chit chat
“pola pikir penduduk suatu bangsa bisa
dilihat dari tayangan televisi mereka #televisi #mujixtoday #opini”,
7 Maret 2014.
Beberapa hari ini aku kepikiran
kalimat yang dulu (atau mungkin sekarang
masih ada) sering diucapkan para guru dan orang tua mengenai komik. Kalimat yang gini nih “Jangan membaca komik,
nanti kamu jadi anak yang bodoh”. Aku rasa kalimat itu gak akan berlaku untuk
anak jaman sekarang.
Seberapa kampret
tayangan televisi jaman sekarang menentukan asupan gizi pemikiran seseorang. Tweet di atas aku tulis saat empet
melihat salah satu acara kompetisi dangdut. Kompetisi dangdut yang sedikit lagu dangdutnya dan kebanyakan
ngegosipnya. Pesertanya satu jurinya banyak, nyanyinya sebentar ngebacotnya
lama. Pindah channel, juga gak lebih baik. Isinya cuman sekumpulan orang yang
joget-joget gak jelas. Pindah channel lagi ada kampanye terselubung oleh salah
satu (atau salah dua dan tiga?) para pemilik stasiun televisi yang kampanye
untuk laga pemilihan presiden.
Pindah channel lagi isinya sinetron dengan drama
yang terlalu susah untuk dipikir dengan logika.
Capek. Akhirnya gak jadi nonton
televisi.
Aku mengambil kertas dan kemudian membuat komik. Apakah komik yang
aku buat akan membuat anak bodoh? Kurasa enggak. Aku bisa mengontrol konten dan
materi dari komik tersebut. Bai te wai sebenarnya di toko buku terdapat ribuan
komik edukatif yang mendukung kecerdasan sang anak, tergantung dari para orang
tua untuk bisa memilih dan memilah komik dengan bijak. Ortunya kurang gaul tuh.
Jangan malas bertanya keada petugas untuk mencari komik yang baik dan mendidik.
Lagian mengenai “bodoh” atau enggak,
kurasa lebih banyak pengaruh dari lingkungan dan bagaimana orang tua tersebut
dalam mengasuh anak. Iya kan?
“banyak ide itu gak berguna kalo gak bisa
merealisasikannya #mujixtoday #creativetalks”,
10 Maret 2014
Bohong, Kalo ada orang yang gak
bikin karya karena gak punya ide. Mereka bukannya gak punya ide, mereka hanya
malas untuk mewujudkan ide. Aku adalah manusia yang mempercayai bahwa ide itu
ada di manapun di sekitarku. Beneran, ide itu sangat buanyaak. Aku sering
berada di situasi kebanyakan ide namun gak ada waktu untuk merealisasikannya.
Solusinya adalah mememilih ide yang paling logis untuk diproses.
Terkadang ide
yang paling logis itupun jumlahnya puluhan. Terus gimana dong? Gini nih, Permasalahannya
adalah, mau gak sih kita memproses semua ide yang paling logis tersebut dan
menyeleksinya untuk menjadi sebuah karya yang awesome. Kebanyakan para pemalas mempunyai kebiasaan ‘menunggu ide
yang sangat super briliant’ untuk
menghasilkan karya yang juga briliant.
Biar aku kasih tahu, ide briliant itu
enggak ada. Kebanyakan karya briliant
yang beredar di pasaran itu berasal dari ide yang sederhana, namun dieksekusi
dengan kerja keras oleh banyak orang yang briliant.
Jangan malas, malaslah di waktu dan tempat yang tepat. So, dikau jangan nunggu ide
yang briliant, jadilah orang yang briliant.
Tuhan, ini nih sosok paling invinsible yang pernah diciptakan oleh
peradaban manusia. diciptakan oleh peradaban manusia? Kata Nietzsche sih gitu. Nietzsche bilang ma guweh, kalo saat itu masyarakat yang muak sama hukum rimba berkumpul menjadi satu menciptakan
agama. Masyarakat ini sebenarnya memliki rasa iri dengki terhadap pemenang dari
sistem ‘siapa yang kuat dia yang menang’. Soalnya pada jaman dulu kala, manusia
yang terkuat dan terpandai dalam tiap masyarakat secara alami menjadi pemimpin/
pemenang.
