Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Teman Baru

Kemarin meet up dengan orang baru dari aplikasi Tinder. Alasannya sederhana. Setelah beberapa minggu kami match dan ngobrol ringan, aku berpikir 'siapa tahu beliau jodohku'. Awalnya aku random chat buat ketemu. Eh malah mau. Yawis kita meet up di Solo Square setelah jam makan siang. Aku berkendara dari Simo ke Solo di situasi cuaca terpanas demi sebuah kesempatan.  Dia mengajak Janjian di Heavy Scents yang ternyata gerai parfum gaul. Kami bertemu untuk pertama kalinya dan langsung ngobrol ngalor ngidul. Aku belajar banyak soal parfum. Setelah itu kami nongkrong di Istana Mie buat ngobrol sambil art trade. Kami memesan es istana yang literally es serut yang dikasih buah sirop dan susu, cuman agak mahal.  Semuanya berlangsung seru. Kemudian kami berpisah karena ada agenda masing-masing. Jadi apa konklusinya?  Gak ada. Namun aku tahu satu hal, kemampuanku bersosialisasi dengan orang baru gak buruk-buruk amat. Apakah dia jodohku? Entahlah, tak ada sengatan listrik cinta menye...

Uang Tujurebu

Mau jogging, terus mikir 'keknya abis joging,  mandi terus minum jahe anget enak nih!?'. Aku langsung mengambil uang Rp. 7.000 dari dompet. Sore ini aku memakai celana brandid Nike yang kubeli di CFD beberapa bulan yang lalu. Artinya, tak ada kantong untuk menyimpan uang tujurebu tersebut. Apa ada cara?  Hm, tanpa banyak berpikir uang tersebut aku masukin ke kaos kaki sebelah kanan. Sialnya kaos kakiku kali ini agak longgar. Sialnya lagi uangku masih baru gres yang memiliki tepian tajam. Artinya jika uang tujurebu itu aku masukkan ke kaos kaki, ada indikasi bakal melukai kulit saat joging. Apa ada cara?  Hm, tanpa banyak berpikir lagi uang tersebut aku masukin ke sepatu sebelah kanan. Problem beres. Aku bisa jogging sambil membawa uang untuk membeli jahe gepuk anget favoritku. Segera saja aku melangkahkan kaki menapaki rute jongging itu dengan hati semangat.  Setelah hampir berlari dua kilometer aku sampai di desa sebelah. Beberapa langkah lagi sampai di warung penju...

Guru

Namanya Bu Paryumi. Guru pertamaku di kelas 1 SD, aku abadikan sebagai karakter di komiknya Si Amed. Aku tak terlalu ingat bagaimana dulu ia dalam mengajar,  namun yang pasti beliaulah yang mengajariku ilmu-ilmu 'basic survival' seorang manusia di dunia nyata yakni, membaca, menulis, menghitung dan lain sebagainya. Hal yang paling menakjubkan adalah, Bu Paryumi bisa membedakan antara aku dengan adikku. Soalnya saat kami sama-sama gondrong, rasanya kek pinang dibelah kapak. Banyak yang tidak bisa membedakan, terutama orang-orang yang jarang berinteraksi dengan kami.  Namanya Bu Sri. Guru SD-ku saat kelas 2. Beliau terkenal agak judes. Hal yang paling aku ingat dari beliau adalah, selalu ada kuis kecil saat mau jam pulang sekolah. Bu Sri memberikan pertanyaan terkait pelajaran, yang bisa menjawab harus mengacungkan jari. Hal yang paling 'satisfying' adalah siswa bisa pulang duluan jika bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Bu Sri mengajari aku mengenai pentingnya berkomp...

Coldplay dan Sepeda Motor di Ruang Tamu.

Malam ini timeline Twitterku (atau X-ku? Ga ena banget) bersliweran tweet Chris Martin main piano sambil berpantun. Iya berpantun. Aku tersadar kalau hari ini Coldplay konser di Jakarta. Aku terdiam sejenak mengingat beberapa bulan yang lalu, hari di mana semua orang hype mengenai konser ini.  *** Beberapa bulan yang lalu. Aku berjalan menuju mushola untuk sholat isya di daerah Rs. Brayat bersama Geng Kobra. Ya kami berbicara random mengenai apapun. Dan tentu saja tiket Colplay.  "Lhooh koe meh nonton, Ji!?" tanya salah satu anggota Genk.  "Koyoe sih. Soale band ini nek konser sangar panggung'e!" jawabku dengan senang.  "Wiih mantap, aku nggo pesen tiket nganti gae akun Bank anyar lhoo! Koe ra gawe sisan!?" tanyanya lagi.  "Oralah. Aku santai kok! Misal ra entuk neng jalur reguler yo yowis! Hahaha" Dan begitulah obrolan itu meluncur sampai jauh. Waktu terus berjalan menbawa sebuah impian baru, yakni keinginan untuk nonton Coldplay.  Tiba hari...

