Time Slip
Di dunia ini banyak hal yang mutlak harus terjadi. Misalnya
perpindahan waktu dari siang ke malam. Beberapa hal mutlak yang harus terjadi
itu terkadang adalah menjadi momok menyebalkan bagi sebagian orang di sepanjang
hidupnya, sebagian menjadi sesuatu yang indah serta patut dikenang, dan
sebagian yang lain masih menjadi teka-teki yang belum terjawab hingga hari ini.
Ini aku mau curhat tentang apaan sih? Kok muter-muter gini.
Aahh... ngobrolin
soal ‘perpindahan waktu dari siang ke malam’. beberapa minggu ini, waktu
seperti air sungai yang mengalir dengan
tenang, hingga arus deras didalamnya tak tampak jika dilihat dari kejauhan. Jam
kerjaku dalam membuat komik sebenarnya cukup mengerikan. Berbagai kesulitan,
stress yang memuncak saat mengolah storyboard dan hal-hal fatal lainnya bagi
orang lain hanya terlihat bias saja. Beberapa kali aku dikira pengangguran
karena selalu ‘beredar’ dirumah. Kerja jadi komikus sampai mabuk deadline terus dikira pengangguran itu
sakitnya disini men!! yah aku udah
gak terlalu perduli juga sih.
Pada hari-hari biasa, Jam kerjaku dimulai jam 09.00 WIB
sampai jam 12.00 WIB. Kemudian istirahat sejenak sampai jam 13.00 WIB, terus
lanjut sampai jam 17.00 WIB. Jam segitu istirahat lagi buat mandi, makan,
bengong, sampai jam 18.30 WIB kemudian terus bekerja sampai jam 23.00 WIB. Sangat
menyenangkan, karena kerjaanku adalah menggambar komik. Iya beneran, udah
berasa jadi komikus profesional gituh.
Ruang kerjaku saat ini masih sangat sederhana. Ada dua meja
yang saling membelakangi masing-masing
menghadap dinding. Di salah satu meja ( yaitu meja tempatku menggambar komik)
terdapat tumpukkan komik indonesia yang berjejer. Di meja yang lain terdapat
monitor dan printer yang belum dipakai, punyanya Mas-ku sih, entah mau diapain.
Diatas meja tersebut terdapat rak buku bikinan ayahku. Kerennya lagi dirak
tersebut terdapat referensi-referensi keren untuk bikin komik. Buku semacam
ScottMcCloud sampai komik Monika-nya Mauricio terjejer sok rapi di rak
tersebut.
Berada di tempat itu seperti di sebuah Playground yang menyenangkan. Banyak komik, banyak gambar, dan banyak
hal-hal sepele yang lucu. Ritual menggambar komik ditempat itu sepertinya
berpengaruh dengan alur waktu yang berjalan didunia nyata. Hal-hal yang aku
lakukan saat menggambar adalah menyeduh teh hangat sambil mendengarkan radio.
Sesekali aku berpindah ke kursi tamu atau ndolani
Gantar, atau kemudian istirahat
sejenak minum kopi di teras halaman. Gitu terus, Beneran men, kalo udah
nggambar gituh, tau-tahu udah jam 12.00 WIB, tau-tau laper, tau-tau badan udah
capek, tau-tau badan yang capek itu udah dipijitin sama Raisa Adriana. Hihihihi
Di tempat itu ‘perpindahan waktu dari siang ke malam’
benar-benar bias. Aku yakin hal-hal itu
bisa terjadi karena aku mengerjakan pekerjaan yang aku suka. Iya, aku sedang
menjalani karir impianku sejak SMP, yaitu menjadi Komikus. Aku sudah tidak memiliki
alasan lagi untuk mengeluh. Aku mencoba terus bertahan ketika Bad Mood dan Art block menghajarku bertubi-tubi.
Kurasa seperti itu. Di dunia ini banyak hal yang mutlak harus terjadi.
Menjadi komikus mutlak harus bertemu banyak deadline dan menggores gambar
diatas kertas.
Mujix
sedang Bad Mood,
jangan diganggu dulu!
Simo, 01 Oktober 2014
<< Beranda