Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

2018

Tahun 2018 bagiku adalah tahun pembelajaran. Aku benar-benar belajar tentang banyak hal. Belajar untuk tidak terlalu santai, mentang-mentang punya duit banyak lalu melonggarkan kegiatan. Ya gak papa sih, toh bahagia juga. Namun alangkah baiknya jika hal ini dibuat lebih disiplin tahun depan. Kamu gak akan pernah tahu bagaimana roda nasib berputar, jadi cobalah untuk menjaga tempo. Belajar untuk tidak terlalu sotoy, bersosialisasi dengan orang baru itu sulit. Usahakan mencari topik yang tidak terlalu personal. Rasanya 'ditampar' respon negatif oleh perlakuan orang lain itu sakitnya gak kelar-kelar ampe beberapa minggu. Gak jelas banget sih, kamu! Belajar untuk konsisten dalam melakukan sesuatu. Repetisi yang teratur itu sangat penting. Selain untuk menambah kemampuan, hal tersebut berguna untuk melihat seberapa jauh kamu telah berlari dengan sungguh-sungguh. Belajar untuk mempercayai sesuatu yang mustahil. Banyak hal terhubung dengan hidup personal yang kamu jalani. Hal ters...

Blue Flame

Seberapa sering kamu menemukan komik terjemahan yang merepresentasikan sosok atau kehidupanmu? Aku baru saja menemukan komik tersebut. Judulnya adalah 'Blue Flame: Comic Bomber Early Years'. Seberapa mirip? Baiklah aku akan menjabarkannya khusus untuk kamu. Aku mulai ya. Semua uraian aku ambil dari narasi di komik Blue Flame. Tokoh utama di komik ini ialah pemuda berambut gondrong berusia 19 tahun. Namanya Mayuru Hono. Oke. Sama-sama gondrong, dan ada sedikit sama dalam pelafalan nama dengan 'Mujiyono Sutarno', namun masih sangat lemah jika dianggap mirip. Baiklah lanjut. Mayuru Hono adalah mahasiswa di sebuah universitas seni jurusan  perfilman. Oh tunggu, aku juga kuliah di kampus seni jurusan TV dan Film. Hmm, oke. Namun kurasa masih terlalu dini untuk menyebut komik itu 'relate' dengan hidupku. Mayuru Hono selain menjadi mahasiswa di jurusan film, ia juga berencana menjadi komikus yang tenar dalam waktu dekat. Asem. Komik ini benar-benar mengerikan. Se...

Gaya Gambar Personal?

Beberapa hari yang lalu, aku membuka komisian 'gambar stiker whatsapp personal versi muka kamu' di instastory, dengan mahar 350K, kamu dapat 9 stiker unyu. Jika kamu berminat, boleh PM. Di postingan ini aku tidak membicarakan soal komisian stiker. Di postingan ini aku ingin bercerita soal gaya gambar, yang kebetulan semua kisahnya dimulai dari komisian yang aku bikin. Saat komisian itu aku lempar di Instastory @mujixmujix, nah ada teman yang order, udah aku kerjain sampai selesai. Beberapa hari kemudian, tiba-tiba 'Mak clililuuung', ada yang ngirim stiker dari sang klien di HP-ku, namun muncul dari seorang teman yang lain. Terus dia bilang karakter gambarku sudah kuat banget. Aku berdehem bangga! Tak terlalu lama berselang dari kejadian itu, muncul postingan dari seorang teman di linimasa FB yang isinya tentang, 'ia  resah karena gaya gambarnya dikatain mirip mangaka terkenal oleh netizen!'. Ada juga ya kebetulan semacam itu. Seperti biasa, postingan itu aku...

Belajar Bahasa Prancis

Temenku nulis kalimat ini di grup watsap. Tulisannya berbunyi: 'Alot po est r de untu ye'. Hmm. Artinya apa ya? Aku pikir ia sedang belajar bahasa Prancis. Setelah aku baca ulang dari atas, ternyata itu adalah kalimat bahasa Jawa. Kalimat bahasa Jawa yang disingkat. Kalimat itu berbunyi, 'Alot opo wis ora nduwe untu ya?'. Yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia, 'alot, apa sudah tidak memiliki gigi, ya?'. Ya mereka sedang ngobrol soal dilematika daging kambing untuk para manusia paruh baya. Saat tersadar soal tulisan yang disingkat itu aku merasa geli dan sedih. Geli karena 'salah persepsi' soal bahasa Jawa Prancis, itu lucu sekali. Sedih karena prihatin melihat kurangnya minat untuk belajar berkomunikasi dengan tulisan yang baik dan benar. Seorang komikus tulen harus bisa menggambar dan tentu saja menulis dengan baik. Mengapa? Karena komik adalah media untuk menyampaikan gagasan. Nilai tatanan hidup yang ingin disampaikan pengarang sangat dite...