Soto Bakso

Pagi ini aku terhenyak melihat sebuah adegan terlarang. Adegan terlarang nan haram itu berupa ditumpahkannya kuah bakso ke dalam soto! Parah!  Dan sialnya aku membeli Rp.10.000! Atau bisa dibilang dua porsi!  Apalagi saat ada beberapa butir bakso yang hampir ikut tersapu ke dalam soto. Ini adalah mimpi buruk! *** Semuanya bermula dari pagi ini, aku berada di Pasar Simo untuk belanja-belanji walaupun uang mepet. Target shopping kali ini adalah makanan kucing, shampoo kucing, dan lauk pauk beberapa snack untuk menemani kerja.  Makanan kucingku habis. Para juragan sangat lapar. Hanya saja entah karena makanannya atau emang gaya hidup nasib Shiro masih diare. Nah untuk kali ini aku membeli makanan kucing yang berbeda. Semoga saja bisa sembuh.  Lauk pauk kali ini KFC palsu yang harganya murah tapi enak. KFC asli satu potong 20K. Nah kalo beli KFC palsu uang segitu dapat empat potong. Otak hematku yang sedang sepi job semakin terasah akhir-akhir ini.  Nah tak terlalu ...

Kalah dan Menang

"Anjiiir jelek banget!" teriakku siang itu. Aku kali ini sedang menengok karyaku untuk Silent Manga 2023 yang kelar dua bulan silam. Dan itu adalah review jujurku.  Karya itu aku selesaikan dalam waktu sekitar tiga mingguan. Media yang aku gunakan adalah media tradisonal yang kemudian aku edit pakai digital saat finishing. Waktu pengerjaan sih aku gambar sebaik-baiknya. Pelan-pelan panel demi panel. Kamar selalu berantakan saat menggambar pakai pensil dan pena. Kala itu aku mencoba eksplorasi dengan spidol dan drawing pen. Sempet kepikiran mau aku warna abu-abu pakai kuas juga sih. Namun akhirnya aku batalkan. Mana menghabiskan uang 120K buat beli kuas lagi. Damn!  Komik yang aku kerjakan berjudul 'Hunny Bunny'. Cerita random dadakan yang muncul tiba-tiba. Beberapa bulan belakangan karena sepi job, aku 'terpaksa' menggambar komik lagi untuk mengisi waktu.  Pilihan saat sepi job hanya ada dua. Capek karena stress gak ngapa-ngapain. Atau capek karena capek ngapa...

Mau Ke Mana?

Di suatu sore yang sejuk, seorang bapak tua bermotor menghampiri aku yang sedang nongkrong minum teh balkon di Simpang Simo. Ia berkata pelan yang suaranya tergerus raungan kendaraan bermotor.  "Pripun, Pak?!" tanyaku sambil mendekat.  "Mau ke mana?! " kata beliau.  Aku yang sedikit bingung akhirnya sadar. Oh, bapak ini adalah tukang ojek yang dulu kadang mengantarkanku ke rumah.  "Wedangan,  Pak. Minum teh!" kataku lagi.  Ingatanku melesat ke masa lalu. Aku dulu sering berada di tempat ini, terminal Simo. Sebuah wilayah di mana menjadi titik pertemuan banyak angkutan umum. Selalu naik bis. Jarak Terminal Simo ke rumah. Nunut mbonceng mas is atau mbak diyah. Nunggu dijemput. Membuang waktu.  Bapak tanya bawa motor. Dulu aku gak punya motor. Kuliah dibully.  Sumpah serapah menghancurkan motor. Minder. Gak punya nyali minta ortu. Lalu mengandalkan orang lain salah satunya naik ojek.  Tarif ojek 20k-30k. 

