megamendungkelabu

Selasa, 13 Oktober 2015

Clementine dan Screentone

Sudah pukul 22.44 WIB. Aku menghela nafas panjang. Sepertinya aku harus segera istirahat. Beberapa kali aku menguap dengan sangat lebar, beruntung tidak ada tawon yang nyasar dan masuk ke mulutku. Ketika aku akan mematikan komputer dan berniat mengakhiri hari ini dengan tidur pulas, tiba-tiba aku teringat sesuatu.

Oh iya, tantangan 'writingtober' hari ini belum aku buat sama sekali. Fokusku hari ini tercurahkan untuk mengedit komik 'Lemon Tea' Chapter 1: Dear God. Beberapa  menit yang lalu, semua halaman sudah selesai dipermak ulang. Aku ingin segera tidur. Namun  tantangan 'writingtober' juga harus aku kerjakan. Aku harus menulis apa?

Brengsek. Tidak ada ide sama sekali. 

Beberapa ide sebenarnya ada, namun untuk saat ini aku tidak kuat untuk mengubahnya menjadi tulisan. Energiku sudah hampir habis. Hal yang paling memungkinkan hanya menulis tentang keadaanku detik ini. Aku akan menuliskannya secara singkat saja. Toh, tantangan 'writingtober' sebenarnya hanya aku gunakan sebagai pemicu agar aktivitas menulis ini terus berjalan. Tidak ada keharusan untuk menulis dengan tema yang berat, atau dengan teknik ini, itu dan sebagainya. Pokoknya menulis dan terus menulis.

Baiklah. Aku mulai menulis apapun sekarang. 

Listku tercoret satu lagi hari ini. Edit ulang komik 'Lemon Tea' Chapter 1 baru aja kelar. Garis besarnya untuk list ini adalah mengganti font dan memberi tone agar lebih nyaman untuk dibaca. Pada tahun 2012 font yang kugunakan di komik ini adalah 'Comic Sans'.

Font Comic Sans.
(Sumber: www.genius.com)

Dulu sih awalnya baik-baik saja, tapi setelah beberapa tahun berselang, aku merasa font ini tidak cocok dengan komik 'Lemon Tea'. Font penggantinya adalah 'Suplexmentary Comic'. Kurasa udah oke banget, aku mengganti ulang font ini tahun 2014. Secara keseluruhan aku cukup menyukai font ini. Namun ada beberapa hal yang mengganjal. huruf  'J' dan 'I' memiliki kemiripan dan apabila keduanya bertemu cukup susah untuk membedakannya.

'Suplexmentary Comic'
(Sumber: www.fontrist.com)

Akhirnya setelah dipikir lagi dengan kepala dingin, beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 11 Oktober 2015, untuk kedua kalinya aku mengganti font.

Perubahan font di komik 'Lemon Tea'.
Kiri: Suplexmentary comic, Kanan: Clementine.
Enakan yang mana Hayoo!?
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Font yang kugunakan kali ini adalah 'Clementine'. Font yang sama dengan buku komik debutku kemarin. Semoga ini terakhir kalinya aku dipusingkan dengan font di komik 'Lemon Tea'.

Font Clementine
(Sumber: www.fonts2you.com)


Tugasku selanjutnya adalah memberi tone yang nyaman untuk dibaca. Tone semula di komik ini sangat gelap. Selain gelap, terdapat bintik-bintik semacam 'screentone' yang membuat komik ini makin rumit. Dulu kukira komik yang bagus adalah komik yang banyak 'screentone'-nya. Namun ternyata perkiraanku salah. Permasalahannya bukan 'banyaknya screentone ' namun 'penggunaan screentone'. Di komik 'Negara 1/2 Gila' aku terlalu banyak menggunakan 'screentone'. Terlalu banyak bahkan membuat 'sakit' ketika membacanya.

Alhasil, mulai saat itu aku kapok menggunakan terlalu banyak 'screentone', kemudian aku memutuskan untuk seminimal mungkin menggunakan 'screentone'. Seperlunya saja.



Perubahan Tone di komik 'Lemon Tea'.
kalian bisa melihat perbedaannya kan?
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dari tahun 2012 sampai hari ini aku ternyata semakin perfeksionis dalam berkarya, terutama komik. Perbedaan kualitas gambar dan asupan wawasan di kepala membuat aku semakin sensitif. Belajar dari dua komik yang pernah aku terbitkan, setidaknya harus ada perbaikan dari satu karya satu ke karya lainnya. Itulah alasan kenapa aku mengedit ulang komik itu.

Capek sih. Namun apabila membayangkan kalau karya ini udah jadi dengan hasil yang terbaik, kurasa rasa capek itu akan hilang dengan sendirinya ditelan oleh rasa bangga. Kurasa seperti itu. Postingan ini harus segera kuakhiri, sebelum aku muntah darah gara-gara memaksakan diri untuk terus menerus menulis dengan sisa-sisa tenaga. Gituh. Selamat istirahat ya Gaes.

Mujix
Sedang berusaha mewujudkan
impian untuk menjadi komikus
yang kereeen :)
Simo, 13 Oktober 2015