megamendungkelabu

Selasa, 01 Januari 2019

Hai, Tukang Ojek.

"Hai!" Terdengar suara anak kecil memanggilku yang sedang mengantri membeli sarapan di mamang-mamang tukang kupat.

Aku menoleh. Anak kecil itu lalu melanjutkan ucapannya dengan sangat tengil.

"... tukang ojek! Tolong anterin saya!"
Aku gondok. Bocah kecil itu tertawa puas melihat ekspresiku. Sial. Aku diam saja.

Ternyata trend ngegodain orang dengan kalimat 'Hai, Tukang ojek tolong anterin saya' dan 'Hei, Tayo! Hey Tayo!' Sedang sangat ngetren di Kota Hujan.

Beberapa kali aku dikecengin semacam ini. Mulai dari cewek-cewek ABG, ampe yang paling baru bocah kecil ini.

Bocah itu belum kapok, lagi-lagi ia memanggilku sama seperti beberapa saat yang lalu.

"Hai..."
Aku diem.

"Hai...!!"
Suaranya makin keras. Aku menoleh ke arah anak kecil berkemeja garis-garis itu.

Dan lagi-lagi...
"... tukang ojek! Tolong anterin saya!". Aku makin gondok. Dia tertawa lepas.

Piring ditangan aku letakkan di atas pagar beton. Aku mengambil napas panjang sambil berjalan pelan ke arah anak tengil itu. Seseorang harus memberinya pelajaran.

"Hai!!" Sapaku dengan wajah cerah ke bocah tersebut. Sepertinya ia kaget. Ia beringsut bersembunyi di punggung mamanya.

"Hai!! Namamu siapa?" Tanyaku yang ikut beringsut mengikuti gerakan bocah lucu itu. Mamanya diam saja. Sepertinya beliau membiarkan anaknya untuk belajar berinteraksi dengan orang asing.

"Halo!! Namamu siapa, dek!?" Tanyaku sambil mengelus kepala mungilnya.

Dengan malu-malu bocah itu menjawab pertanyaanku.

"Apay!" Sahutnya sambil kembali bersembunyi di balik punggung ibunya.

"Halo Apay!! Sini kenalan dulu. Namaku Mujix! Tapi teman-teman memanggilku Nicholas Saputra!" Kataku lagi.

Tanganku terulur ke arahnya. Ia diam saja dengan wajah agak panik dan malu-malu.

"Halo Apay, ayo salaman. Tadi kan Apay manggil-manggil aku!" Ucapku sambil tertawa.

Pelan-pelan tangannya menjabat tanganku. Ia senyum agak canggung. Mungkin Apay jarang mendapatkan respon agresif dari target yang ia goda dengan kalimat "Hei, tukang ojek! Tolong anterin saya!" Andalannya.

"Gituh, dong! Apay umurnya berapa?" Tanyaku lagi. Bocah itu makin panik. Kurasa 'waktu zona nyamannya untuk berinteraksi dengan orang baru' mulai habis.

"Lima tahun!!" Katanya sambil berlari ke arah gang dalam satu hentakan. Aku tersenyum puas di dalam hati.

Bocah bernama Apay itu memulai tahun baru dengan pelajaran baru. Pelajaran bernama 'kalo menggoda, bersiaplah untuk digoda'.

Dan hari ini pun aku juga memulai tahun baru dengan pelajaran baru. Nanti kalau ada cewek cantik lewat bakal kugoda dengan  "Hei, tukang ojek! Tolong anterin saya!".

Kalo beruntung, kali aja cewek cantik itu ngajak kenalan, tukaran nomer hape, ketemu orang tuanya, lalu kami berdua berakhir bahagia di kursi pelaminan. Hehehe.

Selamat tahun baru semuanya. Salam waras!

Mujix
Pria yang sedang mengerjakan komik cinta sambil melarikan diri sejenak dari dunia nyata.
Bogor, 1 Januari 2019