Bau Tai Tikus

Ada bau tai tikus di meja kerjaku. Hidungku mengendus-endus ke segala arah namun tak menemukan sumber aroma. Dan begitulah,  selama hampir dua minggu aku selalu dihantui oleh bau itu tiap kali bekerja. Dua minggu adalah waktu yang cukup lama untuk bisa mengacuhkan sebuah bau. Hingga akhirnya pagi ini tiba. Aku sudah bertekad untuk menyelesaikan problem ini. Dan pagi ini bau itu datang lagi.  Aku segera melemparkan hidung mbangirku ini ke segala arah. Ke atas, ke bawah,  ke kanan, dan ke kiri. Masih nihil. Aku berpikir sejenak. 'Hmm, Apakah ada petunjuk khusus dari kasus ini?' Pikirku yang mulai berlagak menjadi detektif ala Sherlock Holmes.  Petunjuk,  petunjuk, petunjuk. Kalau gak salah bau itu muncul di meja gambar bagian barat.  Hidungku mulai membaui meja. Aku sampai mengangkat beberapa buku dan barang. Tentu saja nihil.  Apakah ada petunjuk lain? Hm.. Bentar-bentar. Oh iya kalau gak salah bau itu nongol tiap aku ngerjain vector stok. Mataku meliri...

Asmbuhlah

Tired as hell but I don't have any ideas how to arrange that thing. Apalagi hari ini puasa Ramadhan, semua pelampiasan stress gak bisa dilakukan. Mau dolan males,  mau main ke rumah teman mager. Moodbooster bikin teh atau kopi harus nunggu waktu berbuka.  Kerjaan agak seret. Kemarin pakdheku datang mau utang duit. Ya ndak ada. Adapun mau dipake buat hidup. Sialnya beberapa piutang para kawan juga belum dibayar. Kalian pada kenapa dah!  Sepayah apapun aku tetap bergerak. Entah terstruktur pakai list, randomly do something ataupun berkeliaran berdasarkan insting. Hidup terus berjalan. Kebutuhan terus ada sampai aku mati. Untuk itulah aku terus membuka peluang sebisanya.  Di kamarku sekarang ada Ipad 9. Gokil. Beli?  Kagak. Dipinjemin, aku sedang membantu (atau membabu) kawan yang bikin stock. Yak aku pivot lagi. Ke stock ges! Tapi biarlah ditekuni sebagai kegiatan. Targetku sih setahun. Sambil nyari proyekan dan jodoh. Iya jodoh.  Semenjak doi merit hidupku t...

Catatan Mimpi: Burger Betamart

Aku lapar sekali. Perjalanan menggunakan bis ini akhirnya selesai. Aku berhenti di sebuah jalan dan pergi ke Betamart untuk membeli makanan. Betamart ini konsepnya unik ges, jadi dalam satu bangunan ada dua pintu menuju yang ruangan berbeda. Ruangan pertama menuju ke toko minimarket seperti betamart pada umumnya, nah yang satu lagi menuju warung makan.  Untuk kali ini aku menuju warung makan. Aku segera ke tempat antrian.  Giliranku tiba dengan cepat karena memang tak terlalu ramai pembeli. Suasana depan kasir agak aneh. Muncullah pelayan dengan tergopoh-gopoh menanyakan menu makanan.  Aku minta burger dan teh anget. Pelayanannya tidak terlalu ramah. Aku segera masuk menuju warung dan memilih meja di dekat pintu belakang yang langsung menghadap ke luar. Meja ini terbuat dari kayu lawas. Suasana di tempat ini sangat terang benderang. Bahkan terkesan panas. Sinar matahari menumpahkan kemilaunya di meja tempat aku menunggu makanan.  Beberapa saat kemudian datanglah pela...

Catatan Mimpi: Sepatu Adidas Dragon Ball

Aku dan Mas Yatno berdebat soal sepatu Adidas Dragon Ball. Ia bilang jika sepatu yang udah dicuci lebih baik disimpan saja. Aku sanggah dong, kalo punya sepatu gak dipake artinya sudah menyalahi kodrat dong. Aku juga bilang walau bekas, sepatu ini paling nyaman dari sepatu yang pernah kutemui. Ia kesal, sejurus kemudian ia menelepon Antok.  Antok datang membawa sebuah kardus besar. Ternyata ia juga membawa 'sepatu' Adidas edisi Dragon Ball versi Majin Boo. Mas Yatno dan Antok mengajakku untuk berkompetisi tentang sepatu mana yang paling nyaman. Apakah versi Goku punyaky atau versi Majin Boo milik mereka.  Ia menyerahkan kardus besar itu kepadaku. Aku membukanya pelan-pelan dengan antusias. Antok heran kenapa aku senang sekali membuka kotak kardus itu,  aku bilang jika ini pertama kalinya meng-unboxing sepatu baru Adidas. Makanya aku menikmati prosesnya tahap demi tahap.  Kardus eksklusif itu aku bongkar satu demi satu. Kusingkirkan semua isinya yang berupa buku-buku ...

