“MAS!!!! AWAS DI DEPAN SEPEDA MOTOR!!!!”
Aku berteriak dengan muka pucat sambil mempererat pegangan
tanganku di pundaknya. Pemuda memutar stang itu kekanan dan mengerem dengan
tiba-tiba. Motor yang kami kendarai hampir saja terpelanting ke tengah jalan.
Suasana mendadak hening, kemudian dia tertawa dengan penuh kegilaan ala Joker
di film Batman Dark Knight.
“HIKS!! TENANG SA..SAJA MAS!!! PASTI AMAN KOK KALO SAMA
SAYA.. HIKS!!!”
Sialan, bagaimana bisa tenang kalau masih terjebak satu
kilometer bersama pengendara mabuk seperti kamu, pikirku.
“SHANTAII… SAJA MASH!!! AKKU ORANGNYAAH BAIK HIKS… KOK
HIKS!!!”
Oke. Aku juga orang baik, karena kebaikanku jugalah akan
kuceritakan awal mula kejadian yang membuatku berteriak dengan muka pucat
gara-gara hampir terpelanting ketengah jalan bersama pengendara mabuk ini.
Perjalanan Horror itu belum berakhir.
“AYOO MASSH!!! NAIK LAGIIIIH HIKS….”
Oh Tuhan, skripsiku belum kelar dan masih ada jatah nikah
yang belum terlaksana.
Beberapa jam yang lalu, di jalan Soepomo, Punggawan,
Surakarta. Di sebuah Jalan lurus berjarak 500-an meter. Apabila di musim yang tepat, kalian akan
melihat ‘bunga sakura’ berwarna kuning berguguran di malam hari.
Hari ini sabtu malam, orang-orang yang TIDAK berstatus
jomblo dan yang merasa hidupnya bahagia karena cinta menyebutnya ‘Malam Minggu’.
Kenapa aku menyebutnya sabtu malam? Apakah karena aku jomblo dan merasa tidak…
ah… lupakan, aku sedang tidak mood membahas hal itu dalam postingan ini. Intinya,
sabtu malam ini menjadi sabtu malam yang cukup berat bagiku. Kalian tahu
kenapa? Yang pengen tahu mana suaranyaaaaaaah!!!? Luarrh biasyaaaah #langsung
berpose ala ariel peterpan.
Beberapa kali aku melewati jalan ini, namun ‘bunga sakura’
berwarna kuning berguguran di malam hari tak pernah lagi terlihat. musim hujan
bukanlah musim yang tepat untuk melihat
‘bunga sakura’ berwarna kuning muncul. Musim hujan musim yang paling tepat
untuk bercumbu rayu dengan istri dirumah. Kalau tidak punya istri? Silahkan
bercumbu rayu dengan kulkas di rumah. Kalau gak punya kulkas? Nyemplung laut
saja sana. Yang tidak punya kulkas mana suaranyaaaaaaah!!!? Luarrh biasyaaaah
#langsung berpose ala ariel peterpan sambil nyemplung laut.
Aku dan musim hujan adalah sahabat karib yang saling
membenci untuk mencinta. ada ribuan kisah tentang hujan yang hanya bisa aku
ingat apabila berjalan beriringan di tengah hujan gerimis seperti malam ini. Aku
berjalan cepat dan terburu-buru agar segera bisa sampai di daerah Pasar Depok. Iya,
pasar dimana banyak orang berjualan burung. Di tempat kontrakannya Bang Arumania.
Segera sampai disana dan segera bisa beristirahat. Perpindahan kontrakan yang
semula berada di daerah Punggawan dan kini berada di daerah Depok, otomatis
membuat segala alur mobilitasku berubah. Banyak hal yang aku harus perhitungkan
agar semuanya bisa terselesaikan.
Oh Man…. masih ada
satu kilo lagi agar aku bisa mencapai kontrakan. Aku terus melangkah melintasi
jalan Soepomo yang cukup ramai malam ini. Ada hal-hal yang bisa kamu lihat
secara mendetail ketika kamu berjalan kaki. Salah satunya adalah ternyata kota
ini untuk beberapa tempat tak terlalu bersahabat dengan pejalan kaki. Sering
kali aku melewati jalan-jalan trotoar yang beralih fungsi menjadi kios-kios
rokok atau warung makan. Belum lagi area parkir liar yang kadang tidak hanya
memakai trotoar tetapi juga memakan jalan raya. Semua itu memaksa pejalan kaki
‘ganteng’seperti diriku ini untuk sekedar minggir ketengah jalan untuk bisa
melewati tempat tersebut.