Dengan berbagai jenis agama yang muncul, mereka (manusia yang muak dan iri dengki sang pemenang hukum rimba) menciptakan sosok
supranatural yang tidak nyata, sosok yang sangat kuat melebihi Superman, sosok hebat yang bisa
menggulingkan sang pemenang. So,
sejak saat itu sang pemenang menjadi pecundang kelas wahid. Penciptaan Tuhan
telah membuat sang Superman kehilangan
kepercayaan atas keberadaannya. Katanya
sih gituh. logis juga sih, tapi sori deh om Nietzsche, aku udah punya pemahaman
sendiri mengenai Tuhan.
Pemahamanku lebih sederhana, aku cukup sepakat dengan
pendapat St. Thomas Aquinas mengenai 5 bukti keberadaan Tuhan. Kesimpulannya
ajib banget, buat yang bingung bisa di-googling
deh. Mungkin ketika iseng-iseng googlin, kalian
akan menemukan akun twitternya Tuhan.
What?! Apakah Tuhan punya twitter?! Adaloh akun Twitter berjudul ‘God’
followernya jutaan, dan kampretnya lagi akun ‘God’ itu hanya men-follow Justin Bieber, jadi bukan akun
ini yang aku maksud.
Tuhan yang lain, Tuhan yang lebih personal, Tuhan yang
kalian sebut ketika ada rezeki. Tuhan yang kalian agungkan namanya ketika
kalian beribadah.
Tuhan memiliki beberapa ‘akun Twitter’ bernama agama, Dia
memang gak mem-follback kalian, tapi
Dia selalu men-kepo kalian di manapun dan kapanpun. Beneran kok. Yakin aja deh.
Maling aja selalu dikepo dan di beri rezeki, masa kalian (dan guweh) enggak.
“akan ada malam dimana kamu benar-benar
mengacuhkan kesehatan demi ambisi dan cita-cita #mujixtoday #menjelangpagi”,
17
Maret 2014
Tweet ini aku persembahkan buat para pecandu malam yang masih
berkutat dengan ide untuk masa depan yang lebih baik. Kalian sering gak sih?
Terjaga di tengah malam kemudian terus bangun mengerjakan tanggungan yang belum
kelar? Aku sering. Beberapa malam di pertengahan bulan Maret banyak diisi
dengan membuat komik religi. Komik kali ini sangat guanteng sekali, soalnya aku
berkolaborasi dengan penulis jayus bernama Casofa Fachmy. Doi bertugas di
naskah, dan guweh harus menyulap naskah tersebut menjadi sebuah komik yang
keren.
Kalau boleh jujur, penggambaran naskah kali ini terbilang cukup sulit.
Naskah yang masih mentah tersebut aku pecah lagi menjadi naskah komik yang
benar-benar siap untuk digambar. Pertimbangan naskah yang baik biasanya
ditentukan seberapa jelas sang komikus menangkap maksud dan tujuan sang
penulis. Nah ini nih, beberapa kali aku mengerjakan job dengan mengadaptasi naskah, belum menemukan satupun penulis
yang bisa mendiskripsikan idenya dengan sangat jelas.
Aku cukup maklum sih,
terdapat jarak yang cukup lebar dalam dunia tulisan dengan dunia rupa. Bisa
dimaklumi lagi kenapa penulis komik di Indonesia sangat sedikit sekali. Penulis
naskah komik dituntut memahami dunia penulisan dan dunia seni rupa, atau
minimal dunia komiklah. Begitu juga sebaliknya, komikus yang baik adalah
komikus yang mengerti mengenai dunia tulis menulis, hal tersebut akan sangat
berkaitan dengan dialog di balon kata, gaya penceritaan, pembagian alur, hingga
pemunculan karakter dari setiap tokoh
dan latar belakang di dalam
komik.
Yuk deh belajar lagi, aku temenin.
Soalnya aku juga masih perlu banyak belajar mengenai komik dan dunia
tulis menulis. Belajar dengan senang namun jangan sampai mengacuhkan kesehatan
kayak guweh di beberapa minggu yang lalu.
“akan ada masa di mana skripsi tiba-tiba
kelar gara-gara dikerjain dengan sungguh-sungguh #mujixtoday #alhamdulilah”, 19 Maret 2014
Nah ini nih benda paling kampret
di bulan Maret. Skripsi. Energi kehidupanku benar-benar terkuras habis untuk
mengurusi benda bernama skripsi. Kabar baiknya benda itu sudah tergeletak
dengan ganteng di meja pengajaran ISI Surakarta. Minggu depan tinggal ujian
gituh. What!!? Tinggal ujian!!? Belum
bikin presentasi Power Poin-nya nih
#sambilliatkalender.
