megamendungkelabu

Kamis, 09 Maret 2023

Kepiting

Kepiting. Aku penasaran sama rasanya. Dulu pernah beli tapi ukuran kecil dan dicampur sambal. Tiap pulang ke rumah jika lewat jalur Nogosari maka akan bertemu restoran seafood. Mau beli suka lupa,  saat tak lupa gak ada uangnya. Malam ini tidak lupa dan ada uangnya lalu gas beli deh. 

Restoran sepi. Menunya banyak, ada kepiting,  cumi bahkan lobster. Harganya mahal. Karena mahal aku beli kepiting yang standar. Pesanan sudah jadi. Makanan dibungkus dan langsung aku gas pulang. Sampai rumah maghrib. Mamak dan bapak aku kabari kalau aku beli kepiting. Mamakku shock karena harganya tak murah. 

Kepiting dipindah mamakku ke mangkok. Aku ke kamar merapikan badan dan istirahat. Mamak berteriak soal bingung gimana caranya makan kepiting. Katanya cuma berisi 'tulang' dan kuah. Aku juga berteriak bahwa aku tak tahu cara makannya. Ini adalah pengalaman pertamaku beli kepiting. 

Tak mau pusing terlalu lama,  aku menyusul mamak di dapur. Ambil nasi dan menuju lauk kepiting. Mamakku masih bingung, begitu juga bapakku. Aku menengok sang kepiting. Kubolak-balik pakai sendok. Kemudian aku ikutan bingung. Ini makannya gimana anjir. 

Pokoknya aku ambil dulu lah. Beberapa bagian aku taro di piring makan. Setelah menganalisis beberapa menit akhirnya sampailah di sebuah kesimpulan. Benda yang harus di makan dari kepiting adalah dagingnya. Dan daging tersebut ternyata berada di dalam tulang-tulangnya. Okey,  aku sudah tahu. Tapi masih bingung. Buset, Ini makannya gimana anjir.

Gak mungkin menggigit cangkang. Keras bnget.  Aku butuh tang. Sialnya di rumah tang kotor semua. Aku makin bingung. Bapakku lalu datang dengan ide cemerlang. Beliau bilang kalau cangkangnya dipukul-pukul aja pakai sendok. Aku masih sedikit bingung. Namun bagai makhluk primata aku mulai memukul kepiting itu pakai sendok. Kami berdua memukul-mukul kepiting di piring bagai manusia prasejarah. "Tak tok tak tok tak tok!" begitu bunyinya. 

Pukulanku beberapa kali meleset. Beberapa kali kena piring. Tak lama kemudian aku semakin ahli. Dan voila,  cangkang-cangkang itu mulai pecah. Uhihihi. 

Dagingnya mulai kelihatan. Lalu aku korek pakai garpu. Astagfirullah susah banget. Beberapa gumpal daging mulai ada di sendok. Aku makan sedikit demi sedikit. Rasanya enak. Kayak daging udang tapi lebih kalem. Tapi isinya sedikit. Kepiting segede telapak tangan itu hanya memiliki porsi daging ala kadarnya. 

Mamakku ngetawain semua hal random ini. Katanya uang segitu lebih baik dibuat beli ayam mentah. Aku bilang pada beliau kalau aku membeli pengalaman. Aku membeli obat rasa penasaran akan makanan bernama kepiting. Sekarang aku bisa tidur dengan tenang. "Tak tok tak tok tak tok" bunyi terbawa sampai ke alam mimpi. 

Mujix
Kayaknya cukup sekali
ini saja beli kepiting. 
Sambi, 9 Maret 2023