Dizzy

"Yon, sahur!" Mamakku memanggil dari dapur di jam 3 dini hari. Aku langsung melek, karena memang sebelumnya sudah terbangun karena rombongan pasukan pemanggil sahur yang bergerilya. "Iya,  iya, Yon ayo bangun sahur!" kataku ke diri sendiri dengan nada penuh kekecewaan. Entah karena durasi tidurku yang kurang atau karena hidupku yang terasa payah, pagi ini aku bangun dengan enggan. Langkah kaki gontai keluar kamar dengan mata silau yang tiba-tiba terpapar lampu merkuri ruang tamu.  Setengah gelas air panas aku tuang daru termos. Lalu aku campur dengan air dingin dari termos yang lain. Terciptalah air hangat kuku untuk menghela rasa ngantuk alias dizzy, dan voila manjur.  Walau ngantuk dan merasa payah, aku tetap aja bangun. Menjalani hari ini sebisanya dan melakukan sesuatu.  Mujix Puasa hari kedua di usia yang hampir paruh baya. Damn! It's so funny . Simo, 24 Maret 2023

Kepiting

Kepiting. Aku penasaran sama rasanya. Dulu pernah beli tapi ukuran kecil dan dicampur sambal. Tiap pulang ke rumah jika lewat jalur Nogosari maka akan bertemu restoran seafood. Mau beli suka lupa,  saat tak lupa gak ada uangnya. Malam ini tidak lupa dan ada uangnya lalu gas beli deh.  Restoran sepi. Menunya banyak, ada kepiting,  cumi bahkan lobster. Harganya mahal. Karena mahal aku beli kepiting yang standar. Pesanan sudah jadi. Makanan dibungkus dan langsung aku gas pulang. Sampai rumah maghrib. Mamak dan bapak aku kabari kalau aku beli kepiting. Mamakku shock karena harganya tak murah.  Kepiting dipindah mamakku ke mangkok. Aku ke kamar merapikan badan dan istirahat. Mamak berteriak soal bingung gimana caranya makan kepiting. Katanya cuma berisi 'tulang' dan kuah. Aku juga berteriak bahwa aku tak tahu cara makannya. Ini adalah pengalaman pertamaku beli kepiting.  Tak mau pusing terlalu lama,  aku menyusul mamak di dapur. Ambil nasi dan menuju lauk kepiti...

Hujan Lagi

Hari ini hujan lagi Tercurah dari pagi Sepatuku basah hingga kini Saat makin deras aku menepi Menunggu reda Menikmati jeda Nafasku agak tersengal Kala air menerobos dada Meninggalkan rasa dingin Menyisakan aroma angin Hidupku bergerak acak Kadang hilang arah Tak terkendali  Mungin sampai nanti Hari ini hujan lagi Tercurah dari pagi Aku hanya bisa tetap berada di sini Bersama diri sendiri Mujix Mau menonton The Mudub,  Malah terjebak hujan di daerah tempat Kak Feri Pasar Pon, 25 Februari 2023

Slam Dunk The First

Sumpah keren abis. Film berjalan sangat cepat dan lambat dalam waktu bersamaan.  Rasanya kayak liat komik Takehiko Inoue yang digerakin. Banyak scene-scene di luar komik yang mendapatkan kesempatan buat tampil. Adegan klimaks membuat aku hampir gak bisa nafas. Aku berkali-kali tertegun dan merinding. Sangat disarankan membaca manga Slam Dunk terlebih dahulu sih. Dahlah, gak bisa komentar apa-apa lagi. Hanamichi random abis,  Ryota Miyagi kisahnya dee banget dan btw Ayako cakeeep. Aaa pengen nonton lagi! Mujix Masih deg-degan Solo, 23 Februari 2023 