3000 Perak

Di suatu petang yang sangat syahdu di Jakarta. Aku sedang bercengkrama dengan Mas Mas Gojek menembus macetnya jalan di depan Mall Kota Kasablanca. Mas Gojeknya ramah abis, atau entah sedang bosan dengan laju lalu lintas yang lamban, terus doi nanya. "Wah, Abang ke tukang pijet pasti sedang kecapekan ya?". FYI, terakhir kali aku dipanggil 'abang' saat beli 'Durian Ucok'. "Maksudnya?" Tanyaku mencoba memperjelas keadaan. "Lhaah itu, di aplikasi Abangnya mau turun di Salon dan Spa, gitu. Pasti mau pijet!" Ujarnya dengan terkekeh geli. Oh. Aku baru paham. Tempat dimana aku turun memang sebuah salon dan spa, dan itu aku memilih tempatnya sangat acak. Mau salon kek, mau panti pijet kek, mau rumah mantan kek, selama dekat lokasi tujuan dan tarifnya murah sudah pasti aku jabanin. "Kagaak, Bang. Aku gak mau pijet. Aku mau ke Stasiun Tebet" kataku perlahan. "Hah?" Sang driver heran. "Salon dan Spa itu lokasinya di sebe...

Dua Pendekar

Dahulu kala. Era dimana dunia masih penuh angkara murka, tersebutlah seorang calon kesatria yang bergelar 'Pendekar Rambut Bergelombang'. Entah darimana gelar itu datang, tak ada yang tahu karena semua risalah tentang ia masih belum terkuak dengan benar. Di pagi hari yang penuh kabut di sebuah pasar, tersiarlah sebuah kabar bahwa akan ada para pendekar sakti yang akan turun gunung. Konon para pendekar itu berada di sebuah padepokan bernama Ragasukma, sebuah tempat wingit nan penuh mistis yang hanya tertulis di lembaran lontar para mpu dan resi. Terhembus berita bahwa mereka akan berkumpul di tanah lapang bukit yang menjulang bagai menara di arah barat tanah pasundan. Tanpa menunggu waktu berputar dengan pilu, Pendekar Rambut Bergelombang ini langsung memacu kudanya untuk segera bertolak ke sana. Malam berganti rupa. Siang menapak bersama sang surya. Di tanah lapang, sekarang berubah menjadi hutan jati itu telah hadir berbagai macam sosok yang bersembunyi di sela-sela udara. ...

Hari terakhir di usia 20an.

Aku bangun kesiangan. Jam 8.30 WIB. Mungkin karena kemarin kelelahan setelah seharian berada di Jakarta. Hal yang paling menyebalkan dari Jakarta adalah cuacanya yang panas. Kurasa hal tersebut yang membuat orang-orang berlomba memasang pendingin di berbagai sudut. Panasnya matahari ditambal dinginnya pendingin elektronik. Tubuh mau tidak mau akan memberontak. Mungkin aku memang bangun terlalu siang. Namun setidaknya aku sudah sholat subuh. Setengah tidak sadar, tadi malam aku dibangunkan oleh mamak untuk mematikan kompor. Kompor yang tengah menanak nasi ketan. Tolong matikan kompor setelah lima menit. Beliau juga bilang, kalau sempat boleh jugalah merebus air panas. Kalau tidak sempat ya bolehlah tidur lagi. Saat itu jam setengah empat pagi. Aku sedang berada di semesta 'diam termenung menunggu lima menit untuk mematikan kompor'. Di dalam lima menit yang sangat sepi itu tiba-tiba pikiranku mengumandangkan sebuah kalimat penuh harapan. "Hidupmu gak buruk-buruk amat kok,...

Jembatan.

