megamendungkelabu

Selasa, 22 Desember 2020

Malaikat dan Hidup Yang Sama

Aku hari ini bertemu banyak malaikat. Salah satunya menghampiriku berkata jika setiap orang setelah mati akan hidup kembali dengan kisah yang ia telah jalani. 

Jalan hidup dengan cerita penuh plot twist dan drama yang tak jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Hampir sama persis. 

Yang berbeda adalah peran yang ia mainkan. Misalnya,  jika kemarin jadi komikus,  maka setelahnya akan menjadi tukang sayur atau anggota DPR. 

Malaikat itu bertanya tentang pendapatku akan hal itu. Aku menjawab mantap, jika aku tidak keberatan dengan hal tersebut. 

"Aku rasa menjalani hidup seperti itu yang berulang-ulang tidak buruk-buruk amat! "
Kataku dengan keren. Sudah seperti tokoh protagonis di film-film roman picisan. 

Para malaikat seantero ruangan itu bertepuk tangan. Mereka mengelu-elukan diriku sebagai manusia yang keren. Aku langsung jumawa. 

Suara tepuk tangan dan pujian mereka terdengar semakin keras. Makin kencang di telinga hingga membuatku...

Terbangun dari tidur.

Aku dengan kepala sedikit pusing menengok jam digital di ponselku. Jam 3 pagi. Suasana kamarku sangat hening. 

Potongan demi potongan aku mengingat mimpiku barusan. Walau samar aku menelaah adegan demi adegan. 

Ada banyak malaikat.
Hidup sama yang terus berulang. 
Aku yang sok keren soal menjalani hidup. 
Mak dheg. 

Semua gambar perjuangan dan pencapaian dalam hidup hadir berkelebat secara tiba-tiba. Aku tersenyum kecut. 

"Apanya yang tidak buruk-buruk amat!"
Kataku dengan lirih. Ya. Aku memang menjalani kehidupanku dengan usaha yang terbaik. 

Namun jika harus mengulang hidupku yang sangat keras itu, sepertinya aku tidak mau. Setidaknya sampai usia ini, tidak terlalu banyak hal-hal yang membuatku bisa berkata "Hey,  It's a great life! I'm worth it for here and this moment!".

Hidupku masih berjalan. Aku berharap kejadian-kejadian di masa depan yang masih misteri itu bisa mengubah pendapatku soal ini. 

Mujix
Semua keluh kesah dan pikiran random di atas kurasa terjadi gara-gara perutku lapar. Dua pisang dan satu gelas air menenangkan perutku. 
Simo, 22 Desember 2020