megamendungkelabu

Selasa, 27 April 2021

Ide Komik

Beberapa hari belakangan tidurku tak terlalu rapi dalam pemilihan waktu ataupun lama durasi. Hal tersebut memicu stimulasi otak dalam mencetuskan berbagai macam ide komik yang muncul mendadak di alam bawah sadar. 

Ide-ide ini muncul saat fase hampir tertidur atau hampir terbangun. Karena saat ini sedang berjibaku dengan karya komik yang belum selesai, ide-ide ini disimpan menjadi tulisan aja dulu. 

Berikut adalah beberapa gagasan konsep komik yang kelak mungkin bisa aku gunakan saat membuat karya baru:

1. Student Survival. 
Kisah seorang anak konglomerat yang dibuang di tengah hutan terpencil karena pertikaian konflik politik para pejabat. Komik ini akan bercerita tentang kisah heroik sang murid SMA yang bertahan hidup di alam liar dan mencoba kembali ke dunia asalnya. 

2. Heroes still exist. 
Kisah seorang superhero yang ternyata gabungan dari dua sosok manusia berbeda dunia. Tokohnya seorang preman kuat yang marah terhadap dunia dan sesosok pria lemah disabilitas baik yang memiliki kekuatan untuk menyelamatkan dunia. 

3. Room's Conspiration. 
Kisah dua mantan agen rahasia yang menyelamatkan seorang tahanan negara dari cengkraman fitnah pemerintah jahat. Dua mantan agen ini menyusun skenario cerdas melalui dua anak SD yang diplot dari balik layar untuk mengungkap kasus tersebut. 

4. A Deep Dark Tower. 
Dunia digegerkan dengan kemunculan sebuah menara tinggi di tengah pulau Jawa. Menara itu tiap jam membunuh manusia satu demi satu dan membuatnya berdarah serta melayang di langit hingga membusuk. Seorang pemuda yang cerdas dan penuh energi mencoba mengungkap misteri menara dan mengakhiri bencana tersebut. 

Yak, seperti itu.  Akan diperbarui jika muncul ide-ide brilian lagi. Thank you. 

Mujix
Sudah sampai di pertengahan Ramadhan. 
Simo, 27 April 2021

Selasa, 13 April 2021

I know this feeling will be suck.

Rasa kelu ini sangat nyata. Well mengetahui orang yang aku cintai ternyata mencintai orang lain itu, bagiku bagai langit runtuh, untuk kesekian kalinya 

Life is not fair,  I know this thing every single day,  but it's my biggest one in my whole life. 

Lubang yang belum aku tambal itu menganga lagi dengan sangat dalam. Sepertinya sebuah keputusan yang tepat jika laptopku kali ini tidak ada di kamar. 

Tidak ada pelarian lagi untuk apapun. Aku bahkan mencoba meresapi tiap kelu yang ada di hati ini. Rasanya bagai disayat pelan-pelan dengan pisau berkarat. Sakit. Perih. Entah akan menuju ke mana. 

Ingatanku kembali ke sebuah kutipan di buku 'Sejarah Yang Disembunyikan' karya Jonathan Black, "Setiap cinta sejati,  selalu ada pembiaran pergi".

It's hard. I know. Maybe will need more time. Kalo boleh jujur,  aku ingin mendamprat diriku sendiri yang payah ini. Namun jika dipikirkan lagi, sensasi kelu ini benar-benar aestetic. I will try to enjoy it. 

Rasanya kek makan oats untuk pertama kalinya. Semangkuk oats yang diseduh tanpa campuran apapun. Hambar dan aneh di mulut. 

Seperti rasa patah hati ini, hambar dan aneh di kehidupanku hari ini. 

Walau kalau boleh jujur, tak sesakit rasa cinta yang saling bersambut namun tak bersatu sih. Kalo dipikir-pikir, kisah cintaku sebelumnya lebih menguras emosi dengan sangat elegan. 

Aku naksir dia. Dia naksir aku.
Namun belum berjodoh gara-gara dua-duanya terlalu pengecut untuk mengungkapkan perasaan dengan lebih terbuka. And then voila, it's bring me here. 

