megamendungkelabu

Jumat, 22 April 2022

Ramadhan x Pekerjaan x Tetangga Kepo

"Yon,  koe kok ra tau neng mushola ki opo sholat masjid?"

Mbak Ni bertanya padaku saat kami berpapasan dengannya di tengah jalan. Aku diam sejenak. Harus kujawab jujur atau bohong ya? 

Malam ini aku pergi ke Mushola untuk mengantarkan 'nasi berkat' buat 'selikuran'. Buat yang belum tahu,  selikuran adalah tradisi berkumpul dengan membawa makanan dari rumah untuk dibawa ke masjid/ musholla sebagai tanda syukur karena berhasil menjalani puasa Ramadhan hingga hari ke 21. Atau dalam bahasa jawa angka '21' itu diberi label 'selikur'. 

Beberapa tahun belakangan aku memang malas buat sholat terawih. Alasannya ya karena aktivitas tersebut benar-benar 'membunuh waktu' di bulan Ramadhan. Pagi sampai sore puasa, sore sampai malam terawih. Masih dipotong sholat 5 waktu dan istirahat buat tidur. See!? Hampir gak ada waktu buat agenda yang lain. So,  dengan berat hati akhirnya aku membuang jatah sholat terawih untuk melakukan hal-hal yang bersifat keduniawian.

"Aku malas sholat terawih mbak,  soalnya harus kerja. Pagi sampai sore kerjaan kantor,  sore sampai malem kerjaan freelance!" jawabku dengan tertawa. 

Dan begitulah. Jawaban jujurku itu mengantarkan ke sebuah situasi di mana kami malah ngobrol soal duit. Haduh. Apakah aku salah langkah?  Atau mungkin lebih baik bohong saja kali ya. 

Sampai di mushola,  lagi-lagi ada yang bertanya. 

"Yon,  koe kok ra tau terawih neng mushola? Turu to!?" tanya Dodo, salah satu orang kampung. 

Aku tertawa kecut dalam hati. Untuk kali ini aku gak akan jawab aja deh. Alias no komentar.

"Hahahaha,  turu!?" jawabku sambil beringsut mengambil makanan yang baru saja selesai didoakan dan siap disantap. Tak ada obrolan lagi. Ini lebih baik. Di komunitas musholla ini, rapor dengan nikai terbaik adalah orang-orang yang rajin pergi beribadah tiap hari. 

Aku!? Yah aku gak terlalu penting sih. Karena tanggunganku sedang banyak, mohon maaf untuk sementara aku libur dulu menjadi pemeluk agama yang taat. Insyaallah Gusti Alloh mudeng, lah. Hehehe

Mujix
Mataku agak sakit. Gigiku bolong dan mulai agak remuk. Perasaan masih belum terlalu banyak berubah.
Simo,  22 April 2022

Jumat, 15 April 2022

Menata Komik

Aku sedang mengedit komik Si Amed. Rencananya mau aku bikin buku. Buku E-book yang bakal aku jual di Google Playstore. Saat tengah menata komik,  sampailah aku di sebuah episode di mana para karakter memperkenalkan diri. 

Ada Pak Kipli,  ayah Si Amed yang berusia 35 tahun. Lalu ada Mas Towet-towet yang berusia 24 tahun. Dalam sepersekian detik itu aku langsung tertegun.

Usiaku hari ini 33 tahun. Dua tahun lagi menuju usianya ayah Amed. Dan kalau aku tidak salah hitung,  komik itu aku buat di tahun 2013. Saat usiaku 25 tahun. 

Dan hei, aku masih tak beranjak terlalu jauh dari keadaanku saat itu. Yah memang banyak pencapaian dan hal-hal keren yang sudah aku lakukan,  namun tetap saja aku merasa something not right. 

Belum menikah,  belum kaya raya,  belum terkenal, dan usiaku sudah tidak muda. Sepertinya aku harus lebih serius lagi dalam menjalani hidup. Baiklah, tindakan untuk mengubah hidup lebih baik ini enaknya dimulai dari mana ya? Let's think and take action! Hahaha

Mujix
Puasa ramadhan di tahun ini sangat luar biasa. Thank you. 
Simo,  15 April 2022