Langsung ke konten utama

Proses Berpikir Kreatif

Proses kreatif dalam berkarya biasanya diawali dengan kegelisahan yang berteriak di dalam otak. Beneran. Selalu aja ada suara-suara aneh yang tiba-tiba saja tertata rapi menjadi beberapa kalimat acak. Atau kalau enggak, biasa terlihat beberapa penglihatan bergerak random yang terkadang bisa menghentikan kesadaran. Aku memiliki kendali penuh dalam menanggapi kalimat acak atau rupa-rupa aneh tersebut. Pilihannya sebenarnya hanya ada dua, mengacuhkan pertanda-pertanda tersebut, atau mencomot beberapa pertanda kemudian mengolahnya menjadi sebuah karya.

Penglihatan yang random dan beberapa kalimat acak oleh beberapa orang disebut dengan inspirasi.  Perubahan material inspirasi menjadi sebuah karya biasanya akan diawali dengan proses berpikir. Menurut Khodijah dalam buku Psikologi Belajar, secara sederhana, berfikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berfikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi, berfikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item. (Rafah Press : Palembang, 2006)

Ketika ada sebuah inspirasi muncul, pikiranku selalu ada perang hebat yang bergejolak untuk mengolah inspirasi tersebut menjadi karya seni imajiner. Imajiner, soalnya masih di dalam pikiran. Karya seni yang masih belum dibuat ini biasanya bersifat dinamis. Dinamis adalah kecenderungan karya seni ini jika dibiarkan terlalu lama mengendap. Tidak semua hal yang bersifat dinamis itu baik. Aku sangat mempercayai itu.

Aku yakin kalian sering ketemu orang-orang yang banyak ide brilian. Namun aku lebih yakin kalau kalian jarang bisa bertemu orang-orang yang bisa mewujudkan ide briliannya. Inspirasi, ide, gagasan, atau apapun kalian suka menyebutnya, biasanya harus segera ‘ditangkap’ dengan cara mencatatnya. Pokoknya catet aja dulu. Resiko inspirasi yang mengendap adalah hilang ditelan lini masa atau hanya berevolusi menjadi hal-hal yang tidak pernah direalisasikan.


Nah, ketika udah dicatet mulai deh proses kreatif dalam berkarya. Catatan kecil tentang inspirasi tersebut akan memasuki tahap selanjutnya yang bernama manipulasi kognitif. Proses ini kalau biasanya sering digambarkan dengan visual  lampu bohlam yang menyala di atas kepala. Itu tandanya kegelisahan kalian yang sudah berubah menjadi inspirasi siap dieksekusi menjadi sebuah karya. Beberapa hal yang akan mengiringi kalian dalam membuat karya adalah riset. 

Aku masih sangat percaya karya yang baik adalah karya yang bisa diterima banyak orang. Penelitian mengenai khalayak setidaknya membimbing sang kreator untuk lebih manusiawi. Kecuali kamu membuat karya hanya untuk konsumsi pribadi. Jadi, sudah siapkah kalian berkarya hari ini?  

Mujix
layar komputernya
kenapa nih?  kok bisa
mati sendiri gituh!?
Simo, 3 Oktober 2015.

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...