Sore yang sangat suram. Di luar mendung. Pekerjaan ada yang lepas, udah diperkirakan sih. Namun ya tetep aja rasa kecewa ini menghampiri dan memelukku dengan sangat erat. Sebenarnya aku ingin berkata kasar. Ingin meluapkan. Namun apa daya, sikap 'gentle nan elegan ala lelaki sejati' ini menghalangi. Situasi ini sangat tidak mengenakkan. Apalagi jika mengingat berbagai macam persoalan lain yang belum selesai. Rasanya ingin melarikan diri. Yah, sepertinya abis ini aku mau lari. Muterin komplek gitu ampe ngos-ngosan dan banyak berkeringat. Sambil mengutuk, mengecam, dan berkeluh kesah tentang kehidupanku sore ini yang suram. Hahaha. Sudah ya, aku mau sholat Ashar. Trus lari. Mandi. Setelah itu mungkin mau bikin teh sambil baca-baca buku. Semoga saja mendapat pencerahan dan membuat hati menjadi lebih baik. Mujix Belum rezeki. Belum jodoh. Dan hingga hari masih belajar menjadi diri sendiri yang awesome. Bogor, 17 Oktober 2018.

Hujan Sore Ini

Sore ini hujan turun. Gemericiknya bersahut-sahutan dengan suara berisik televisi. Tidak ada bau tanah yang dikecup air basah. Tidak ada pula kenangan tentang kamu di masa lalu. Yang ada hanya sedikit rasa nyeri di tangan kanan. Datang tiba-tiba entah karena apa. Suara guruh kadang terdengar sesekali. Padahal udara dingin belum sampai di ulu hati. Semuanya berteriak untuk menenggelamkan aku di lautan waktu. Aku yang sedang berhenti dan kehabisan energi. Sepertinya sang televisi sudah saatnya harus segera dimatikan. Mujix Istirahat bentar Bogor, 16 Oktober 2018

Sherina Munaf

Saat aku kelas 2 SMP, Sherina Munaf menginspirasiku membuat karakter komik bernama 'Nicky'. Awalnya nge-fans saat ia main di film Petualangan Sherina. Ya, Si Nicky, mungkin adalah karakter komik wanita pertama yang aku buat. Oh, jangan tanya kenapa namanya sangat 'english' sekali. Aku gak tahu kenapa. Mungkin karena saat itu tenar Westlife, dan ada anggotanya yang bernama Nicky, kok namanya keren gitu. Ya sudah aku embat. Nicky adalah tokoh 'heroine' dari serial komik 'Panca Semesta'. Komik 'Panca Semesta' kalo diceritain mah bakal banyak banget. Komikku jaman dulu mah 'ngoyo woro' tapi gak kelar.  Yang ingin aku omongin ialah, intinya, Sherina Munaf adalah pernah menjadi 'role model' perempuan keren saat SD dan SMP, yang akhirnya semua inspirasi tersebut terwajahkan di tokoh komik bernama Nicky. Waktu berlalu dan terus berjalan. Sejak SMA hingga tahun kemarin, aku benar-benar 'lupa' dan tidak terlalu perduli lagi soal...

Pencapaian Tetangga

Pencapaian orang-orang di sekitarku dari hari ke hari makin hebat. Ada yang juara dan menang kompetisi. Ada yang baru saja menikah. Ada yang punya momongan. Ada yang mulai membangun rumah. Ada yang launching buku baru. Ada yang happy karena punya pacar. Ada yang liburan ke luar negeri. Ada yang share berita politik penuh kebencian tanpa merasa bersalah sedikitpun. Ada yang jatuh hati padaku tapi tak mau bilang. Ada yang bla... bla... bla... lanjutkan dengan berbagai pencapaian orang lain yang berhasil membuatmu iri. Sementara saat mereka bergelimang berbagai pencapaian, aku sore ini masih di depan meja gambar dengan perasaan hampa karena bingung mau ngapain. Yang akhirnya sepanjang sore aku tidak ngapa-ngapain. Kalau kata Pooh di film Christhoper Robin, Just doing nothing. Pekerjaan yang kemarin udah kelar. Pekerjaan yang baru udah datang tapi malas ngerjain. Belum lagi perasaan iri dengki di hati ini yang perlahan tapi pasti mulai menguasai. Aku berharap ada keajaiban te...