Jas Hujan dan Uang Saku

Waktu SMP aku pulang pergi dengan berjalan kaki. Jarak antara rumah dan sekolah kurang lebih sekitar 3 Km. Sebuah jarak yang membuat teman-temanku lebih memilih untuk membayar angkot. Ya,  ada angkot sebenarnya. Namun karena beberapa alasan finansial aku lebih memilih jalan kaki. Wuidih alasannya klasik amat,  bro.  Saat itu aku hanya mendapat uang saku 1000 rupiah. Aku enggak tahu apakah nominal itu termasuk besar atau kecil dalam ukuran anak SMP yang tinggal di desa pada tahun 2001, namun yang pasti kala itu aku merasa kalau jumlah tersebut udah cukup. Jika aku naik angkot ke sekolah,  maka jatah uang Rp.400 sudah pasti habis dibiaya transpot. Tersisa uang Rp. 600. Seingatku uang segitu sudah cukup untuk membeli Soto, dan es teh di warung-warung dekat SMP-ku. Yak hanya soto dan es teh. Tanpa gorengan. Misal aku nekat beli gorengan, tidak ada es teh. Jika aku keseleg bakal berbuah menjadi pertaruhan antara hidup atau mati. Pokoknya udah kek Rambo saat perang di ngel...

Self Reminder for Today

Tidak apa-apa pusing. Itu sesuatu yang wajar untuk siapapun di usia berapapun. Hal tersebut merupakan hal lumrah yang akan terjadi jika seseorang mencoba berubah untuk menjadi lebih baik. Seperti telor mentah yang harus dipanasi di wajan agar ia bisa upgrade menjadi telor dadar.  Pusing tersebut akan hilang jika problemnya sudah selesai. Nah untuk menyelesaikan problem-problem tersebut kadang butuh effort, yang bisa berupa waktu, uang, tenaga atau bahkan ketiganya. Jadi tak usah terlalu risau. Hal yang bisa dilakukan ialah memanfaatkan waktu, uang dan tenaga itu dengan baik. Aku ulangi lagi dengan BAIK. Tips manjur yang sudah terbukti ialah manajemen. Alias pengaturan skala prioritas serta pembagian problem berdasarkan kuantitas waktu,  uang dan tenaga. Ini memang sedikit kompleks. Jadi boleh dipelajari pelan-pelan. Iya,  santai saja.  Intinya dibreakdown, dipecah,  dibuat milestone, dibagi-bagi ampe tertata rapi buat diselesaikan satu per satu. Catat ya,  ...

Tetangga Depan Rumah

Siang ini aku berada di pelataran rumah tetangga menghadiri dan menghantar jenazah ke kuburan. Aku berkabung. Aku ikut berduka dan terdiam sambil merenung mahfum, serta berguman dalam hati "Mati itu mudah ya!".  Mudah yang aku maksud bukan 'proses menuju ke suatu keadaan'. Namun lebih ke sebuah momentum dari 'hidup' ke 'mati'.  Kenapa aku berpikir seperti itu? Jadi begini ceritanya.  *** Setiap pagi aku memiliki ritual sederhana sebelum memulai pekerjaan, yakni minum teh panas sembari berjemur matahari. Kebiasaan ini sudah berlangsung cukup lama. Aku menjemur badanku yang habis mandi. Sensasi rasa dingin di kulit saat bertemu panasnya matahari sangat menggairahkan. Aktivitas tersebut makin menyenangkan kala ditambah secangkir teh hangat dan camilan. Setelah melakukan hal tersebut (insyaallah)  aku bakal siap menjalani hidup dengan lebih baik.  Nah lokasi aku berjemur itu tepat di pinggir jalan di depan rumah. Di situ ada semacam selokan yang udah dibet...

Nikah Muda dan Mati Tua

"Sebuah kejadian dengan beberapa variabel yang berbeda, akan menentukan bagaimana seseorang akan memilih opininya."  Begitu pikirku saat membandingkan dua hal peristiwa yang terjadi di beberapa hari belakangan ini. Baiklah, aku mulai cerita dari yang nomer satu ya. Kemarin di desaku dihebohkan dengan meninggalnya seorang warga. Tak ada angin tak ada hujan, secara tiba-tiba ia dipastikan menyandang status 'almarhum'.  Hal itu diketahui kala sang mertua mencoba membangunkannya dengan niat untuk minta diantarkan ke suatu tempat. Kejadian tersebut tentu mengagetkan warga, karena dinilai sangat mendadak. Aktivitas terakhir almarhum katanya minum kopi dan main hape sebelum tidur. Ya, setelah itu dia tidur lalu tak bangun lagi.  Almarhum menurut respon kerabat tidak memiliki riwayat penyakit yang aneh-aneh.  Sebelumnya masih dalam keadaan sehat.  Hal yang memprihatinkan ialah almarhum merupakan suami yang baru memiliki anak satu. Benar, pernikahannya dengan sang istri ...