Banyak hal berubah. Aku tak se-emosional dulu (Walau tak terlalu waras juga sih).

Di hidupku hari ini, tersisa beberapa pertanyaan yang harus segera terjawab, agar aku punya alasan untuk segera melangkah kembali. 

Aku akan mencari jawabannya pelan-pelan. Wish me luck. 

Mujix
I'm exhausted. 
Help me! 
Simo,  13 April 2021


Jumat, 09 April 2021

Pesan Moral Hari Ini

Hari ini seharian mati listrik. Tak ada daya,  internet dan penerangan sejak jam 13.00 WIB hingga jam 21.00 WIB. Apakah aku frustasi?  Enggak tuh. Entah kenapa semuanya berjalan biasa saja. 

Namun walau semuanya terlihat normal,  tidak dengan pikiranku. Di saat mati listrik ini semua aktivitas lumpuh total. Gak bisa kerja,  yutupan,  bahkan sekedar nge-game. Semenjak siang memang hujan petir, dan sudah sepantasnya semua peralatan elektronik aku matikan. 

Dan voila, terciptalah waktu nganggur yang sangat berlimpah. Waktu nganggur ini aku manfaatkan untuk melakukan banyak hal random. Salah satunya ya overthingking. 

Yap,  untuk kali ini aku ijinkan untuk overthingking. Berpikir berlebihan tentang apapun. Jiwaku berkelana dari masa ke masa. Menimbang dan menemukan berbagai hal di dalam hidup yang bisa dijadikan referensi. Kejadian buruk di masa lalu hingga hal-hal yang aku sesali hingga kini.  Adakah? Ada beberapa sih,  but I'm ok. 

Pesan moral dari introspeksi dan overthingking kali ini salah satunya terinspirasi dari buku pengembangan diri Mark Manson, yang intinya berpendapat bahwa 'Hidup itu bukan perkara apa yang ingin kau nikmati,  namun penderitaan apa yang ingin kau jalani'. 

Dan sisanya adalah sebuah kutipan yang muncul mendadak yakni 'Aku akan membuat hari ini menjadi sebuah hari yang tak akan pernah aku sesali di masa depan'. 

Dan ya begitulah,  kurasa pernyataan tersebut sedikit banyak memberikanku sebuah nafas segar untuk menata ulang motivasi dan ambisi dalam menjalani hari. Terima kasih diriku telah sampai di sini. Let's continue the journey!  

Mujix
Sedang berusaha melek finansial dan belajar investasi.
Simo, 9 April 2021


Rabu, 07 April 2021

Tes Kesetiaan Majikan

Di rumahku ada empat kucing. Sebut saja namanya Si Cemplon,  Si Ganteng,  Tuan Putri dan satu lagi Si Mbang Telon. Keempat-empatnya sangat lincah dan cakep-cakep, kayak yang punya.  Semuanya hobi mengeong sambil mengekorku ke manapun aku pergi. 

Beberapa jam sebelumnya aku menonton film,  Crayon Shinchan the movie. Nah di situ ada Shiro, anjing pintar yang sangat patuh banget sama Shinchan. Trus aku kepikiran dong, empat kucingku yang 'hobi tidur siang dan ngentutin gue saat dipangku itu' sebenarnya bisa mikir gak sih!? Kalo bisa mikir,  apakah sepandai Shiro? 

Selama ini aku mempercayai jika para 'majikanku' itu bereaksi hanya terhadap makanan. Yeah mereka berkeliaran di sekitarku biar 'gak laper' doang. Biar kalo gatel ada yang garukin. Biar kalo butuh kasih sayang,  ada yang ngelus-ngelusin.  

Nah terus aku kepikiran buat melakukan eksperimen kecil terhadap mereka. And let's try! 

Aku memanggil para kucing-kucing itu ke teras rumah. Suasana pagi ini sangat cerah,  namun muka-muka nyebelin mereka membuatnya agak sedikit mendung. 

"Ngeoong,  mrrr meoong!!" suara kucing ramai saling bersahutan. Mungkin mereka bilang "Ni budak kribo ngapain pagi-pagi buta manggil kita!?". 