Orang Kaya

Aku harus jadi orang kaya! Karena dengan kaya dan banyak uang, separuh permasalahanku di dunia bisa diatasi dengan harta! Bagaimana biar bisa kaya!? Bekerja! Bekerja keras! Bekerja keras dan cerdas! Tidak ada jalan pintas untuk menjadi kaya! Yang paling cepat dan sesuai dengan logika adalah bekerja! Aku berjanji akan bekerja keras sesuai kemampuanku. Terus belajar mengelola uang. Mencoba untuk membuat diriku lebih baik daripada hari sebelumnya. Demi semua mimpiku! Demi semua dendamku! Demi semua orang yang sayang kepadaku! Aku harus jadi orang kaya! Karena dengan kaya dan banyak uang, separuh permasalahanku di dunia bisa diatasi dengan harta! Mujix Manfaatkan 5 perkara sebelum datang 5 perkara. Mojosongo, 29 September 2018

Kita adalah sepasang kekasih yang belum dipertemukan.

Kita adalah sepasang kekasih yang belum dipertemukan. Aku mencintaimu, namun kamu tidak tahu. Kamu menyayangiku, namun aku tidak tahu. Jika aku tidak menemukanmu, kamu pasti akan menemukanmu. Entah cepat atau lambat. Kita adalah sepasang kekasih yang belum dipertemukan. Mujix Sedang mencarimu Simo, 25 September 2018

Manusia Primitif

Beberapa saat yang lalu aku ke Garmedia. Saat sedang numpang baca grat... maksudku sedang mencari buku yang ingin dibeli, tiba-tiba datanglah seorang pria rapi membawa 'tablet elektronik' ( kalau aku tulis 'tablet' doang nanti dikira mas-mas yang mau ngobat). "Halo, Kak, saya dari koran Kampus mau bla... bla... bla..." yang intinya Mas-mas itu minta nomer hape dan email, yang nanti bakal diganjar koran gratis selama satu bulan. Tapi dalam bentuk PDF. Atau E-newspaper. Atau CDR. Entahlah, aku lupa. Yang pasti bukan dalam bentuk seperangkat alat sholat dibayar tunai. Namun, dasar aku sedang sok syantik,  saat beliaunya baru ngomong "Boleh tahu nomer hape..." langsung aku samber dengan kata-kata penolakan yang sangat 'to the point'. "Maaf, Mas, aku gak bisa!" Aku berkata sambil melambaikan tangan ala peserta uji nyali 'Dunia Lain' yang melihat penampakan mantan. Dia bengong. "Terimakasih ya, Mas" ucapku lagi sambi...

Bibit Jagung

Kisah sederhana ini tiba-tiba terbersit dalam pikiran saat di lini masa bersliweran drama mengenai BIBIT UNGGUL. *** Aku mempunyai kisah tentang bibit, entah bibit itu unggul atau tidak. Saat aku sekolah di SMP dulu ada pelajaran biologi. Salah satu tugasnya ialah membuat bibit jagung. Atau lebih spesifiknya mengubah biji jagung menjadi bibit jagung yang siap tanam. Biji menuju bibit. Beberapa benda yang harus dipersiapkan untuk mengerjakan tugas tersebut. Benda-benda itu ialah gelas minuman mineral plastik, kapas, dan tentu saja biji jagung. Di hari pertama, biji jagung itu aku letakkan di atas kapas, kapas yang basah. Kapas itu digunakan sebagai pengganti tanah. Lalu biji jagung yang sudah diletakkan di atas kapas itu dipindahkan ke gelas minuman mineral plastik. Biar praktis dan memudahkan saat menulis data penelitian. Sejak hari itu petualanganku dalam 'menumbuhkan' biji jagung dimulai. Berbagai hal aku lakukan untuk menyukseskan misi tersebut. Misalnya, segera memberi...

Wawancara

Kamis kemarin aku pergi ke daerah Jakarta Selatan untuk interview pekerjaan di sebuah perusahaan, yang ternyata agensi iklan. Tempat ini adalah markas dari tim kreatif kampaye salah satu calon presiden di pemilu periode yang lalu. Hal tersebutlah yang membuatku 'iseng' untuk mengirim sebuah lamaran pekerjaan. Beneran iseng. Seiseng para pendekar dari agensi iklan tersebut dalam membuat poster 'pencarian bakat' mereka. Tunggu sebentar, iseng bagaimana sih? Jadi gini, seminggu yang lalu aku melihat poster lowongan pekerjaan bersliweran di lini masa. Aku berharap bisa bergabung dengan tim kreatif ini. Tentu saja sebagai pekerja lepas. Dan tengilnya, di poster tersebut tidak dicantumkan perihal mengenai sifat dari pekerjaan tersebut. Begitulah, dalam hitungan menit portofolioku Si Amed sukses berpindah tangan melalui email. Sepertinya portofolio Si Amed terlalu dahsyat bagi mereka, hingga salah satu stafnya menelepon agar aku datang kamis ini untuk wawancara. Aku happy. ...