Ah sudahlah, dibikin abis nulis postingan ini deh.
Banyak
suka duka ketika mengerjakan skripsi ini, ribetnya nyari referensi membuat
rambutku mendadak keriting, belum lagi permasalahan ‘bingung mau nulis apa’
yang biasanya berimbas bengong kelamaan. Tanggungan hari ini adalah membuat slide show buat presentasi ujian
kelayakan minggu depan. Enggak susah sih cuman meringkas 120 halaman menjadi 20-an
slide, enggak susah kok. Beneran
enggak susah #menyugestidirisendiri #sambilpegangkepala.
Skripsi itu benda yang
sangat ajaib. Ajaibnya gini, semua beres ketika semua tulisan diperiksa di
laptop, tapi ketika sudah diprint dan dijilid, satu persatu kesalahan demi
kesalahan muncul tiba-tiba. Gak mungkin bisa direvisi lagi, harus ngeprint
ulang, fotokopi ulang, menjilid ulang, aduh kasihan dompetku. Pokoknya gitu
terus.
Beberapa kesalahan kemarin aku acuhkan, biarkan dibantai saat ujian
saja, biar pengujinya punya kerjaan, gak seru juga kalo saat ujian skripsiku
sudah sempurna, 100% benar semua, dan langsung lulus jadi sarjana, iya kan,
kan, kan. Pokoknya gitulah. Pokoknya skripsiku sudah selesai, tinggal ujian,
dan aku mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.
Banyak yang salah? Biarin, kata
Pak Ustadz “manusia adalah tempatnya salah dan lupa”.
“selain kebelet boker, hal yang bisa membuat
hidung kembang kempis adalah jatuh cinta #mujixtoday #love”,
25 Maret 2014
Seyogyanya manusia itu sangat
mudah jatuh cinta, selama cinta itu tidak dibenturkan dengan logika. Beneran,
hingga hari ini, entah sudah berapa puluh cewek jomblo yang naksir guweh (yuk
bareng-bareng bilang ‘ciyeee’. Ciyeeeeee!!!!!) namun selalu berakhir dengan
PHP, ditolak, adik-kaka’an, kamu terlalu baik buat aku, maupun gak jadian. Bentar, aku menghela nafas
panjang dulu. Huuuft.....
Pokoknya gini, ketika kalian
jatuh cinta usahakan agar logika kalian dibuang dulu entah dimana. Aku enggak
bilang kalau logika dalam bercinta itu buruk, namun akan ada masa di mana
logika benar-benar bukan kawan yang baik untuk urusan mencinta dan dicintai. Contoh mudahnya, kalian tidak akan bisa bercinta dengan menghitung panjang suatu segitiga dengan
rumus pyhtagoras.
Saat ini aku sedang jatuh cinta dengan seseorang, tenang aja,
bukan Popok ataupun Sanasuke kok, dia orang yang baru. Udah sampai mana? Udah
sampai mau aku kado komikku tapi belum kesampaian (yuk bareng-bareng lagi bilang ‘ciyeee’. Ciyeeeeee!!!!!). sampai
kalimat ‘sampai mau aku kado komikku’ rasa cinta masih menguasai, namun ketika
sampai di kalimat ‘tapi belum kesampaian’, di situ tuh logika mulai main. Main
gimana sih? Ya gitu deh. Logika itu bisa berupa informasi bahwa ‘doi udah punya
cowok’, gak punya nyali, terjebak dalam kalimat ‘memantaskan diri’ ataupun
ketakutan untuk nge-gebet gara-gara belum jadi komikus kondang.
Oi, oi, kenapa
jadi negatif gitu sih?
Bukan negatif kok, aku hanya menjelaskan bagaimana
logika itu mulai membenturkan cinta dengan kenyataan. Pokoknya cinta itu gak
pernah salah.
Andaikata kisah cinta kalian sangat burukpun itu bukan salah
cinta, yang salah adalah bagaimana kalian mengelola rasa cinta itu. Ciyeee,
keren banget yah kalimatku barusan. Udah ah, curhat soal cinta kali ini di
akhiri dengan menghela nafas panjang, Huuuft...