Aku tiba-tiba mendengar suara benda jatuh tak jauh dari
tempatku berjalan. Aktifitas mengamati trotoar dan hak-hak pejalan kaki tentu
saja terhenti seketika. Beberapa detik kemudian menggeliding sebuah helm
berwarna hitam. Aku segera mengambil benda tersebut dan beberapa detik
sesudahnya di depanku berhenti sepeda motor berwarna biru.
Pengendara bermuka gak jelas itu menoleh. Benar-benar gak
jelas, soalnya aku ngumpet di balik pohon sambil kayang. Pengendara itu
kira-kira berumur 30-an. Berpakaian ala mas-mas di pinggir pasar yang biasanya
berjualan alat-alat kesehatan sambil megang ular kobra. tahu kan maksudku? Itu
lho yang kadang kalo berjualan suka ‘presentasi’ khasiat empedu ular kobra buat
keperkasaan pria. Belum tahu? Coba deh main ke Pasar Depok saat minggu pagi.
Kembali ke pengendara bermuka gak jelas.
“WAAH!!! MATURNUWUN YA MAS!! SUDAH DIAMBILKAN HELMNYA
HIKS!!!”
Sekarang mukanya udah jelas. Soalnya aku sudah gak ngumpet
lagi. Pengendara motor itu berkata cukup keras dan mengambil helm tersebut dari
tanganku.
“Sama-sama pak” aku berkata seperlunya dan segera
melanjutkan perjalanan sambil naik elang. Eh, bukannya tadi aku jalan kaki? Ah
iya. Tadi kan emang jalan kaki. Pengendara tersebut memacu kendaraannya dengan
sempoyongan, meninggalkan diriku yang rencananya naik elang namun kemudian ternyata
jalan kaki.
Dia tiba-tiba berhenti 20 meter di depanku. Ada apa
gerangan? Apakah masih ada barang yang jatuh, begitu pikirku.
“MAS!! AYOOH SAYAH ANTERIN, MASNYAH MAU KEMANAH!!” dia
berkata seperti kawan lama yang tak pernah bersua.
“AH… saya cuman mau ke Depok kok, silahkan aja duluan” aku
menolak dengan halus.
“AYOOOH, SAYA JUGA MAU KE DEPOK AKU BONCENGIN SAMPAI SANA
YHAAA….” Pengendara itu sedikit memaksa.
“Tidak usah Mas, di tinggal aja gak papa…” aku kembali
menepis ajakan tersebut. Aku sedikit khawatir kalau dia seorang penculik yang
mengincar cowok-cowok kharismatik buat dijadikan boyband.
“AYOLAAAAHHHH NANTI SAYYAH KENALKAN MELODY-NYA JKT48
DEEEEEH…..” aku melotot. Dialog yang ini bohongan. Jangan terlalu dipikirkan.
“MAS!! AYOOH SAYAH ANTERIN” dia memandangku dengan mata
berkaca-kaca. Kemudian muncul bunga mawar dimana-mana sambil menari-nari india,
ngumpet di balik pohon, lalu muncul dan berkata ‘Kuch Kuch Hotahai’.
Aku berpikir sejenak, bukankah menolak kebaikan itu sama
saja menolak rejeki? Bukankah menolak rejeki itu sama saja menolak kuasa Tuhan?
“Oke deh… terimakasih ya Mas”
Aku segera membonceng ‘mas-mas mirip penjual alat-alat
kesehatan sambil megang ular kobra’ dengan penuh haru. Aku sering berjalan kaki
melewati berbagai kota dan jarang ada yang mau berbaik hati untuk berhenti untuk
sekedar memberikan tumpangan.
Masalahmu adalah masalahmu sendiri Jendral!!
Namun Apakah ceritanya berakhir begitu saja? Belum.