Didi Kempot

Aku lagi nggarap lemon tea. Bapakku nyetel MP3 campursari. Adegan komik tersebut sangat romantis. Lha mak njigaggik, Playlist campursarinya berganti lagu Didi Kempot, Sewu Kutho. Tiba-tiba aku terbawa perasaan. Opo maneh pas lirik "Senadyan sak kedep'e moto, tak nggo tombo kangen jroning dodo". Aku ameh mbrebes mili. Tak ampet mati-matian. Pas meh ra kuat. Ngerti-ngerti lagune dipateni. Aku langsung bersorak di dalam hati 'Alhamdulillah ya Allaaah..." Mujix I Miss You so much. Bogor, 2 September 2018

Tanda Tangan

Kamu pernah disuruh tanda tangan komik bikinan sendiri di Gramedia oleh 'pembeli yang mengapresiasi karyamu' lalu dikelilingi para pegawainya yang terkagum-kagum saat melihatmu menggambar tanda tangan tersebut? Aku pernah. Dan serius foto ini nyata dan bukan akting. Siyal kenapa fotoku jelek sekali. Tapi ya sudahlah, Jadi ceritanya begini. *** "Ini lho, Mbak! Komikusnya!!" kata beliau dengan bangga saat membayar dua komik yang aku buat di kasir. Dan bisa ditebak. Dua mbak-mbak kasir Gramedia itu langsung surprise dan ber-'uwaaaaah'-ria sambil menatapku dengan mata berbinar-binar. Aku langsung salah tingkah. Baru pertama kali ini aku 'diseret' seseorang ke Gramedia secara mendadak untuk membeli komik dan di-mention dengan 'heboh' di depan banyak orang. Di hadapan mbak-mbak kasir yang kece-kece pula, unch. "Nah, kan bukunya sudah dibeli, sekarang tolong dikasih tanda tangan ya!" Kata beliau yang membuatku terhenyak. Uh... whaat...

Jam Berbisik

Nafasku semakin berat dan sendu Sepertinya mulai lelah mengikuti hidupku Pandanganku masih jelas menatapmu Namun jiwaku tidak ada di situ Jam dinding oh jam dinding Mengapa dirimu berisik seperti kucing Apakah ingin menemaniku yang tengah terasing? Atau hanya sekedar asal berdenting agar kau tak pusing Nafasku semakin berat dan sendu Sepertinya mulai lelah mengikuti hidupku Mujix Kalau lelah ya istirahat. Simo, 30 Juli 2018

Lubang Terdalam

Nananaaa naaaaa Nananaaa naaaaa naaa Ada lubang di hatiku Yang terus terbuka semenjak kau pergi Ada lubang di hatiku Yang terus aku tutupi dengan banyak mimpi Waktu terus berjalan dan tak berhenti Meninggalkan aku yang semakin menua dan tak berarti Waktu terus berjalan dan tak berhenti Mengingatkan aku bahwa hati tak akan tertambal oleh mimpi Aku butuh cinta Aku butuh cinta Agar hatiku bisa bahagia Agar hatiku bisa bahagia Ada lubang di hatiku Yang terus terbuka semenjak kau pergi Ada lubang di hatiku Yang terus aku tutupi dengan banyak mimpi Nananaaa naaaaa Nananaaa naaaaa naaa Mujix Nabung lirik lagu Yang mungkin bakal jadi prosa Di komik Lemon Tea Simo, 25 Juli 2018

Satu Bulan

Satu bulan sudah berlalu begitu saja semenjak dompetku kecopetan di Kartosuro. Guru terbaik memang alam semesta, pelajaran terbagus memang pengalaman sendiri. Ilmu yang didapat dari kesusahan benar-benar merasuk di dalam jiwa. Aku bisa saja bercerita semua keluh kesah dan segala hal yang tumpah di dalam hati. Namun nyatanya tidak kulakukan sama sekali. Pendewasaanku lambat laun datang menemaniku berjalan membereskan masalah demi masalah yang tercipta dikarenakan dompet tersebut. Hingga hari ini semua problem itu belum selesai. Masalah KTP misalnya masih berhenti di Dukcapil Boyolali. ATM masih sekedar wacana. Namun aku berharap satu atau dua minggu lagi semua konflik itu dapat diselesaikan dengan lancar. Mujix Proyek CIAYO sudah beres. Sekarang mau ngapain? Simo, 24 Juli 2018

