megamendungkelabu

Senin, 03 Juni 2019

Nomer WA

Setahun yang lalu aku nongkrong di Gapura Kapal ISI Solo dengan adik-adik tingkat jaman kuliah. Kami tak sengaja bertemu. Tentu saja laki-laki. Byuh. Di tengah-tengah obrolon, tiba-tiba salah satu adik tingkat jaman kuliahku itu disamperin cewek. Sepertinya teman satu angkatan. Mereka bertegur sapa dan berbicara dengan ceria. 'Mbaknya manis' batinku. Selepas mbak manis pergi, aku mengintrograsi juniorku itu dengan pelan dan sangat tersirat.

"Wah temanmu ya!?" Ucapku.
"Halah, Mas! Rasah basa-basi!" Sanggahnya. Aku terperanjat kaget.

"Nih, namanya si anu, ini nomer WA-nya!" Katanya penuh tawa sambil mengeluarkan ponsel pintar.

Para juniorku langsung terkekeh. Aku tersipu malu. Dalam hitungan kecepatan cahaya, nomer kontak mbak manis itu sudah berpindah ke HP-ku.

Ya, hanya berpindah. Tak pernah aku kontak satu kalipun hingga hari ini. Beberapa orang diberikan kesempatan, beberapa orang yang lain diberikan keberanian.

Namun ada juga yang tidak diberi keduanya. Mungkin saat itu ia sedang disibukkan dengan diri sendiri. Disibukkan dengan mewujudkan mimpi-mimpinya. Dan ya begitulah.

Jika kamu dianugerahi keduanya di saat yang tepat, dan bisa mengambil sikap dengan cermat, niscaya kejombloan adalah sebuah kisah klasik di masa lalu.

Mujix
Seorang lelaki pemalu yang mulai berharap bisa menjabat tanganmu di depan penghulu.
Simo, 5 September 2019