Run!! Mujix!! Run!!
Adegan terkonyol hari
ini adalah lari tunggang langgang gara-gara ketemu pembimbing. iya, beneran
lari dan gayanya jijai banget. Aku hafal apa yang terjadi apabila aku nggak
lari. ceritanya gini, tadi siang aku ke kampus buat konsultasi (iya konsultasi,
kagak cuman numpang mandi sama sarapan di kantin doang kayak biasanya) Proposal
TA. niatnya sih muter lewat gerbang depan, sekalian ngadem di Taman Eden gitu (sekalian
browsing adik-adik tari yang cantik). namun niat 'ngadem' itu yang biasanya
bagus, untuk hari ini niat itu menjadi malapetaka yang super duper absurd.
yak, malapetaka itu tepatnya berada di 20 langkah di depanku dan tersebunyi di balik 3 tikungan. di tempat yang'amazing' itu ada dosen pembimbingku yang tengah bercengkrama dengan teman-teman sejawatnya, dan Si Kribo, masih asik ngadem dan gak tau tentang kejadian 10 menit berikutnya.
yak, malapetaka itu tepatnya berada di 20 langkah di depanku dan tersebunyi di balik 3 tikungan. di tempat yang'amazing' itu ada dosen pembimbingku yang tengah bercengkrama dengan teman-teman sejawatnya, dan Si Kribo, masih asik ngadem dan gak tau tentang kejadian 10 menit berikutnya.
***
ritual ngadem akhirnya
selesai, selesai, dan sudah sangat niat untuk pergi ke pustika untuk menemui
dosen pembimbing berinsial 'R'. aku cabut dan berjalan dengan bersenandung
seakan-akan hari ini hari terindah (gak pake joget. tentu saja). hari ini aku
benar-benar berusaha untuk membuat semuanya baik-baik saja, namun semuanya berubah
semenjak negara api menyerang, ups, sori, maksudku semenjak aku melihat sesosok
wanita paruh baya berbaju hijau dengan rambut sebahu terlihat dari belakang.
mataku terbelalak, seketika tubuhku merespon, keadaaan tersebut sangat
berbahaya, mungkin mirip insting Peter Parker ketika di lempar mobil sama Dr.
Oct saat nge-date sama Merry Jane di Spiderman 2.
"Lari Jix!!! kalo gak,
lu bakal mau mati hari ini" itulah teriakkan
yang muncul otakku dalam sepersekian detik. langsung saja kau memiringkan
badanku ke sebuah mobik kijang berwarna biru metalik.
"sheeeeet"
ceritanya sedang miring.
mampus, di depan ada
dosen pembimbing, di belakang ada lubang pembatas pagar yang tingginya cukup
untuk membuat kaki keseleo atau bahkan patah. detik itu si Mujix di ujung
tanduk (Plis jangan bayangin si Kribo nangkring di tanduk rusa ). doi berharap agar
keadaan itu adalah halusinasi, mimpi, dan angan-angan saja. namun. yah begitulah, itu adalah realita bung.
sepertinya si kribo
harus segera kabur lewat jalan depan (gak mungkin dong harus lompat ke jurang pembatas
pagar yang tingginya cukup untuk membuat kaki keseleo), pilihannya hanya ada
dua, doi mengendap-endap lewat jalan depan trus mencoba mengecoh si dosen, atau
doi menyamar sebagai semak-semak berbekal rambut kribo dengan membawa kertas
bertuliskan "SAYA POHON LHO".
oke sepertinya untuk pilihan nomer dua, hanya bisa berlaku di dunia komik
dan film kartun. si kribo akhirnya memilih opsi nomer 1.
pelajaran kali ini
adalah MENGENDAP-ENDAP DARI DOSEN PEMBIMBING.
***
Kalian mungkin bertanya-tanya mengapa harus mengendap-endap dan melarikan diri dari seorang Dosen Pembimbing. pastinya ada beberapa poin yang bisa aku jelaskan, pertanyaaan favorit seorang dosen kepada mahasiswanya adalah
"Gimana Kuliahmu?", nah loh, pertanyaaan 'gimana' itu membutuhkan jawaban lebih dari sekedar 'Baik' atau 'buruk'. beberapa rekan pertanyaaan 'gimana', seperti
"kapan kamu lulus?"
dan
"IP-mu berapa?",
pasti bakal nongol dan membuatmu bermuka sok manis sambil bilang
"Anuuu...".
"Gimana Kuliahmu?", nah loh, pertanyaaan 'gimana' itu membutuhkan jawaban lebih dari sekedar 'Baik' atau 'buruk'. beberapa rekan pertanyaaan 'gimana', seperti
"kapan kamu lulus?"
dan
"IP-mu berapa?",
pasti bakal nongol dan membuatmu bermuka sok manis sambil bilang
"Anuuu...".
dan kalian tahu bukan sebuah jawaban "Anuuu..." tidak akan menyelamatkanmu. hanya ada dua pilihan, lu segera minggat atau diem nunggin doi kelar menjelaskan falsafah seorang mahasiswa yang baik dan benar (dan si kribo sebagai mahasiswa gak ada baik-baiknnya). hidup mahasiswa lama. (ah andai kata pak rektor baca tulisan ini, beliau pasti galau mendadak)
***
yak, posisinya masih di
ujung tanduk. sesekali aku melirik ke arah beliau, cih. dia masih berdiri di
arahku, ambil nafas sebentar. trus keluarkan. yak aku intip lagi, dia berubah
menjadi Power Ranggers, enggak ding. dia masih berdiri di sana, bengong bentar,
dia masih berdiri di sana, salto dua kali, dia masih berdiri disana, diem,
kemudian lirik bentar, dia masih disana tapi membelakangi diriku.
bengong, trus kaget.
yak dia 'MEMBELAKANGIKU
saudara-saudara!!', uoooh, it's big chance , tanpa banyak pikir, aku
mengendap-endap.
tap-tap-tap
3 langkah pertama, "puji
Tuhan, gak sia-sia aku menjadi hamba yang (kadang) sholeh."
tap-tap-tap
3 langkah selanjutnya, aku
teringat kutipannya Ajahn Brahm 'satu hal satu waktu' dan 'ini pun akan berlalu'
dari buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya.
tap-tap-deg
3 langkah selanjutnya, uooh
naluriku bilang beliau mau menoleh. gawat!!
seketika saja otot-otot
di seluruh tubuhku menegang dan membisikkan kata-kata bijak.
"Nak, lari bukan
berarti kalah"
adegan terkonyol hari
ini adalah lari tunggang langgang gara-gara ketemu pembimbing, dan akhirnya aku
benar-benar lari dengan gaya yang sumpah Jijai banget, ngalahin lagu
'sesuatu'-nya Opera Van Java.
Run!! Mujix!! Run!!
hahaha tulisan gak jelas ini buat kalian semua yang semangat mengakali hidup XD
jangan menyerah ,
teruslah berusaha untuk hari ini:D
Mujix
ortuku udah balik dari Bogor,
mereka berdua setidaknya
mengingatkanku
bahwa ada 'sesuatu'
yang harus aku perjuangkan
hingga detik ini
Solo, 15 Agustus 2012
Solo, 15 Agustus 2012