“Compose new pray... #creativetalks #komikreligi #SelamatTidur”, 26
Maret 2014
Kualitas diri seseorang ditentukan oleh
hal-hal apa saja yang ada di dalam doanya. Sosok-sosok semacam Bung Karno
memiliki materi doa yang berbeda cakupannya dengan doa pemilik tambal ban di
depan kontrakannya Bang Arum.
Bung Karno pada masanya berdoa tentang
kemerdekaan, menggagas hidup yang manusiawi untuk para penduduk indonesia,
hingga martabat seorang negarawan untuk menyambut kehidupan yang lebih makmur.
Ya, doa Bung Karno seluas itu. Bagaimana dengan doa pemilik tambal ban di depan
kontrakannya Bang Arum? Dia berdoa semoga ada ban yang bocor dari para pemilik
sepeda motor (sepertinya doa yang buruk buat para pemilik sepeda motor), hidup
yang selalu sehat agar bisa menghidupi keluarganya, hingga berdoa agar bisa
menghadapi esok hari yang masih menjadi misteri.
Apakah boleh diperbandingkan?
Apakah doa Bung Karno terlalu agung apabila sandingkan dengan doa pemilik
tambal ban? Mana yang lebih remeh? Maaf kita tidak mencari doa siapa yang lebih
remeh. Tidak ada doa yang remeh di hadapan Tuhan Yang Maha Pengabul Doa.
Tuhan menciptakan hal-hal yang
remeh di dunia ini untuk menjadi pembelajaran kaum-kaum yang mau berpikir. Gak
percaya? Gini deh, Tuhan menciptakan media bernama komik lengkap dengan
idiom “Jangan membaca komik, nanti kamu
jadi anak yang bodoh”. Untuk para komikus yang tergelitik dengan kalimat
tersebut, tentu akan memikirkan cara agar idiom tersebut bisa runtuh.
Para
komikus spesies ‘kaum yang mau berpikir’ itu bahu membahu menciptakan komik
yang bisa mendidik namun juga menyenangkan untuk dibaca. Mereka menciptakan
komik-komik yang keren dengan muatan ilmu yang tidak kalah dengan buku diktat
di sekolahan. Apakah ada komikus yang tidak termasuk kaum yang berpikir?
Banyak.
Apakah hal tersebut juga berlaku di dunia televisi? Tentu saja.
Di saat
maraknya kompetisi dangdut yang gak jelas, kampanye yang terselubung, joget
absurd satu studio, hingga sinetron kacangan yang menjamur, yakinlah bahwa ada
teman-teman kreatif di dunia televisi yang sedang berkutat dengan ide-ide yang
bisa segera meledakkan dunia, ide-ide briliant yang mungkin akan memajukan
dunia pertelevisian agar lebih baik dari hari ini.
Tentu saja ide-ide itu bukan
untuk para pemalas yang tidak mau mengakui kekuasaan Tuhan dan semesta.
Walaupun invisible, Doi yang
membangun peradaban melalui manusia. Tuhan itu nyata. Percayalah Dia akan
selalu meng-kepomu.
Kita hanya perlu memahami bagaimana
‘naskah dari Tuhan’ itu beroperasi.
Bukankah setiap alur cerita mempunyai sebab dan akibat yang jelas? Mungkin
Seperti komikus yang mencoba memahami naskah rumit dari penulis amatir. Perlu
kerja keras dan pemahaman.
Tuhan adalah hasil persangkaan hamba-Nya. Hidup itu
terkadang memang harus dipersiapkan seperti membuat skripsi. Dirapikan, dijilid
dengan bagus, bukan berharap agar dapat nilai yang bagus, namun berharap agar
skripsi kita bisa memberikan sumbangan keilmuan yang relevan untuk orang banyak.
Mengacuhan surga dan neraka? Hampir seperti itu, tetapi tidak seperti itu.
Seperti jatuh cinta? Bisa jadi. Tak semua hal yang ada di Dunia ini bisa
dilogika, terkadang perlu dirasa dengan cinta. Bagaimana caranya? Hal yang
paling sederhana dan mudah untuk dilakukan adalah berdoa. Berdoalah.
Teruslah
berdoa.
Wujudkan doa itu. Bekerja keraslah.
Malaslah dengan baik dan benar.
Jika kalian membaca sampai
kalimat ini berarti kalian bisa mendefinisikan tweet di atas:)
Mujix
masa depan adalah milikmu,
hiduplah sesukamu!
Simo, 31 Maret 2014