Angin malam ini sangat dingin. Bertiup keras seiring
kencangnya laju kendaraan ini. aku
memperkirakan dengan kecepatan seperti ini, kontrakannya Bang Arumania bisa
dicapai dalam waktu 10 menit. Obrolan basa-basi ala pengendara motor akhirnya
terjadi. Semuanya berjalan wajar, hanya arah laju kendaraan yang kadang terlalu
tengah atau terlalu pinggir tak merisaukan obrolan kita malam ini.
“Asli mana mas?” tanyaku untuk membuka obrolan yang akrab.
“HEEH HABIS DARI SANAH… HIKS” dia menjawab sambil menunjuk
kearah belakang. Heh? Dia menunjuk? Apakah stangnya di lepaskan? Tentu saja.
“ohh.. dari sana ya mas. Sekarang mau kemana?” aku kembali
bertanya.
“MAU KESANAH… ERR… KEDEPAN SANNAAH…” dengan sedikit limbung.
Iya iyalah, kalo naik motor ya ke depan sana lah, masak mau ke belakang.
“Maaf ya mas merepotkan sudah mau memboncengkan saya”
“THIDAK APAH-APAH… KITA HARUS TOLONG MENOLONG HIKS…”
pengendara itu menjawab dengan sedikit sengau. Ketika dia berbicara tercium bau
menyengat. Aku mengingat-ingat bau apakah ini gerangan. Ini bukan bau ketiak
maupun bau naga. Sedikit berbeda, mirip bensin namun berbau sedikit manis.
“SAYYAH SUKA ORANG BAIK, KALO MASSNYAH TADI TIDAK
MENGAMBLKAN HELM SAYAH PASTI TIDAK AKAN MENOLONG MAS!! HIKS….” Dialog Ini kok
kalau di tulis jadi alay banget? Perduli setan.
“HIKS!! KITTAH KAN TIDHAK PERNAH TAHU KAN MAS,, KALAU
KEBAIKAN KITHA SUATU SAAT AKAN DI BALAS OLEH TUHAN!!!”
Racauan dan bau menyengat ini mengingatkan aku akan suasana
gerombolan seniman nanggung yang tengah berpesta saat pembukaan pameran. Oh
damn, sepertinya aku mulai paham situasiku sekarang.
“GAKS PAPAH MASS, SAYA TIDAK MABUK KOK, NIH LIHAT SAJA SAYA
MASIH BISA MENAIKI SEPEDA MOTOR… HIKS” dia berkata dengan sangat sengau sambil
sesekali menengok kebelakang menyemburkan bau aroma yang cukup menusuk hidung.
Enggak. Kamu memang mabuk.
Yang bilang kamu gak
mabuk berarti dia sedang mabuk. Persoalan kamu bisa naik sepeda motor atau
tidak, itu bukan urusanku. Aku sendiri belum mahir naik sepeda motor.Pengendara
yang baik hati yang memberikan tumpangan ini ternyata tengah mabuk minuman
keras. Yes!! Beri applause yang meriah buat lemotnya daya ingatku ini.
“oh, iya ya mas, ahahahahahahaha” aku tertawa kecut untuk
menutupi kecemasanku
Aku panik. Imajinasiku berpikir macam-macam.
Tiba-tiba
teringat adegan dimana pemuda di daerah Bogor tewas gara-gara menabrak pohon
beringin lantaran mabuk. Tiba-tiba teringat adegan dimana seorang pria ‘di
ciduk’ oleh petugas Satpol PP di karenakan mabuk sambil naik sepeda motor.
Tiba-tiba teringat adegan dimana Anwar Fuady yang tengah berperan sebagai om-om
tengah mengejar Indah gara-gara ‘kebelet horny’ di sinetron Tersanjung.
“ ahahahahaha… masnya hebat ya… untung masih bisa pake motor
ahahahahaha…” aku juga mulai meracau. Semuanya berjalan tidak wajar, hanya arah
laju kendaraan yang kadang terlalu tengah atau terlalu pinggir mulai membuatku
gila malam ini.
Tunggu sebentar? Kurasa jika motor hanya sedikit oleng bukan
jadi masalah jika pengendaranya tidak mabuk. Mas? Boleh aku loncat sekarang?!