100 hal yang membuat Mujix bahagia

100 hal yang membuat Mujix bahagia. Nomor tidak menunjukkan peringkat. 1. Makan es krim coklat 2. Nonton film terbaru yang ditunggu 3. Mendengarkan musik yang bersemangat 4. Jalan-jalan ke tempat baru 5. Main basket 6. Membaca komik baru 7. Berkencan 8. Mengulum coklat 9. Pergi ke Toko Buku Gramedia 10. Mencicipi sarimi rebus + telor setengah matang 11. Kelelahan setelah jogging 12. Berburu buku bagus di Gladak 13. Main game yang menarik 14. Berkumpul dengan teman-teman 15. Minum teh panas di pagi hari 16. Pekerjaan yang selesai dan gajian 15. Melamun 16. Semua hal yang berkaitan dengan Dragon Ball 17. Tidur malam lebih awal 18. Bangun pagi lebih awal 19. Beribadah dengan khusyuk 20. Meditasi 21. Bermimpi indah 22. Meluk nenek 23. Meluk dan nyiumin adik bayi 24. Main game sambil minum teh 25. Liat pemandangan di jendela kereta. Mujix Bakal diupdate sampai angka 100 Sabar ya. Simo, 20 Juli 2018

Jatuh

Di suatu hari di Stasiun Pasar Senen. Siang itu aku terburu-buru karena memang mengejar kereta. Ketika tiba di depan pos pemeriksaan, tanganku merogoh kantong mencari tiket. Saat itulah ponsel pintarku terjatuh dari saku jaket. "PRAAAAK!!!" Suaranya cukup nyaring karena jatuh dari jarak yang agak tinggi. Beberapa orang kaget dan menoleh ke arahku. Aku mengambil ponsel pintar tersebut dengan muka datar, menatap seksama untuk sekedar memastikan keadaan. Ahh, sedikit ada retakan. Aku diam, lalu kumasukkan begitu saja ke dalam kantong dan berjalan dengan santai menuju petugas pemeriksa tiket. Sekelebat aku melihat wajah berkenyit  beberapa orang yang tahu kejadian terjatuhnya ponsel tersebut. Sepertinya mereka heran mengapa aku bisa bersikap se-woles-itu, tanpa ekspresi dan melanjutkan aktivitas seperti tidak ada kejadian apapun. Mungkin. Atau wajah mereka berkenyit karena melihatku yang tampan? Gak Mungkin. Ya, ponselku baru saja jatuh. Namun ya sudahlah. Toh sudah jatuh. A...

Ayo!!! Bangun!!!

Disclaimer: beberapa adegan di postingan ini agak menjijikan. Jika kamu tidak terlalu kuat dengan kalimat kotor dan adegan yang 'mengganggu', silahkan acuhkan postingan ini. Stalking mantanmu, wae! Jika kamu beruntung, kamu bakal menemukan foto mantanmu, sang suami, dan foto baby-nya sedang menjalani kehidupan yang bahagia. Ah. Kurasa foto itu juga 'mengganggu' jika kamu belum 'berpindah hati' dari dirinya. Uch sakit. Tapi tidak berdarah. *** Selamat datang di Stasiun Jatinegara. Selamat datang di Jakarta. Saat ini aku sedang berada di kereta ekonomi Gaya Baru Malam Selatan. Yang harga tiketnya sangat murah meriah untuk seorang komikus yang habis mendapat transferan gaji. Keadaan gerbong nomer 7 yang aku tumpangi hari ini sangat ramai. Di dominasi penumpang-penumpang dari  Jawa Timur, tepatnya daerah Jombang, yang hampir di setiap bangku penumpang bawa pasti ada anak-anak. Jika ditilik dari ilmu sosial, arus balik merupakan waktu yang tepat untuk merant...

Ya, ndak tahu!

Suatu siang yang panas di kantor kecamatan. "Bu, Jika KTP belum jadi, dan tidak ada KTP sementara, lalu buat bukti agar naik kereta saya harus pakai apa, Bu?" "Ya, ndak tahu! Saya kan belum pernah naik kereta!" Jawab Ibu petugas kecamatan dengan nada agak judes. Aku tertegun. Tiba-tiba aku merasa sedih saat teringat jatah royaltiku dipotong beberapa puluh persen untuk pajak negara. Perjalanan membuat KTP baru masih sangat panjang! Mujix Bogor, 7 Juli 2018 Sesosok komikus yang sedang diajak bercanda sama Tuhan. Cuman sayang candaannya kali ini agak keterlaluan.

