. Walau hujan gerimis, mata minus, dan lampu motor agak redup. 
22 November 2021