Begitulah, awal mula kejadian yang membuatku berteriak
dengan muka pucat gara-gara hampir terpelanting ketengah jalan bersama
pengendara mabuk itu.
“OKKEH MAS…TENANG SAJJJAH SAYA TIDAK MABUK KOK…”
Hebat. Bau mulutnya hampir membuatku sakratul maut.
“Ahaahahahahah…” Tidak mabuk kepalamu.
Aku sering melakukan eksperimen kecil jika bertemu kawan
yang sedang teler gara-gara mabuk. Eksperimen kecil itu berupa pertanyaan
simpel seperti ‘siapa namamu?’, ‘berapakah satu tambah satu?’ dan yang lebih
ekstrim ‘kamu lebih suka pake celana dalam atau pake boxer?’.
Tentu saja eksperimen kecil ini tidak akan bisa kau lakukan
dalam keadaan sebasurd ini.
“HIKS!! KITTAH KAN
TIDHAK PERNAH TAHU KAN MAS,, KALAU KEBAIKAN KITHA INI SUATU SAAT AKAN DI BALAS
OLEH TUHAN!!!” dia masih meracau soal kebaikan dan Tuhan. Aku masih
menanggapinya dengan tertawa gak jelas entah menertawakan apa.
“SAYYAH SUKA ORANG BAIK, KALO MASSNYAH TADI TIDAK
MENGAMBLKAN HELM SAYAH PASTI TIDAK AKAN MENOLONG MAS!! HIKS….”
Dia mengulangi kata-katanya 2 menit yang lalu. Aku masih
menanggapinya dengan sikap ‘bingung harus menjawab apa atau sebaiknya aku
gampar saja’.
“ ahahahahaha… masnya hebat ya… untung masih bisa pake motor
ahahahahaha…”
Oh Tuhan. Ingatkan aku untuk membeli sebotol air putih jika
suatu saat akan mengalami kejadian seperti ini.
Perjalanan ini walau diliputi rasa was-was dan cemas
akhirnya sampai tujuan juga. Aku mendengarkan obrolannya yang kesana-kemari itu
dengan penuh perhatian. Pengendara baik hati itu menurunkan aku di depan Pasar
Depok dengan raut wajah gembira. Raut
wajah yang kurasa semua orang pernah mengalaminya setelah melakukan sebuah
kebaikan untuk orang lain.
“DULUAAANH YAHH MASSH!!! SAYA KENAL PREMAN DI DAERAH SINNIH,
KALAU ADA APAH-APAH BILANG SAJJAH SAMA SAAAIAAAH HIKS!!!” oke, nanti aku
mention di Twitter. Eh anu. Twitternya apan mas?
Dia berkata seperti
itu kemudian memacu sepeda motornya dengan kencang, sambil sedikit oleng
tentunya.
Aku berpikir banyak hal saat melihat dia lenyap di
tingkungan seberang jalan. Setidaknya dia bukan seorang penculik yang mengincar
cowok-cowok kharismatik buat dijadikan boyband. Masyarakat berbicara tentang baik dan buruk. Kaum
terpelajar di sekolah mengajakan soal prilaku. Calon Lurah berambisi berbuat
baik untuk kampungnya. Namun ketika mereka bertemu dengan istilah ‘Masalahmu
adalah masalahmu sendiri Jendral!!’, jarang yang bisa mengaplikasikan teori
tersebut ke dunia nyata.
“HIKS!! KITTAH KAN TIDHAK PERNAH TAHU KAN MAS,, KALAU
KEBAIKAN KITHA INI SUATU SAAT AKAN DI BALAS OLEH TUHAN!!!” aku masih ingat
ketika dia meracau soal kebaikan dan Tuhan sambil mengendarai motor yang kadang
limbung kesana kemari.
Di luar sana
banyak orang diluar sana yang berbicara soal kebaikan. Pengendara mabuk Bagi
sebagian besar Masyarakat dan Kaum terpelajar adalah sampah masyarakat.
Namun
buatku malam ini, Pengendara mabuk orang
baik hati yang mau untuk berhenti sejenak untuk sekedar memberikan tumpangan
kepada orang lain.
Hiks!!akkuh gag mabbuk ketika nulis postingan inni koook,
Pasar Depok , 19 April 2013