Website Personal

"Wah, masnya komikus ya!? Liat komiknya dong!" Tanya seorang calon klien baru yang sepertinya butuh 'bukti' ketika suatu profesimu kau kenalkan kepada mereka. Rata-rata responku adalah: "Anuuuu......" Aku biasanya langsung panik mencari berbagai 'bukti'. Ya kadang suka beruntung jika ada stok komik cetak terselip di rangsel. Kalau enggak, aku langsung heboh buka medsos sana-sini. Medsos favoritku saat ini adalah Facebook atau Instagram. Hampir semua karyaku berada di situs tersebut. "Anuu... bentar... bentar..." kataku. Buka hape. Buka medsos. Mikir bentar. Pamer karya di FB atau IG ya? FB aja deh. Biar bisa pamer jumlah like yang ratusan. "Astagfirullah, kenapa pikiranku isinya keduniawian sekali!?" Istighfar bergema di dalam hati. Namun jari tetap bergegas mencari sebuah pengakuan diri. Lalu buka FB. Loading. "Mana, Mas?" Tanya sang calon klien. FB di hape udah jalan. Perasaanku padamu (insyaallah) su...

Aku Sedang Tidak Bahagia. Tapi Gak Papa Sih.

Aku sedang merasa tidak bahagia. Tapi gak papa sih. Bukan permasalahan baru memang, namun akhir-akhir ini hal tersebut menggangguku di setiap kesempatan. Jika aku lihat secara seksama, situasi 'letih' nan 'membosankan' itu datang di masa-masa ketika pekerjaan telah purna atau di waktu-waktu rehat saat beraktifitas. Dari hal tersebut aku simpulkan, bahwa 'menganggur' adalah portal dimensi yang dapat mendatangkan banyak 'makhluk' yang membuat tidak bahagia. Untuk itulah mengapa aku suka bekerja. Saat ini aku berada di satu hari menjelang lebaran. Pekerjaanku sudah hampir selesai. Rasanya kurang etis jika memulai pekerjaan baru jika pekerjaan yang lama belum beres. Perasaan tidak bahagia ini benar-benar seperti pekerjaanku yang belum selesai. Aku sadar jika saat ini aku sedang tidak bahagia. Dan hal paling sederhana yang bisa kulakukan saat ini hanya menulis blog. Apa sih yang aku resahkan? Banyak. Lalu apa yang bisa aku lakukan dengan hal-hal yang ti...

Gagasan

Seberapa banyak orang di dunia ini yang gagasannya terhenti di pikiran? Banyaak. Kenapa? Ya, karena ketika gagasan itu diwujudkan, akan ada konsekuensi yang harus diterima, entah itu baik ataupun buruk. Apalagi jika gagasan tersebut sudah sudah masuk ranah pasar dan memiliki konsumen. Akan banyak gagasan yang berasal dari dirimu harus dipangkas demi keuntungan/kepentingan pihak lain. Dan aku mengalaminya beberapa kali. Ketika gagasan itu muncul di dalam benak, pilihannya hanya ada dua: diam atau bicara. Dan ketika berbicara dan pemikiranmu diabaikan, diam dan mengikuti arus adalah pilihan terbaik. Mengikuti arus mungkin memang pilihan terbaik, namun kadang hal itu menyebalkan jika banyak gagasan yang sudah meledak-ledak di kepala. Itu tandanya, gagasan tersebut harus segera dimunculkan ke permukaan. Kepalaku juga sama seperti kepalamu. Tersimpan 'bom-bom' yang selalu meledak satu demi satu. Jika orang-orang lain memilih diam atau mengikuti arus, maka aku memilih opsi yang ...

