Langsung ke konten utama

Clementine dan Screentone

Sudah pukul 22.44 WIB. Aku menghela nafas panjang. Sepertinya aku harus segera istirahat. Beberapa kali aku menguap dengan sangat lebar, beruntung tidak ada tawon yang nyasar dan masuk ke mulutku. Ketika aku akan mematikan komputer dan berniat mengakhiri hari ini dengan tidur pulas, tiba-tiba aku teringat sesuatu.

Oh iya, tantangan 'writingtober' hari ini belum aku buat sama sekali. Fokusku hari ini tercurahkan untuk mengedit komik 'Lemon Tea' Chapter 1: Dear God. Beberapa  menit yang lalu, semua halaman sudah selesai dipermak ulang. Aku ingin segera tidur. Namun  tantangan 'writingtober' juga harus aku kerjakan. Aku harus menulis apa?

Brengsek. Tidak ada ide sama sekali. 

Beberapa ide sebenarnya ada, namun untuk saat ini aku tidak kuat untuk mengubahnya menjadi tulisan. Energiku sudah hampir habis. Hal yang paling memungkinkan hanya menulis tentang keadaanku detik ini. Aku akan menuliskannya secara singkat saja. Toh, tantangan 'writingtober' sebenarnya hanya aku gunakan sebagai pemicu agar aktivitas menulis ini terus berjalan. Tidak ada keharusan untuk menulis dengan tema yang berat, atau dengan teknik ini, itu dan sebagainya. Pokoknya menulis dan terus menulis.

Baiklah. Aku mulai menulis apapun sekarang. 

Listku tercoret satu lagi hari ini. Edit ulang komik 'Lemon Tea' Chapter 1 baru aja kelar. Garis besarnya untuk list ini adalah mengganti font dan memberi tone agar lebih nyaman untuk dibaca. Pada tahun 2012 font yang kugunakan di komik ini adalah 'Comic Sans'.

Font Comic Sans.
(Sumber: www.genius.com)

Dulu sih awalnya baik-baik saja, tapi setelah beberapa tahun berselang, aku merasa font ini tidak cocok dengan komik 'Lemon Tea'. Font penggantinya adalah 'Suplexmentary Comic'. Kurasa udah oke banget, aku mengganti ulang font ini tahun 2014. Secara keseluruhan aku cukup menyukai font ini. Namun ada beberapa hal yang mengganjal. huruf  'J' dan 'I' memiliki kemiripan dan apabila keduanya bertemu cukup susah untuk membedakannya.

'Suplexmentary Comic'
(Sumber: www.fontrist.com)

Akhirnya setelah dipikir lagi dengan kepala dingin, beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 11 Oktober 2015, untuk kedua kalinya aku mengganti font.

Perubahan font di komik 'Lemon Tea'.
Kiri: Suplexmentary comic, Kanan: Clementine.
Enakan yang mana Hayoo!?
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Font yang kugunakan kali ini adalah 'Clementine'. Font yang sama dengan buku komik debutku kemarin. Semoga ini terakhir kalinya aku dipusingkan dengan font di komik 'Lemon Tea'.

Font Clementine
(Sumber: www.fonts2you.com)


Tugasku selanjutnya adalah memberi tone yang nyaman untuk dibaca. Tone semula di komik ini sangat gelap. Selain gelap, terdapat bintik-bintik semacam 'screentone' yang membuat komik ini makin rumit. Dulu kukira komik yang bagus adalah komik yang banyak 'screentone'-nya. Namun ternyata perkiraanku salah. Permasalahannya bukan 'banyaknya screentone ' namun 'penggunaan screentone'. Di komik 'Negara 1/2 Gila' aku terlalu banyak menggunakan 'screentone'. Terlalu banyak bahkan membuat 'sakit' ketika membacanya.

Alhasil, mulai saat itu aku kapok menggunakan terlalu banyak 'screentone', kemudian aku memutuskan untuk seminimal mungkin menggunakan 'screentone'. Seperlunya saja.



Perubahan Tone di komik 'Lemon Tea'.
kalian bisa melihat perbedaannya kan?
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dari tahun 2012 sampai hari ini aku ternyata semakin perfeksionis dalam berkarya, terutama komik. Perbedaan kualitas gambar dan asupan wawasan di kepala membuat aku semakin sensitif. Belajar dari dua komik yang pernah aku terbitkan, setidaknya harus ada perbaikan dari satu karya satu ke karya lainnya. Itulah alasan kenapa aku mengedit ulang komik itu.

Capek sih. Namun apabila membayangkan kalau karya ini udah jadi dengan hasil yang terbaik, kurasa rasa capek itu akan hilang dengan sendirinya ditelan oleh rasa bangga. Kurasa seperti itu. Postingan ini harus segera kuakhiri, sebelum aku muntah darah gara-gara memaksakan diri untuk terus menerus menulis dengan sisa-sisa tenaga. Gituh. Selamat istirahat ya Gaes.

Mujix
Sedang berusaha mewujudkan
impian untuk menjadi komikus
yang kereeen :)
Simo, 13 Oktober 2015 

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...