Di tanganku ada dry food. Tanpa banyak cingcong langsung aku tumpahkan isinya ke hadapan mereka. Bagai kesurupan para kucing menyantap makanan tersebut. 

Aku segera berlari ke jalan depan rumah. Jaraknya dari mereka makan mungkin sekitar 8 meter. Dari tempat ini aku memanggil mereka. Yap, aku memanggil mereka saat para kucing sedang menyantap dry food. 

"CKKK!! CKKKK!!!!!!" aku menirukan suara cicak dengan cukup keras sambil melambaikan tangan. Mereka mendengar dan menoleh. Nah apa yang terjadi,  pemirsa!? 

Mereka semua menoleh ke arahku. Semua kucing tersebut detik ini berada di sebuah dilema besar. Kok tau?  Kelihatan dari responnya. Muka mereka kek bilang 'Woi,  budak kita ngapain tuh manggil guwe!? Kita kan sedang makan,  goblog!'.

Aku terus memanggil mereka. Wajah dan gerak-geriknya menyiratkan sebuah kebingungan, semacam 'apakah aku harus pergi ke tempat bocah kribo itu!?' atau 'apakah aku harus makan dryfood enak ini!?'.

Dan voila. Walau dengan enggan ketiga kucingku itu berlari meninggalkan dryfood dan menuju ke arahku. Ketiga kucing itu ialah Si Tuan Putri, Si Ganteng,  dan Si Mbang Telon. Aku menyambutnya dengan gembira. Mereka majikan yang berkomitmen dan tahu adab. 

Satu kucing yang tidak merespon panggilanku adalah Si Cemplon. Ia terus aja ngemil dan gak peduli dengan semua polah tingkahku pagi. His face like says 'Bodo amat,  bro!  Pokoknya makan dulu lah,  anjing!'.

Ketiga kucing yang datang aku elus dan peluk. Aku mengajaknya ke tempat semula, tempat Si Cemplon yang sedang makan dengan bahagianya. Mereka bertiga langsung aku beri dryfood sebagai imbalan kesetiaan.

Aku mengarahkan pandanganku ke arah Si Cemplon. Ia balik menatapku. Aku berkata dengan ketus 'DI UJIAN KESETIAAN MAJIKAN INI ANDA TIDAK LOLOS!'. Setelah berkata seperti itu aku kembali nongkrong di jalan. 

Di pinggir jalan tersebut aku meyeruput teh panas sambil berjemur, biasanya sambil baca buku atau main hape. Aku berada di tempat itu biasanya sekitar 1 jam. Terkadang ibuku suka nyuruh sekalian nunggu warung agar sayur yang dijual tak dipatok ayam. Tak jarang sesekali berpapasan dengan warga yang berlalu-lalang.

"Libur,  Yon!?" 
"mlebet kerjo siang,  Mas?"
"Golek vitamin D,  lek?"

Kurasa aktivitas rutin di setiap pagi adalah momen-momen krusialku untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lain. Jadi ya,  walau kelihatannya  kayak 'gak produktif', sebenarnya aku sedang melatih jiwaku untuk selalu bertanggang rasa dan teposliro. 

Saat aku sedang menikmati sinar matahari pagi tiba-tiba kurasakan gumpalan bulu di kakiku. Aku menoleh. Si Cemplon datang!  Ia yang tadi tak lulus ujian kesetiaan kali ini datang nguyel-uyel kakiku. 

Aku menengok ke teras. Dryfood-nya masih ada. Teman-temannya masih makan dengan lahap. Apakah panggilanku yang ia acuhkan tadi baru direspon sekarang? Yah apapun itu aku sedikit senang. Segera saja aku mengelus kepalannya dan berkata. 

"Telat,  kamu! Mplon! Tapi gak papa!  Sini-sini aku peluk!" Aku merapatkan Si Cemplon ke arah tubuhku. Pagi itu akhirnya kami berjemur sama-sama sambil menikmati hidup yang kadang berlalu tanpa aku sadari. 

Mujix
Tribute untuk Si Cemplon yang minggu lalu mati karena makan tikus kena racun. Thank you. 
Simo, 11 Mei 2021