Ibu dan Anak Kucing

*Di kontrakan Bogor terdapat banyak tikus. Mulai dari yang kecil semacam Jerry sampai yang segede Gavan. Segerombolan tikus laknat itu mempunyai prilaku yang kurang baik. Sebagian suka ngembat makanan, sebagian suka ngegigit acak benda apapun, sebagian lagi suka mencuri uang rakyat. Cie kata-kata sok konseptual. Mamakku udah jengah kelakuan para tikus tersebut. Lalu diracunlah para cecunguk itu. Sekali dua kali para tikus tersebut mati. Sebagian ketemu di tempat yang mudah dijangkau, sebagian lain seperti 'jodoh', mencarinya harus pakai acara mondar-mandir dan belum tentu ketemu. Salah satu tanda yang nyata saat ada tikus mati ialah munculnya 'aroma' ala sate kambing  kadaluwarsa yang semerbak dimana-mana. Seperti pagi ini. Jadi, Pagi ini lagi-lagi tercium wangi kembang melati akibat 'genosida' sepihak yang dilakukan mamakku dengan racun tikusnya. Beberapa kali dicari, namun kali ini bangkai tikus itu bersembunyi entah dimana. Hilang. Seperti aku di hati kamu...

Kerja di kafe

Kemarin aku mencoba 'belagu' sok-sok'an pindah meja kerja ke kafe. Atau lebih tepatnya warung kopi. Ini bukan gayaku sih, tapi berada di Bogor, tempat yang jauh dari 'habitat' asliku di Solo, membuat aku harus berimprovisasi agar bisa bertahan di sebuah pekerjaan yang (hampir) setiap hari bergelut dengan gagasan. Sore itu aku benar-benar sudah muak  gara-gara gak nemu ide baru buat komik Si Amed, yang rencananya bakal.... ehem ..... tayang di lapak sebelah. Seharian itu aku  hanya berada di meja gambar. Hampir dari pagi sampai siang aku hanya bengong corat-coret random. Cuman nemu beberapa biji ide yang garing. Okelah, Memang harus pindah tempat. Semua semesta di dalam tubuhku sangat pandai menyampaikan pertanda bahwa aku butuh lingkungan baru untuk memantik beberapa pemikiran yang belum ketemu. Ya sudah, saatnya pergi ke luar. Awalnya aku berencana pergi ke taman rindang dekat Botani Square. Sebuah tas kecil berisi dompet, buku catatan, pensil, dan buku cerita ...

Komik Gue

"Kok komik yang gue bikin nggak masuk timeline? Payah tuh timeline gak ngakuin gue eksis!" *** Yaelah. Jangankan masuk timeline (dunia komik Indonesia), di katalog pameran aja judul komikku salah ketik . Ini semacam 'teguran' dari Tuhan kalau di 'dunia komik Indonesia' aku memang masih berupa kecambah.  Yuk berkarya! Berkarya sampai orang mengenalku tanpa kamu harus menjelaskan siapa dirimu. Berkarya hingga suatu saat hal-hal sepele semacam 'salah ketik' tidak membuat mood agak buruk sepanjang pembukaan pameran. Ah sial. Ternyata aku termasuk makhluk yang baperan. Berkarya sampai memahami konsep bahwa 'setiap karya memiliki jalan hidupnya masing-masing'. Entah menjadi mahakarya atau tertelan lini masa, siapa yang tahu? Setidaknya karya itu telah ada dan menjadi rekam jejak salah satu umat manusia. Salah satu umat manusia itu kamu. Kamu dan karyamu. Salah satu prinsip yang aku genggam beberapa tahun ini adalah mengenai pentingnya memaham...

Medsos-nya Mujix

Jika Facebook jadi diblokir, kalian bisa menemukan di beberapa medsos: 1. Twitter: @mujixmujix Tempat foto-foto apapun. Akun ini biasanya aku isi dengan gambar-gambar dokumentasi terkait dengan proses kreatif dalam berkarya. Foto-foto random saat berjalan-jalan entah ke mana. Wajah-wajah orang yang kutemui di berbagai tempat dan tentu saja wajah tampan yang mirip nampan sang pemilik akun. Tingkat keaktifan: 85%. 2. Instagram: @mujixmujix Tempat pencitraan. Akun ini hampir sama dengan yang berada di twitter. Namun minus foto-foto random, lebih sedikit wajah tampan yang mirip nampan pemilik akun, tidak ada foto random. Hanya komik, illustrasi dan hal hal yang tidak jauh dari tema tersebut. Tingkat keaktifan: 80%. 3. Wattpad: @mujixmujix Tempat belajar nulis. Baru mulai. Isinya prolog novel 'Gelora Masa Muda'. Iya baru prolog. Maaf. Tingkat keaktifan: 2%. 4. LINE: @mujixmujix Bikin LINE gara-gara ngidam pengen punya Webtoon. Setelah tahu di LINE ada fitur 'People Nearb...