megamendungkelabu

Selasa, 15 November 2022

Untukmu

Detak jantungku bukan untukmu
Helaan nafasku bukan untukmu
Masa laluku bukan untukmu
Hidupku juga bukan untukmu
Tak ada satupun untukmu
Semuanya hanya untukku

Mujix
Damn,  dear. 
It's will be suck till I find you. 
Simo, 15 November 2022

Senin, 07 November 2022

Bermotor Malam Saat Hujan

Jadi akhirnya aku bermotor dengan fisik lelah dari Solo pada pukul 23.30 WIB, dengan guyuran hujan di sepanjang perjalanan. Tak ada pilihan lain lagi sih. Sesekali aku berhenti kala hujan sudah tak bisa ditolerir. 

Dan lucunya, mungkin karena efek adrenalin, lelah yang kurasa saat sebelum berangkat sama kali tak muncul selama perjalanan pulang. Namun bukan itu poinnya. Topik utamanya adalah 'aku yang sedang sangat kelelahan ini mencoba berkendara di tengah malam di saat hujan adalah tindakan yang sangat ceroboh'. 

Perjalanan berlalu pelan-pelan. Kecepatan motorku bervariasi menyesuaikan kondisi lapangan. Situasi yang paling kubenci ya situasi kayak gini. Hujan, malam, capek. Huft. 

Tak lama berselang aku memasuki kawasan Simo. Suasana mendadak gelap. Banyak lampu jalan mati dan rumah-rumah terlihat minim cahaya. Apakah terjadi pemadaman listrik? 

Benar saja,  saat memasuki wilayah pasar semuanya bagai kota mati. Bagiku ini adalah wajah terseram dari daerah Simo yang pernah aku temui. Sepertinya memang terjadi pemadaman listrik. 

Aku menerobos daerah itu dengan perasaan aneh. Aku sampai rumah jam 01.00 WIB, dibumbui insiden terpeleset di teras rumah karena air basah di lantai. Alhamdullilah tidak terluka sedikitpun. Di rumah juga gelap,  walau masih tersinari oleh senter cadangan. Lampu yang buat emergency malah belum di-charge. Hedeh.

Setelah membersihkan diri aku segera bersiap tidur. Tau nggak apa yang bikin kesel? Aku gak bisa tidur coy!! Udah mapan  dari jam 01.30 WIB ampe jam 03.00 WIB belum juga terlempar ke alam mimpi. Apakah karena aku sudah melanggar batas jam tidur?  Atau apakah karena efek kafein yang aku minum tadi sore? Apapun itu aku benar-benar kesal. 

Akhirnya aku pasrah. Aku ampe bilang ke diri sendiri 'Kalo mau tidur ya tidurlah,  kalo mau masih melek ya monggo, terserah elu'. Dan wushh Akhirnya aku terlelap juga.

Mujix
Cerita ini belum usai
Simo, 7 November 2022

Rabu, 02 November 2022

Terjebak Hujan

Kali ini jumpa lagi dalam episode terjebak hujan di Cafedangan Manahan bersama Mas Aghni. Sejak jam 19.00 WIB tadi air mengguyur deras tak habis-habis. Ini sudah hampir berganti hari,  satu jam lagi.  Mas Aghni sudah pulang menerjang hujan. Aku masih di sini. Menulis catatan sambil mendengarkan pengunjung karaoke. 

Jujurly aku merasa lelah. Sejak tadi pagi muter-muter random dan ngobrol dengan banyak orang. Tadi pagi aku ke Kobra, alias Kontrakan Brayat. Tempat baru baru gengs Bang Arum. Di sana rencananya sih mau kerja, tapi tadi kebanyakan haha hihi sih. Terpantau sejak tadi pagi ada Diaz,  Bang Arum,  Jeki,  dan Bang Angga. Pas jam makan siang ada Kang Suryo & istri menyusul. 
 
Waktu beranjak siang. Aku pindah tempat ke Cool And Brew di daerah Fajar Indah.  Di sini aku bercengkrama dengan Mbak Yonas dan Mbak Trisna. Ngobrol banyak ngalor ngidul. Dari jam 14.30 WIB ampe 18.30 WIB. Di sini aku mengedit video short untuk Youtube. Oh iya makanannya mahal sih. Jangan sering-sering ke sini deh. Boros. 

Perjalanan lanjut ke Cafedangan. And here we are. Aku kemaleman buat balik ke Simo, coegh. Tulisan ini terketik di jam 23.16 WIB. Badanku udah capek banget tapi di luar masih gerimis. Mau pulang dan kehujanan atau menunggu reda tapi balik hari yang berbeda? Let's see! 

Mujix
Baiklah saatnya ke luar cafe dan lihat keadaan cuaca. 
Manahan, 2 November 2022