megamendungkelabu

Rabu, 01 Oktober 2014

Time Slip

Di dunia ini banyak hal yang mutlak harus terjadi. Misalnya perpindahan waktu dari siang ke malam. Beberapa hal mutlak yang harus terjadi itu terkadang adalah menjadi momok menyebalkan bagi sebagian orang di sepanjang hidupnya, sebagian menjadi sesuatu yang indah serta patut dikenang, dan sebagian yang lain masih menjadi teka-teki yang belum terjawab hingga hari ini. Ini aku mau curhat tentang apaan sih? Kok muter-muter gini.

Aahh...  ngobrolin soal ‘perpindahan waktu dari siang ke malam’. beberapa minggu ini, waktu seperti air sungai  yang mengalir dengan tenang, hingga arus deras didalamnya tak tampak jika dilihat dari kejauhan. Jam kerjaku dalam membuat komik sebenarnya cukup mengerikan. Berbagai kesulitan, stress yang memuncak saat mengolah storyboard dan hal-hal fatal lainnya bagi orang lain hanya terlihat bias saja. Beberapa kali aku dikira pengangguran karena selalu ‘beredar’ dirumah. Kerja jadi komikus sampai mabuk deadline terus dikira pengangguran itu sakitnya disini men!! yah aku udah gak terlalu perduli juga sih.
Pada hari-hari biasa, Jam kerjaku dimulai jam 09.00 WIB sampai jam 12.00 WIB. Kemudian istirahat sejenak sampai jam 13.00 WIB, terus lanjut sampai jam 17.00 WIB. Jam segitu istirahat lagi buat mandi, makan, bengong, sampai jam 18.30 WIB kemudian terus bekerja sampai jam 23.00 WIB. Sangat menyenangkan, karena kerjaanku adalah menggambar komik. Iya beneran, udah berasa jadi komikus profesional gituh.

Ruang kerjaku saat ini masih sangat sederhana. Ada dua meja yang saling membelakangi  masing-masing menghadap dinding. Di salah satu meja ( yaitu meja tempatku menggambar komik) terdapat tumpukkan komik indonesia yang berjejer. Di meja yang lain terdapat monitor dan printer yang belum dipakai, punyanya Mas-ku sih, entah mau diapain. Diatas meja tersebut terdapat rak buku bikinan ayahku. Kerennya lagi dirak tersebut terdapat referensi-referensi keren untuk bikin komik. Buku semacam ScottMcCloud sampai komik Monika-nya Mauricio terjejer sok rapi di rak tersebut.

Berada di tempat itu seperti di sebuah Playground yang menyenangkan. Banyak komik, banyak gambar, dan banyak hal-hal sepele yang lucu. Ritual menggambar komik ditempat itu sepertinya berpengaruh dengan alur waktu yang berjalan didunia nyata. Hal-hal yang aku lakukan saat menggambar adalah menyeduh teh hangat sambil mendengarkan radio. Sesekali aku berpindah ke kursi tamu atau ndolani  Gantar, atau kemudian istirahat sejenak minum kopi di teras halaman. Gitu terus, Beneran men, kalo udah nggambar gituh, tau-tahu udah jam 12.00 WIB, tau-tau laper, tau-tau badan udah capek, tau-tau badan yang capek itu udah dipijitin sama Raisa Adriana. Hihihihi


Di tempat itu ‘perpindahan waktu dari siang ke malam’ benar-benar bias.  Aku yakin hal-hal itu bisa terjadi karena aku mengerjakan pekerjaan yang aku suka. Iya, aku sedang menjalani karir impianku sejak SMP, yaitu menjadi Komikus. Aku sudah tidak memiliki alasan lagi untuk mengeluh. Aku mencoba terus bertahan ketika Bad Mood dan Art block menghajarku bertubi-tubi.  Kurasa seperti itu. Di dunia ini banyak hal yang mutlak harus terjadi. Menjadi komikus mutlak harus bertemu banyak deadline dan menggores gambar diatas kertas. 

Mujix
sedang Bad Mood,
jangan diganggu dulu!
Simo, 01 Oktober 2014